37

81.6K 4.9K 100
                                    

"Itu mereka pacaran, ya?"

"Wah, gak dapat Jacob. Anak baru pun jadi."

"Cocok sih woy, biar bang Jacob sama gue hehehe."

Diba tetap berjalan disebelah Iqbaal. Mereka berangkat bersama hari ini. Diba memeinta Iqbaal untuk menjadi supirnya selama ia mager membawa kendaraan ke sekolah. Sementara Iqbaal hanya menurut, selagi dia gak punya gebetan. Itu gak bakal jadi masalah.

Diba duduk dikursinya, gitu juga Iqbaal. Mereka berdua sama-sama belum sarapan, "Mau sarapan dulu, gak? Bel masih lama nih mungkin," ajak Iqbaal ke Diba. Diba masang wajah kayak lagi berfikir keras.

"Biasa aja sih, udah ayok! Nanti maag lo bisa kambuh kalau kelamaan mikir." Iqbaal narik tangan Diba, untung saja Diba gak tersandung.

Mereka jalan lagi ngelewatin koridor kelas 12. Walaupun mereka setingkat tapi tetap aja yang namanya biang gosip mana bisa jauh dari menggosip. Apalagi sekarang, anak ips udah berkumpul didepan kelas mereka dan natap Diba-Iqbaal yang jalan beriringan ke kantin.

Diantara iri dan pengen punya teman cowok kayak gitu, kurang lebih.
Diba gak tahan ditatap seperti itu, menarik Iqbaal agar dia mempercepat langkahnya.

Akhirnya mereka sampai dikantin yang cuma diisi beberapa murid. Iqbaal ngambil makanan, sementara Diba disuruhnya menunggu dimeja saja. Kemudian dia kembali dengan sarapan mereka berdua.

"Ih, gue kan bosen makan nasi goreng ... Lo malah makan nasi uduk, kan gue mau juga!" keluh Diba disertai wajah ditekuknya.

Tapi begitu pun dia juga tetap menyuapkan nasi goreng itu kemulutnya. Iqbaal gemas sendiri, ia mengganti piring Diba dengan piringnya.

"Udah kan? Gak usah bawel, masih pagi nih!" omel Iqbaal dibalas cengiran khas Diba.

Mereka makan dalam diam. Diba memakan nasi uduk bersama ayam dan telur, juga cabe yang bisa dibilang tidak pedas, malah manis.
Iqbaal natap Diba yang masih serius makan sambil menatap ke layar HP-nya. Tangannya meraih tisu, kemudian mengelap bibir Diba yang terdapat nasi.

Diba mengangkat kepalanya, kemudian menatap Iqbaal dengan alis terangkat sebelah.
"Modus lo ya!" tuduhnya membuat Iqbaal menarik tangannya dari wajah Diba.

"Mau banget gue modusin, hm?" tanya Iqbaal sambil menaik-naikkan kedua alisnya.

Diba mendelik, "Ih ogah, kalau mau modus ke yang lain aja," kata Diba.

"Ikhlas lo gue godain yang lain? Gak bakal cemburu, kan?" tanya Iqbaal.

"Ih, gue lempar sepatu mau lo?!"

Iqbaal tertawa kemudian beranjak dari duduknya, ia mengajak Diba untuk kembali ke kelas. Lelaki itu tak segan merangkul Diba didepan anak-anak seangkatan mereka, dan adek kelas.

"Iiih, lepassss Iqbaaalll!" gerutu Diba, ia berusaha melepaskan rangkulan mantan kekasihnya.
Iqbaal menulikan telinganya, ia tetap merangkul Diba dan malah mempercepat langkahnya. Hal itu membuat Diba kewalahan karena kaki panjang Iqbaal.

"Gue bilangin mama!" sentak Diba dengan wajah cemberut. Jatuhnya imut. Gadis itu duduk dikursinya, tak mau memperdulikan Iqbaal yang malah tertawa terbahak-bahak sekarang.

Raina dan Ghyta masuk, mereka menatap Diba dan Iqbaal dengan mata menyipit.

"Lo berdua balikan, ya?" tanya Ghyta.

Diba melotot, "Apasih, Ghyt?!" serunya tak santai.

"Eh, santuy mbak. Nge-gas banget, gue denger dari anak-anak dikoridor, kalian udah kayak orang pacaran aja. Ke kantin dirangkul gitu," kata Raina.

Diba menekuk wajahnya, "Gue juga gak mau loh ya dirangkul dia gitu! Dia aja yang kegatelan!" kata Diba, Iqbaal menatapnya sekilas. Kemudian kembali sibuk dengan HP-nya.

"Oh iya, lo udah tahu? Kak Jacob masukin foto sama calonnya," kata Raina. Diba terdiam. Iqbaal juga.

"Dib??? Oke gak? Gue kira lo udah tahu ... Maaf ya, Dib?" Raina mulai panik.

"Gak ah, biasa aja. Gue udah lupain dia kok!" ucap Diba sok tegar. Padahal dihati dia nangis.

"Serius?" tanya Ghyta juga ikut khawatir.

Diba mengangguk, lalu tertawa kecil.
"Lagian bukan jodoh kali, gue punya kalian sekarang aja udah seneng kok. Gue juga putus sama dia baik-baik, jadi gak ada alasan buat musuhan sampai benci sama cewek yang deket sama dia," kata Diba panjang lebar. Raina dan Ghyta tersenyum lebar, lalu meemluk Diba bersamaan.

Iqbaal tersenyum tipis melihat ketiga perempuan itu. Kemudian menatap layar HP-nya daj tersenyum miring.

ΔΔΔ

"Dib, kalau gue deketin cewek gimana?" tanya Iqbaal.

"Ya enggak gimana-gimana, lah. Emang urusan sama gue apa? Gak ada kan?"

"Siapa tahu lo cemburu gitu, kan gue gak enak juga," jawab Iqbaal. Dia masih fokus menyetir.

"Apa banget lo, gue biasa aja. Tapi, ya pastiin lah lo dapat cewek yang baik, bener, bisa perhatian kayak gue waktu pacaran sama lo. Biar lo gak nakal lagi kayak dulu," usul Diba.

"Gitu ya? Yaudah gue deketin deh dia, kali aja mau kan sama gue," kata Iqbaal.

"Emang cantik ya ceweknya?"

"Banget, kalo di gue .... "

"Seangkatan kita?"

"Iya, satu sekolahan malah."

"Raina atau Ghyta?"

"Bukanlah! Gila aja, gue masih punya akal buat ngerebut cewek orang."

"Hahaha ... Lagian disekolah emang ada yang kayak gitu?"

"Ada, buktinya gue aja nemu."

"Siapa emang?" tanya Diba.

"Lo."

ΔΔΔ

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang