29

109K 6.1K 289
                                        

Rafa membuka kotak bekalnya, ia menolak saat Jacob menawari akan mengambilkan makanannya. Dengan bangga ia mengatakan "Sorry, bro! Kali ini gue makan bekal, lo dulu aja." begitu katanya.

Diba, Raina dan Ghyta bergabung sambil membawa nampan berisi makanan mereka masing-masing. Diba mengambil posisi duduk disebelah Azzam, dihadapan Jacob.

Azzam meraih kimchi yang ada dinampan milih Diba, kemudian memakannya. Adiknya tak mempersalahkan itu, Diba memaklumi karena kimchi dipiring Azzam sudah habis.

Rafa menatap Ghyta yang duduk didepannya sambil melahap sandwich yang Ghyta berikan padanya. Dia sempat-sempatnya mengunyah sambil tersenyum menatap Ghyta. Ghyta mengalihkan pandangannya, gadis itu membiarkan Rafa melakukan apa yang dia mau. Dia tidak mau menanggapi.

Rafa geram, ia diabaikan Ghyta. Padahal tadi pagi anak itu biasa saja, malah masih memberi senyum kepadanya. Rafa menendang kaki Ghyta, Ghyta menoleh dan melotot menatap Rafa. Bahkan dia tidak merasa bersalah, dia memeletkan lidahnya menatap Ghyta.

Rafa memberikan jempolnya setelah berhasil menghabiskan bekalnya. Mengatakan kalau itu enak. Hati Ghyta menghangat, gadis itu tersenyum sambil menunduk menatap makanannya. Baru kali ini cowok mengatakan kalau masakannya enak, coba saja dia memberikan bekal kepada abangnya, pasti dengan senang hati abangnya berkata, "Makan masakan lo? Sorry selera gue gak rendahan." Ghyta tidak sakit hati, sih. Memang kelakuan abang laki-laki kebanyakan seperti itu.

Raina melirik kesebelahnya. Telinga Ghyta memerah.
Ia melirik kedepannya, dimana Rafa masih setia menatap Ghyta yang sedang makan. Detik berikutnya senyum miring menghiasi wajahnya.

"Ekhem!"

Sontak semuanya menoleh, menatapnya bingung.

"Lo kenapa Na?" tanya Aiden kaget.

"Keselek, soalnya gue kayak mencium bau-bau pasangan baru disekitar sini," kata Raina. Kemudian meneguk es tehnya.

"Hah?" - Ghyta.

"Sumpah? Siapa?" - Azzam.

"Wah gila sih, temen kok rahasia-an ya sekarang?" - Aiden.

"Siapa Rain?" - Rafa.

Raina menggelengkan kepalanya. Menatap Rafa sinis.
"Aduh, kenapa jadi sok-sokan gak tahu gitu yaaaa .... " sindir Raina, membuat Aiden makin mengernyit bingung.

"Beneran apa Raina yang halu, sih?" tanya Aiden.

"Tanya sama yang disebelah lo, kak ... Dari tadi senyum-senyuman berdua, pantesan gue kira apa tadi yang nyenggol kaki gue, ternyata ada yang tendang-tendangan kaki dibawah," sindirnya lagi.

Telinga Ghyta makin memerah, ia menunduk. Membiarkan rambut panjangnya menutupi muka yang memerah karena malu.

Rafa terkekeh, "Doain aja udah, belum jadi ini .... " kata Rafa disertai kedipan diakhir.

Semuanya tertawa, Azzam menggelengkan kepalanya.
"Yang ini jangan sampe lo sia-siain, rugi!" serunya, dibalas acungan jempol oleh Rafa.

"Eh ... Gue mau ke toilet dulu, ntar lo duluan aja ke kelas ya!"

Sepeninggalan Raina, Aiden makin menjadi-jadi menggoda Rafa dan Ghyta. Ghyta cemberut, ia kesal karena diledekin teman-temannya.

"Dib, nanti lo bareng gue apa Jacob?"

"Gue!" seru Jacob cepat.

"Santai mas bro, gak usah ngegas. Yaudah ntar pulang jangan lama, soalnya nanti malem ada acara keluarga gitu," kata Azzam, Diba mengangguk paham.

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang