14

155K 10.1K 392
                                    

Makin kesini makin nurun aja woe. Paniq saia:') sedi juga. Jangan lupa vote ya buat yang baru baca💓 makasi yang suda mau vote 😘





"Diba ... Kita satu tempat duduk, kenapa sih kamu gak mau bicara sedikitpun?!"

Diba menghela napas. Ia melirik Iqbaal sekilas, "Gue udah bilang, gue gak suka liat lo! Ngeyel banget, sih?!" kesabarannya sudah hampir habis. Terhitung hampir 2 minggu Iqbaal berada disekolah ini, membuatnya naik pitam.

Setiap pagi ia disambut dengan Iqbaal, saat jam istirahat lelaki ini mengekor sampai kantin, saat pulang dia juga mengekor sampai parkiran. Bahkan kemarin secara terang-terangan mengikuti Diba pulang sampai kerumah.

Oke. Kalau saja mereka masih pacaran, mungkin Diba akan tersanjung karena Iqbaal seperhatian itu dengannya, tapi sekarang keadaannya berbeda.

Diba akhirnya membereskan semua barang-barangnya dan pindah kekursi tempat Khaila duduk. Ini sudah 2 minggu juga setelah insiden itu, Khaila bakal disidang dan kemungkinan besar dia bakalan masuk penjara.

Ah, Diba jadi ngeri membayangkannya. Walaupun ia sekarang merasa lebih aman karena tidak ada yang mengganggunya lagi.

"Dib, gimana keadaan Khaila?" tanya Zanifa -teman sebangku Khaila.

"O-oh, aku gak tau ... Kalau gak salah minggu ini sidangnya, kemungkinan dia buat bebas kecil banget, kamu tau kan kalau buktinya emang udah banyak ... Yang jadi saksi juga bukan aku sendiri," jelas Diba.

Zanifa tersenyum, lalu mengangguk.
"Bagus deh, gue lega ... Gue juga tertekan batin duduk sama dia, dia seenaknya banget. Suka nyuruh ini itu, padahal gue kan bukan temen dia. Kalau gue gak mau ngelakuin dia selalu ngancam buat keluarin gue dari sekolah, tapi bagus sekarang udah gak ada dia!" tutur Zanifa.

Diba tersenyum lega. Ternyata Zanifa tidak jahat seperti Khaila.
"Kamu gak ada kesel sama aku?" tanyanya.

Zanifa terkekeh, "Ngapain? Buang-buang tenaga doang, lo gak pernah buat masalah sama gue, jadi gue biasa aja ... Gue emang sama kayak yang lain, suka sama geng nya kak Azzam, tapi gue gak sefanatik mereka, dan gue sadar mereka itu terlalu susah di gapai," kata Zanifa.

Diba ikutan tertawa, "Untung aja, aku kira kamu bakal musuhin aku juga ... Makasih banget udah baik sama aku," ucap Diba.

Zanifa mengangguk.
"Lo deket sama Iqbaal?" tanya Zanifa. Diba menatap Iqbaal yang kini menyembunyikan kepalanya dilipatan tangannya.

"Gak terlalu, kenapa? Kamu suka, ya?"  tebak Diba.

Zanifa tersenyum, "Dia baik ... Cuma kayak lagi nungguin seseorang, gue mau deketin, tapi gue jadi gak enak kalau dugaan gue bener," katanya.

"Mau aku bantu deketin?" tanya Diba.

"Bisa emangnya?"

ΔΔΔ

"Mau gue anterin pulang?"

"Eh?!" Diba kaget, Jacob tiba-tiba berada disampingnya. Lelaki itu tersenyum kepadanya.

"Aku bawa motor, kok. Kakak duluan aja," ucapnya.

Jacob jadi salah tingkah karena ditolak, "Mungkin lain kali, ya?" gumamnya. Diba cuma tersenyum tipis menanggapi.

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang