16

152K 9.3K 244
                                    

"Makasih ya, traktirannya ... Nanti kalau bisa aku datang kerumah kakak, kok!" seru Diba dari luar. Jacob menganggukkan kepalanya.

"Rumah lo yang mana?" tanya Jacob. Ia sempat heran, soalnya Diba meminta untuk diturunkan tepat didepan rumah Azzam.

"Ah, rumah aku masuk gang disana ... Kakak pulang aja, aku tungguin dulu," katanya. Jacob mengangguk, ia merasa sedikit aneh saat Diba menunjuk gang diseberang sana. Kenapa gadis ini tidak memintanya untuk mengantar didepan gang? Padahal kan Jacob bisa memutar. Tapi, ia buru-buru melupakan itu, tidak baik untuk berprasangka buruk, baginya.

Setelah Jacob benar-benar pergi, Diba masuk kedalam rumah. Buru-buru membersihkan wajahnya.

"Huh ... Untung aja enggak ketahuan!"

ΔΔΔ

Diba dan Azzam berjalan beriringan masuk kedalam rumah Jacob. Rumahnya lumayan mewah, tapi kalau dibandingnya dengan rumahnya ini masih setengahnya, mungkin?

Kali ini dia menjadi Diba yang sebenarnya. Ia terlalu malas untuk mengubah wajahnya menjadi kusam. Ia bosan jadi jelek terus, jadi sekarang dia berubah jadi cantik dulu.

 Ia bosan jadi jelek terus, jadi sekarang dia berubah jadi cantik dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata Raina dan Ghyta sudah sampai duluan. Mereka lagi duduk diruangan tempat biasanya Azzam squad berkumpul kalau kesini.

"Diba gak dateng, ya?" tanya Jacob.

"Gue Diba?" kata Diba sambil menunjuk dirinya sendiri.

Jacob tersenyum tipis, wajahnya seperti mengatakan kalau dia sedih.

"Gak usah ke-geeran!" celetuk Aiden sambil mencubit pipi Diba gemas.

"Emang bang Jacob kenapa? Lagi suka seseorang ya?" tebak Diba.

"Apaan? Enggak, ah! Jangan ngarang-ngarang," elak Jacob.

Diba tertawa, ia jadi ingin tahu apa Jacob suka padanya atau tidak.
"Lah, cerita lah Bang! Biasanya blak-blakan aja, kenapa jadi diem gini?" desak Diba. Jacob gemas sendiri, ia memilih duduk disebelah Diba.

"Kepo banget bocah," katanya sambil mengacak rambut Diba.

"Kalau diingat, udah lama banget gak sih? Kita ngumpul gini? Terakhir kali sebelum Diba ngurung diri buat ketemu semua orang, iya kan? Oh iya, kemarin mah belum ada si playboy ini ya?" tanya Aiden. Rafa memukul kepala Aiden pelan, Semua tertawa, Raina dan Ghyta juga tertawa tapi setelah mereka diam, menjadi pendengar yang baik.

Jadi, Rafa itu baru kenal sekitar 2 bulan gitu, karena dia dulunya nakal. Beda banget sama Azzam, Aiden dan Jacob. Makanya dia gak disebutin sama Jacob tadi.

Oke balik ke cerita!

"Aaa, jangan ingatin lagi! Mending bahas yang lain, kayak bang Jacob yang lagi kasmaran contohnya?" usul Diba.

"Duh, ini semangat apa semangat ya .... " sindir Rafa.

Huhu, Diba hampir lupa kalau Rafa tau dia nyamar disekolah.
Diba cuma nyengir-nyengir gak jelas.

"Gak kasmaran! Cuma gimana ya, gue kayak nyaman gitu?"

"Aduh kak, ada gue sama Raina nih! Gak jamin kita bisa jaga rahasia loh, ya!" seru Ghyta jahil.

"Santai ... Gak pa-pa kalau dia tahu, nanti gue gak susah banget jelasinnya kalau emang beneran jadi,"

Aelah jadi aja, sekarang juga gue ladenin, batin Diba. Padahal dia sekarang deg-degan lagi.

"Gue nyaman, sih. Soalnya dia kayak, beda gitu? Kelakuan dia mirip lo banget, dek! Baru ingat, lo malu-malu gitu pas kita pertama kali kenal, dia juga gitu .... "

"Terus tadi gue ajakin makan ditemoat biasa kita sarapan rame-rame ... Dia gak nolak, biasa aja. Diem, ngikutin, gue pesenin soto juga dia oke oke aja ... Coba tuh cewek lain, pasti mencak-mencak terus minta pindah nyari cafe."

"Terus ... Dia manja, kayak lo juga. Heran, kenapa bisa sama gitu ya?" tanya Jacob. Yang lain udah panik sendiri gimana kalau Jacob bisa sadar. Aiden juga, dia kan belum tahu.

"Gimana bisa mirip? Beda lah! Gue kan cantik, dia mah apa?" kata Diba.

"Iya karena dia beda gue suka, tapi kalau dia gue ajakin ke salon gitu boleh kali? Kali aja berubah jadi cantik."

"Niat banget lo! Gak usah aneh-aneh. Asal usul dia gak jelas," kata Rafa, berusaha mencegah. Diba mulai masang wajah panik. Mukanya udah gak nyelo, dia udah mulai resah.

Ya allah, seriusan gue nyesel mancing dia nyeritain tentang gue sendiri, batin Diba.

"Bang gue laper, temenin ambil makan." Diba berdiri terus narik Azzam buat keluar. Jacob nahan tangan dia. Diba jadi panik sendiri, takut kalau misalnya Jacob udah sadar.

"Lo ...

Kalau mau makan sama gue! Azzam mana tau letak makanan dimana!" seru Jacob, ia malah menarik tangan Diba.

"Duh mati!" kata Azzam refleks sesudah Diba dan Jacob pergi.

Aiden gak tau apa-apa. Dia masang muka bingung.
"Ini kenapa muka lo semua panik gitu?" tanya Aiden heran.

"Duh, lo diem aja ya? Diba itu ... Diba yang ada disekolah, Jacob gak tahu tuh. Jadi kita panik kalau sampai dia tahu .... "

Rafa keceplosan. Azzam refleks mukul dia kuat, "Ember banget lo! Serius," kata Azzam.

Rafa menutup mulutnya. Ia membulatkan matanya. Kesannya cute gitu.

Mampus, cute banget. Batin Ghyta.

"Yaudah tinggal kasih tahu Jacob, gimana? Gak susah-susah, kan?" tanya Aiden polos.

Semuanya natap dia horor.
"Gini aja, lo semua tau kan? Jacob kayak suka gitu sama Diba? Gimana kalau kita diemin aja? Bikin dia pastiin perasaan dia dulu, baru kita kasih tahu ... Kan gak lucu banget, dia belum suka tapi udah dikasih tahu, nanti batal suka gimana? Kan gak lucu. Perlu kalian tau adek gue sekarang tiap malam suka teriak-teriak dikamar kalau habis ketemu Jacob. Rada sinting gitu," jelas Azzam panjang lebar.

Semua diam. Masih mencerna kata-kata Azzam yang panjang banget. Detik berikutnya Rafa ngangguk,

"Gue paham!"

"Gue juga paham!" disusul Raina. Kemudian Ghyta. Semuanya serentak natapin Aiden.

"Gue gak paham .... "

Mereka serentak ketawa ngakak sambil ngatain Aiden.

"G*bl*k,"

"Anj*r ngeselin!"

"Astagfirullah,"

"Gak boleh ngatain, ntar dosa .... "

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang