Hening. Hanya ada suara sendok yang menghiasi ruang makan keluarga Clayton.
Adrian berdehem. Membuat semua mata tertuju padanya."Papa minta maaf ya, gara-gara keputusan Papa kamu jadi kayak gini .... "
Diba cuma tersenyum, ia mengangguk, "Lagian Papa gak sepenuhnya salah, mending gak usah dibahas lagi Pa," ucap Diba.
"Kamu suka, ya? Sama Jacob?" tanya Mauren.
Anak itu tersedak, membuat Naomi tersenyum mengejek.
"Enggak kok ... Biasa aja," kata Diba mengelak."Duh, Mama paham ... Mama juga pernah muda, kok. Mama gak larang kamu buat pacaran, apalagi sama Jacob. Tapi kamu harus tau batas, jangan sampai pelajaran keteteran karena kamu pacaran!" kata Mauren menasehati.
"Gak ada yang pacaran, Ma .... "
ΔΔΔ
Flashback on
"Jadi, gimana hubungan kita berdua?" tanya Jacob.
Diba menoleh, berdehem.
"Emang gimana? Lo kan bilang sukanya sama Diba yang satu lagi, bukan gue, Bang." gadis itu menatap lurus kedepan."Ya ... Kan kemarin gue masih emosi! Beda lah sama sekarang .... " elak Jacob.
"Ya gue gak tahu lah,"
"Jadi awkward gini .... " kata Jacob, ia jadi bingung harus memulai dari mana.
"Kalau gue bilang gue suka sama lo, gimana? Lo juga bakalan suka sama gue gak?" tanya Jacob membyat Diba terdiam.
"Lo mau gue jawab jujur atau bohong?" tanya Diba.
"Jujur lah!"
"Yaudah, gue emanh suka sama lo ... Cuma gue gak bisa pastiin, kita masih remaja. Gue gak tahu pasti sama perasaan gue, apa gue bener-bener sayang sama lo sebagai Jacob, atau sebagai abang gue ... Gue gak bisa mastiin sendiri," katanya.
Jacob tersenyum tipis. Ia mengangguk paham.
"Kalau gue ngajak pacaran, gimana?"
"Hah?"
"Kenapa tiba-tiba?""Yaa ... Gak tiba-tiba lah? Kan lo udah tahu perasaan gue duluan, kalau masalah perasaan lo ... Mungkin nanti sambil pacaran sambil lo mastiin perasaan lo, hehehe."
"Ih, jadi maksa dong?!" tanya Diba.
"Enggak. Kalau lo gak mau juga gakpapa, gue bisa nunggu lo sampai bener-bener pasti."
ΔΔΔ
Diba membaringkan badannya, memgingat sebagian obrolannya dengan Jacob siang tadi. Ia masih bingung dengan perasaannya sendiri.
Sekarang dia benar-benar suka dengan Jacob apa tidak, sih?!
Gadis itu menghela napas kasar. Ia memilih untuk tidur lebih cepat, dia terlalu lelah memikirkan yang terjadi hari ini.
Sementara itu ....
Jacob sedang berkumpul dengan teman-temannya. Sudah lama tidak berkumpul kan ya.
"Gimana lo sama adek gue?" tanya Azzam.
"Yaelah, dia aja belum pasti suka apa enggak. Yakali gue langsung ngegas gitu maksa dia buat pacaran? Sorry man, gue gak gitu," kata Jacob diselingi kekehannya.
Rafa menggelengkan kepalanya. Merentangkan tangannya, kemudian mengusap kebelakang rambutnya.
"Makanya, belajar dari gue lah. Perlu gue ajarin cara deketin cewek?" tanya Rafa menawarkan dirinya.
Aiden dan Azzam berakting seperti mau muntah.
"Gaya lo, player kelas kakap mah beda ya, yang udah pro mah bebas." mereka semua tertawa karena ucapan Aiden barusan."Eh iya, Zam! Lo bilang Diba minta buat ke Finlandia bareng Nenek lo kan?" tanya Rafa. Azzam mengangguk.
"Jadi gak?" tanyanya lagi.
Azzam menggeleng ragu.
"Mungkin enggak, dia kan pergi karena masalah kemarin. Sekarang masalanya udah kelar, jadi gue yakin dia gak bakal pergi .... " kata Azzam yakin."Emang iya?" tanya Jacob.
"Iya, duh untung aja lo gercep. Kalau aja lo gak ngumpulin kita semua dan masalahnya selesai, pasti udah ditinggal Diba ke Finland sana lo!" kata Aiden.
Jacob mengelus dadanya. Ia bersyukur Diba tidak jadi pergi.
Sedang asik-asiknya mereka bercanda ria. Ponsel milik Azzam bergetar. Laki-laki itu langsung menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.
"Assalamu'alaikum, kenapa Ma?"
"Diba ikut nenek ke Finland. Kamu cepet pulang ya!"
"Hah?!"
Jacob menatap ketiga temannya dalam diam.
"Kenapa lo?" tanya Jacob keheranan."Diba beneran ke Finlandia .... "
![](https://img.wattpad.com/cover/80081971-288-k625854.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd ✔️
FanfictionHighest rank #13 in Teenfiction #14 in remaja #1 in fanfiction Ini cerita yang akan menceritakan tentang gadis yang berubah menjadi seorang nerd, demi mendapatkan teman yang benar-benar real dan tidak ha...