Prankkk!!!Gadis itu terlonjak kaget, ia keluar kamar dan menatap kebawah. Vas bunga milik mamanya pecah, dan dibawah sana ada dua orang remaja yang sednag bergelut saling memukul satu sama lain.
"JACOB! JEFFREY!" pekiknya, lalu turun kebawah menghampiri keduanya. Mereka bahkan tidak berhenti saat melihat Diba mendekat. Diba melerai keduanya.
Sudut bibir Jacob sobek dan hidungnya mengeluarkan sedikit darah.
Sementara si Jeffrey hanya ujung bibirnya yang sobek.
Diba menjauhkan keduanya, Jacob berada diujung sofa, dan Jeffrey disisi lainnya. Ia kembali sambil membawa kotak P3K. yang pertama ia bantu membersihkan luka adalah Jeffrey. Dari awal gadis itu duduk disebelah Jeffrey, Jacob ikutan mendekat. Jadi ia berada ditengah kedua lelaki yang baru saja berkelahi membuat rumahnya berantakan.Jeffrey memejamkan matanya menahan perih akibat kain yang dingin yang digunakan Diba untuk membersihkan lukanya. Gadis itu kemudian memberikan salep lukanya. Jeffrey menggeram karena perihnya. Membuat Diba berdecak kesal menatapnya.
Jacob juga geram sendiri, bahkan lukanya lebih parah. Tapi, Diba hanya memberikannya tisu untuk membersihkan hidungnya yang mimisan. Saking geram sekaligus cemburu, ia menarik Diba agar berbalik dan mengurusi lukanya. Diba menghela napasnya sabar, ia juga mulai membersihkan luka milik Jacob. Selang beberapa detik, badannya kembali ditarik Jeffrey.
"Duh, ini luka gue belum beres, Dib ... si goblok nanti aja, gue lebih penting," kata Jeffrey. Lagi-lagi gadis itu hanya menurutinya dengan sabar. Dan untuk kesekian kalinya, entah sudah berapa kali badannya ditarik kekiri dan kekanan, Diiba menghempaskan apa yang ia pegang ditangannya. Si cantik itu menatap keduanya kesal.
"Kalian maunya apasih?!" bentak Diba dengan wajah sangarnya.
Keduanya terdiam.
"Dia duluan yang masuk rumah langsung mukulin gue, baru juga gue bukain pintu."
"Lo duluan, udah tahu dia pacar gue, ngapain lo rangkul-rangkul, HAH?!"
"Apa lo?! Lo kira gue ngelakuin tanpa alasan? Lo deket sama cewek lain boleh, giliran cewek lo cuma deket sama gue temennya gak boleh ... waras?!" Tanya Jeffrey, ia menatap sinis Jacob.
"Gue sama dia juga temen! Gak usah sok- .... "
"DIEM BISA GAK SIH HAH?!"
Keduanya terdiam. Wajah Diba memerah dibuatnya. "Lo berdua bocah banget, tahu gak? Lo juga Jac, yang dibilang Jeff itu bener ... gak usah ngelak. Seharusnya dari awal dia meluk lo, lo harusnya nyamperin gue, lo juga Jeff! Dia mukulin lo diladenin juga, seharusnya lo dorong aja dia keluar rumah. Coba kalau mama sampai tau Vas bunga dia pecah gara-gara kalian berantem, gimana? Mau lo diusir dari sini?"
Keduanya terdiam. Mendengarkan omelan dari Diba. Jacob malah makin merasa bersalah dibuatnya.
"Dib ... maaf, besok gak- .... "
"Lo pulang dulu lah, gue capek banget. Besok lagi bicarain, gue gak mood. Kalau kayak gini mah kita break aja dulu sampai mantan lo hilang dari bumi."
ΔΔΔ
Terhitung sudah 2 hari mereka diam-diaman. Diba uring-uringan, begitu juga dengan Jacob. Kali ini Jacob sudah mempersiapkan dirinya. Apapun itu, hari ini mereka harus baikan dan kembali seperti semula. Jacob juga sudah tidak dekat lagi dengan Sheila, gadis itu bilang percuma mendekati Jacob tapi lelaki itu sudah punya pacar. Sia-sia.
Jacob memasuki rumah Diba dengan pakaian yang rapi. Lelaki itu masuk kedalam rumah dan bertemu Mauren juga Adrian yang sedang duduk disofa sambil menonton tv. Jacob menyalami keduanya.
"Tante, Diba-nya ada gak?" tanya Jacob sopan.
"Oh ada, kok. Lagi dikamar sama Nao mungkin, tante panggilin dulu ... Emangnya mau kemana, Jac?" tanya Mauren.
"Itu ... Kita lagi berantem Tan, Om ... Jadi Jacob mau nyelesaikan masalah berdua aja, boleh gak Om anaknya dibawa bentar?" tanya Jacob, berusaha tenang. Padahal dalam hatinya deg-degan parah.
"Gak apa, daripada dia uring-uringan mulu kayak gak ada semangat hidup ... Asal jangan pulang malem aja," kata Adrian. Jacob memgangguk mantap. Mauren sudah pergi keatas untuk memanggil Diba.
Selang beberapa menit, Jacob yang lagi asik ngobrol bareng Adrian dan Azzam yang baru datang mengalihkan pandangannya saat Diba dan Mauren turun dari tangga.
Wajah kusut Diba sudah tergantikan dengan wajahnya yang sekarang sudah dipoles make up tipis.
"Perginya jangan sampai malem banget ya, Jac. Ini udah jam 8 soalnya," kata Mauren. Jacob mengangguk paham. Mereka pamit kemudian ia menarik tangan Diba keluar rumah.
Sudah sampai dipintu depan rumah, Diba malah melepaskan genggaman tangan Jacob dan masuk kedalam mobil duluan. Tidak, pacarnya itu tidak boleh tahu kalau sekarang jantung Diba tengah berdisko karena perlakuan Jacob yang sangat berani untuk minta izin dengan orang tuanya langsung.
Jacob masih memakluminya, ia juga masuk dan melajukan mobil kearah tempat yang sudah dia siapkan dari tadi pagi.
ΔΔΔ
Diba baru saja hendak turun, tapi Jacob menahannya dan keluar mobil duluan. Kemudian membukakan pintu untuk Diba. Pipinya bersemu merah, untung saja hari sudah malam. Jacob pasti tidak bisa melihatnya.
"Aku cuma bukain pintu, kamu cepet banget blush nya," ucap Jacob bercanda, ia menarik tangan Diba dan menggenggamnya. Diba sendiri makin salah tingkah dibuatnya.
Mereka duduk, baru duduk saja makanan sudah datang. Dari sini terlihat bagaimana Jacob sudah mempersiapkan semuanya dengan lengkap.
Jacob memotong dagingnya, kemudian mengganti miliknya dengan Diba. Mereka makan tanpa berbicara sepatah katapun. Diba masih enggan untuk memulai, sementara Jacob bingung bagaimana caranya untuk memulai.
"Dib?"
Hanya satu kata itu tapi sukses membuat Diba menghela napasnya lega karena ia benci dengan kecanggungan antara mereka berdua.
Diba menatapnya sayu."Aku minta maaf, aku tahu aku salah. Cuma kemarin aku juga kesal karena kamu deket sama Jaffrey, ya aku juga salah malah biarin Sheila deketin aku ... Aku gak suka kita berantem kayak gini, kita baru jadian dan dihari pertama aja udah cekcok. Kita baikan ya?"
Siapa yg gak luluh kalo punya cowok begini coba!!!
Diba menggangguk, ia tersenyum.
"Aku maafin, tapi kamu jangan deket sama dia lagi ... Aku gak suka, bahkan aku yang jadi pacar kamu aja gak pernah sedekat itu sama kamu," kata Diba."Tapi ... Kamu sama Jef- .... "
"Aku sama Jeff beda lagi, Jac. Dia temen aku dari kecil, aku gak mungkin jauhin dia karena aku udah punya pacar ... Sementara kamu sama Sheila itu mantan, mantan sama sahabat beda, Jac." Diba menatap sendu kearah Jacob, berharap pacarnya mengerti maksud dari perkataannya tadi.
Jacob tersenyum, menganggukkan kepalanya.
"Ah udah, yang penting kita udah baikan aja aku seneng, jangan ngambek lagi, kalau cemburu langsung bilang, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd ✔️
FanfictionHighest rank #13 in Teenfiction #14 in remaja #1 in fanfiction Ini cerita yang akan menceritakan tentang gadis yang berubah menjadi seorang nerd, demi mendapatkan teman yang benar-benar real dan tidak ha...