21 (2)

123K 8.3K 201
                                    

VOTE DULU DONG BARU BACAAAA
Heran banget banget. Kalian protes karena gue gajadi bikin diba ke finland. Terus gue bikinin dia ke finland juga pada rewel. Maunya apasi 😩

Ntar kalo kedepannya jadi ga sesuai ekspetasi gitu maap deh ya
Soalnya gak mood

ΔΔΔ

"Beneran ikut Nenek?" tanyanya langsung. Azzam baru saja masuk kedalam rumah dengan terburu-buru, napasnya masih tidak beraturan. Ia membawa motor dengan buru-buru, sampai hampir menabrak anak kucing.


Adrian masih diam, begitu juga Naomi.
"Diba tinggal disana sama Nenek, kenapa pada khawatir, sih? Lagian aku gak tinggal sendirian ... Mama sama Papa bisa jenguk aku sebulan sekali kan?" tanyanya Diba tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Yeu dikira indo-finland murah wqwq. Ohya holkay bebas cuy.

"Apaan sih, dek? Kenapa jadi ikutan pergi? Lo baru juga masuk sekolah, udah mau pindah aja?" tanya Azzam bertubi-tubi.

"Terserah aku lah! Lagian Finland pendidikannya bagus, gak ada salahnya kan?" elak Diba. Ia memasang wajah kesalnya juga.

Azzam memasang wajah kesalnya. Mukanya berkerut. Ia menatap Diba sinis.

"Kapan berangkatnya?" tanya Adrian, akhirnya ia berbicara.

"Besok," jawab Diba, setelah itu ia naik keatas menuju kamarnya. Ia harus membereskan barang-barangnya. Ia menghela napasnya, menatap sekeliling kamarnya. Ia bersyukur karena ujian tengah semester sudah lewat, jadi dia tak perlu pening memikirkan tertinggal ujian, dan mungkin bakal bikin ribet.

Naomi masuk kedalam kamar, dia ngunci pintu. Dia tiba-tiba meluk Diba dari samping. Matanya udah berkaca-kaca, bikin Diba jadi gak tega. Diba senyum lebar, terus ngapus air mata Naomi yang udah ngalir. Dia ngedeketin mukanya ketelinga Naomi. Membisikkan sesuatu. Naomi berhenti menangis, kemudian memeluknya semakin erat. Tangisannya kembali pecah saat Diba membisikkan sesuatu kepadanya, "Lo jahat!" serunya, tapi makin mengeratkan pelukannya dengan Diba.

  ΔΔΔ  

Azzam keluar kamar dengan wajah kusutnya. Dibawah nenek dan kakeknya sudah menunggu. Mereka akan ke Bandara bersama-sama. Diba juga sudah dibawah, ia sedang bercanda dengan neneknya. Azzam menghampiri keduanya, ia menyalami sang nenek.

"Kamu baik-baik disini, jagain Naomi ... Jangan marah Diba nenek bawa!" seru neneknya. Azzam menganggukkan kepalanya.

"Nenek baik-baik juga disana ....- "

"Duh, kamu ini ... Kami belum berangkat kok!" potong sang kakek. Azzam membalikkan badannya. Ia memeluk kakeknya dan menyalaminya.

"Sudah, ayo berangkat ... Nanti bisa ketinggalan pesawat!" 

Azzam memeluk Diba, sejak dimobil tadi. Dia bahkan enggan melepaskan genggaman tangannya pada Diba. Naomi sudah anteng saja sejak tadi, dia sudah puas menghabiskan waktu dengan Diba tadi malam. Bahkan sampai sekarang, mereka sudah sampai di Bandara. Jacob dan yang lain ternyata sudah menunggu. Diba tersenyum menatapnya. 

"Dib ... emang lo harus banget pergi?" tanya Raina, matanya sudah berair. Masa baru saja mereka bersahabatan, sekarang Diba harus pergi jauh.

Diba hanya menanggapinya dengan tersenyum. Mereka bergantian memeluknya, kecuali yang cowok ya. Diba juga menyalami beberapa saudaranya yang datang untuk mengantar mereka. Sampai akhirnya dia berhadapan dengan Jacob.

Jacob bahkan seperti enggan menatapnya. Diba tersenyum, ia ingin sekali tertawa sekarang menatap wajah lelaki itu, tapi ia tahan-tahan.

"Lo siap buat nungguin gue?" tanyanya dengan nada seperti menantang.

"Kalau gue gak sayang gue gak bakal mau nungguin lo ... Untung gue sayang, lagian gue juga kesel sama lo, kenapa lo pergi pas kita udah baikan? Disaat gue udah nyatain per ...- "

"Aih, jangan curhat. Ntar kepanjangan, gue pergi bakalan balik kok! Buat masalah perasaan gue juga belum mastiin, bang. Lo kan tahu sendiri .... " potong Diba.

"Gue takut ... Lo balik dan ternyata emang bener-bener gak ada perasaan buat gue, nanti kalau lo balik bareng cowok lain, gue gimana ?!" tanya Jacob.

"Amin ... Doain aja, ya. Kayaknya cowok di Finlandia ganteng-ganteng .... " canda Diba. Jacob gemas sendiri. Ia mencubit pipi Diba gemas. Bagaimana pun juga dia tidak boleh egois, dia tidak memiliki hak untuk itu.

Ia menatap Diba, lalu tersenyum. Lelaki itu mengacak rambut Diba, membuatnya cemberut. 

"I will miss you .... "

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang