3

206K 13.9K 518
                                    

Vote dulu jangan lupaaa😚💓


"Gimana sekolahnya, nak?" tanya Mauren.

"Gitu Ma, tadi Diba sempat kena ancam. Soalnya bang Azzam tiba-tiba deketin Diba," katanya.

"Siapa yang ngancam? Namanya? Biar besok di keluarin aja," kata Adrian.

"Eh, kan gak parah, pa. Lagian aku gak takut, kok. Santai aja .... " ucap Diba menenangkan.

"Cabe-cabean ya kak?" tanya Naomi.

"Iya, kayak lo."

"Heh!" seru Naomi kesal.

Diba dan yang lain tertawa, "Azzam besok tolong Diba dipantau ya, jangan sampai gak. Nanti kalau yang ngancam tiba-tiba ngebully Diba kan bahaya, terus kalau ada yang parah tolong langsung lapor ke Mama, biar nanti Mama yang ngurus," kata Mauren.

"Iya Mama ... udah, Mama makan dulu aja, nanti dilanjutin ngomel nya, ya?" kata Azzam setengah bercanda.

"Ih, kamu!"

ΔΔΔ

"Kak gimana rasanya?" tanya Naomi yang sedang berbaring dikasur Diba. Kamar mereka sama. Tapi berbeda kasur, kamarnya bisa dibilang luas. Muat untuk 2 kasur, lemari, 2 rak buku dan perabotan lain.

"Ya biasa aja, gak ada yang istimewa ... Lo gimana?"

"Apanya?"

"Sama cowok lo, udah ganti cowok lagi?" sindir Diba.

Naomi tertawa, "Gak, gue udah lama putus sama Rian. Kemarin baru jadian sama Nino ... Tau gak Nino yang mana?" tanya Nao.

"Nino yang selebgram itu?" tanya Diba.

"Iya woi! Wah, selebgram sama selebgram, makin famous gue," kata Naomi.

"Dasar! Sana lo pindah! Gue mau tidur!"

ΔΔΔ

"Diba, Naomi! Buruan sarapan, nanti telat lagi sayang!" teriak Mauren dari dapur. Sudah pukul 6.45 dan kedua anak gadisnya masih betah didalam kamar.

Diba buru-buru keluar kamar, disusul Naomi. Kemudian memakan sarapannya.
"Bang Azzam mana Ma?" tanya Naomi.

"Belum keluar juga, coba kalian panggilin abangnya," suruh Mauren.

"Lo deh kak," suruh Naomi.

Diba beranjak dari duduknya menuju kamar Azzam.
"Bang, udah jam 7 nih!" serunya dari balik pintu. Tidak ada jawaban, ia memilih menerobos masuk karena kamar Azzam tidak pernah dikunci.

"Bang ... Buruan mandi nya!" seru Diba.

Pintu kamar mandi terbuka menampakkan Azzam yang sudah memakai seragam.
"Iya ini udah siap, ayo." Azzam menarik Diba untuk turun.

"Mau pergi bareng abang?" tanya Azzam.

"Enggak, bawa motor lagi aja."

Diba melepaskan rangkulan Azzam, lalu menyalim tangan Mama dan Papanya, "Diba berangkat duluan, assalamu'alaikum!"

"Dek kalau digangguin lagi bilang ya!"

"Iyaaa!"

"Hati-hati sayang!"

"Iya bang Azzam iya!"

ΔΔΔ

"Diba bawa baju olahraga kan?" tanya Raina.

Diba mengangguk, lalu membuka tasnya dan memindahkan baju olahraganya ke laci meja.
"Ayo," ajaknya ke Raina dan Ghyta. Mereka akan pergi ke kantin terlebih dahulu karena Ghyta minta ditemani sarapan.

"Eh, cewek!" seru Rafa saat tak sengaja melihat Diba lewat.

Diba tidak menggubris, ia terus berjalan. Rafa jadi gemas sendiri, langsung berlari dan menyamakan jalannya dengan Diba.
"Gue Rafa, nama lo Adiba?" tanya Rafa. Diba hanya diam.

"Duh gemes deh, jangan jutek dong, nanti kalau dideketin Azzam jangan mau ya, Azzam banyak ciwi-ciwi nya. Mending sama gue aja, hehe .... " canda Rafa.

"Hm ... Kak, bisa gak jangan deket-deket? Saya risih .... " ucap Diba pelan. Rafa buru-buru menjarakkan tubuhnya dengan Diba.

"Duh maaf, gak sengaja."

Diba hanya mengangguk dan tersenyum tipis, "Kak Rafa jangan di gangguin anak orang!" tegur Raina.

"Iya Rain, yaudah dulu ya, Diba nanti ketemu lagi ya dikantin!" setelahnya Rafa menghilang dari penglihatan ketiga siswi itu.

"Dia playboy banget! Semua mau dideketin," gerutu Ghyta.

Diba menoleh kebelakang, menggelengkan kepalanya, "Emang gitu terus ya? Kalian pernah dideketin?" tanya Diba.

Raina mengangguk, lalu menunjuk Ghyta, "Dia sih, tapi gue gak pernah. Gue galak ke cowok, hehe .... " Diba menganggukkan kepalanya paham.

Mereka sudah sampai di Kantin.
"Duduk aja, gue ambil makan dulu," kata Ghyta.

"Diba, nyaman gak sama kita berdua?" tanya Raina.

"Hm ... Nyaman, sih. Kenapa, Rain?"

Raina tersenyum senang.
"Bagus deh, lo mau gak jadi sahabat kita berdua? Biar lebih deket ... Kalau sekarang kan masih temen, lo mau?" tanya Raina.

Diba tampak berfikir, kemudian mengangguk ragu.
"Apa lo bisa jamin? kalau kalian temenan sama gue gak ngarepin apa-apa, kan?"

Raina tersenyum, "Sahabat gak mandang apapun, Diba. Gue sama Ghyta bisa sahabatan kayak gini karena apa coba? Karena anak disini temenan mandang harta, sementara kita enggak."

Diba tersenyum, "Iya, gue mau .... "

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang