"Pagi-pagi gini gak asik ya, rame pula." keluhku pada Samuel.
Awal semester dua, kami disuruh untuk menghadiri bazar setelah upacara yang diadakan di SMP AD.
Ini kali keduanya aku mengikuti acara yang berlangsung lima tahun sekali.
Pertama kali aku waktu aku kelas satu, aku menggandeng adikku. Tapi sekarang, aku di gandeng oleh orang yang ingin menjadi penjagaku dan telah menjadi kekasihku, Samuel.
Entah pagi ini merupakan kencan atau tidak, karena meski kita bergandengan, suasananya terlalu ramai dan kurang nyaman.
"Kapan ya kita bisa berdua jalan-jalan disini?" tanyaku. Samuel hanya mengangkat kedua bahunya.
Aku pun bingung, karena sejak libur semester kemarin, aku dan Samuel mengisi waktu bersama sambil bekerja, itupun ada Sofi, jadi kami tidak benar-benar pernah berdua.
***
Suatu kebetulan, Aria dan teman-temannya mengambil shift dua hari langsung!
Merupakan kesempatan besar bagiku.
Tapi sayang, di hari selasa Samuel ada acara keluarga, dan hari Rabu hujan turun dengan derasnya.
Aku merasa tidak enak dengan Sofi kalau aku tidak membantunya besok.
"Len, besok malem pergi ke bazar yuk?" ajak Samuel.
Sebenarnya aku senang. Tapi, dengan berat hati aku harus menolak ajakan itu karena sudah dua hari aku tidak membantu Sofi. Jadi, besok shift kerjaku akan ditemani oleh Viny yang senang hati membantu kapanpun.
***
"Makasih ya Vin udah mau temenin. Kamu emang gak ada rencana ke bazar gitu?" tanyaku."Gak ada yang ajak aku ci." jawab Viny sambil tertawa kecil.
"Aria?"
Viny menggelengkan kepalanya.
"Sebenernya cici pengen banget sih pergi kesana sama Samuel berdua, tapi belum sempet. Dan udah dua hari cici gak bantuin Sofi, cici gak enak sama dia." ucapku sambil melihat Sofi melayani pembeli dibalik meja kasir dengan senyumnya yang tak pernah hilang.
Memang sih, makin lama minimarket ini memiliki banyak pengunjung. Aku turut senang, tapi ini membuatku selalu sibuk.
***
Hari sabtu dan minggu minimarket Sofi tutup, jadi hari ini aku bisa mengunjungi bazar dengan Samuel. Aku menelfonnya pagi ini.
"Nanti yuk, selagi minimarket tutup." ajakku.
Tapi, aku agak kecewa dengan jawaban dari Samuel. Dia bilang tidak bisa menemaniku malam ini karena dia bilang dia akan melatih beberapa anak SMP untuk pertunjukkan dance. Dan lagi, dia hanya mengajak adikku.
"Besok aja gimana? Besok aku bisa." ajaknya.
Tentu saja aku menerimanya! Lagipula, besok malam akan menjadi malam terakhir. Dan aku dengar-dengar akan ada pesta kembang api sebagai penutupan, dan kedengarannya menyenangkan.
***
Aku merasa sedih lagi hari minggu ini, karena sejak pagi aku ke gereja bersama keluargaku, hujan tak kunjung reda.
Tapi anehnya, adikku terlihat niat sekali untuk pergi, bahkan oleh hujan pun dia tak terlihat kalah, bahkan dia sampai berlari.
"Happy Sunday ci Elaine, ci Sofi. Om, tante."
Di belakang kami ada Viny dan papanya yang baru keluar dari gereja. Kami saling bersalaman dan mengucapkan Happy Sunday.
"Aria dimana? Tadi kayanya ada dia." tanya Viny padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Sign
FanfictionBiasanya, kisah cinta di kehidupan remaja itu berbentuk segitiga. Tapi bagaimana jika memiliki banyak segi? Harus ada yang dikorbankan, atau mungkin berkorban? Apalagi Friendzone. Friendzone? Sepertinya itu hal biasa, apalagi di SMA!