Vote nya makin turun:(
Jangan lupa Vote ya seyeng🙂💓"Dib, itu cowok yang kemarin bukan sih?"
Adiba refleks melihat kearah yang Ghyta tunjuk. Mereka pergi bersama tadi pagi, Raina juga.
"Loh ... Gue kira habis gue tolak dia gak jadi masuk kesini?" gumam Diba.
"Dia mantan lo, tapi kayaknya gencar banget buat minta balikan?" tanya Raina. Diba mengangguk setuju.
"Kita ke kelas aja, gue males ngeliatnya," kata Diba.
Iqbaal baru memasuki koridor dan sudah disambut dengan tatapan memuja dari beberapa siswi. Ia buru-buru mencari kelasnya agar ia tidak ditatap seperti itu lagi. Itu membuatnya risih.
"Gila ... Itu kenapa ganteng banget .... " kata Sabrina saat Iqbaal berjalan melewatinya.
"Parfum nya .... "
"Gak usah norak ya, Sab. Ganteng juga si Jacob, Sab!" komentar Farah.
"Kira-kira masuk kelas mana ya?" tanya Sabrina tanpa memperdulikan Farah. Ia malah berjalan mengikuti Iqbaal dari belakang. Tapi, ia berhenti saat Iqbaal masuk kedalam kelas Khaila.
"Wah, kelas buk bos!" seru Farah.
"Btw, gimana tuh keadaan dia? Kemarin gak masuk, kan?" tanya Farah pada Sabrina.
"Iya, katanya diancam sama Aiden. Gak tau gimana ceritanya, terus hari ini juga dia bakalan datang, kok."
"Kesenangan tuh ntar si cupu, gak ada yang gangguin. Ayo kita ke kelas aja, nanti jam istirahat nemuin Khaila," ajak Farah.
ΔΔΔ
Sementara di dalam kelas ....
"Gue duduk disini ya?" Iqbaal menatap Diba datar, masih tidak mengenal Diba.
Diba berdehem. Iqbaal duduk disebelahnya, lelaki itu memainkan ponselnya dan tampak mengirim pesan kepada seseorang. Diba merasakan HP-nya bergetar. Gadis itu memutar matanya jengah.
"Rain, temenin aku ke toilet yuk!" ajak Diba. Iqbaal menoleh, menatap Diba sebentar. Lalu beralih ke Raina.
"Eh, lo!" panggilnya ke Raina.
"Apa? Gue?" tanya Raina dengan wajah jutek.
"Diba mana? Katanya sekolah disini?" tanya Iqbaal.
"Diba homeschooling, yang ada anak cupu nih, mau lo?" tanya Raina menunjuk Diba. Diba menatap Raina sinis, gadis itu hanya terkekeh menanggapi.
"Ayo!" ajak Raina dan menarik tangan Diba keluar dari kelas.
Iqbaal sendiri masih bingung, ia sudah mencari informasi sana sini, dan semua mengatakan kalau Diba pindah kesini. Ia tidak yakin kalau semua informasi itu salah.
Ghyta menatap Iqbaal heran.
"Cowok, kalau gak brengsek ya gay .... " desisnya membuat Iqbaal langsung melihatnya aneh. Ghyta menyindirnya. Dan ia juga merasa tersindir, tapi tidak mau melihatkan gelagat kalau ia merasa tersindir.ΔΔΔ
"Gue mau ke kantin dulu, lo ikut apa gue sendiri aja nanti lo nyusul?" tanya Raina.
"Lo duluan aja, nanti gue nyusul." Raina mengangguk, lalu pergi duluan, meninggalkan Diba yang mau ke toilet.
Diba membersihkan roknya, lalu beralih ke wastafel untuk mencuci tangan.
"Gak usah seneng dulu karena kemarin gue gak datang."
Gadis itu menoleh. Khaila tersenyum sinis menatapnya.
"Lo pikir habis gue di ancam sama Aiden gue bakalan tetap diam? Lo pikir gue setakut itu? Gue bisa aja ngelakuin apapun yang gue mau, tanpa harus ketahuan sama orang ... Contohnya disini." Khaila mengeluarkan gunting dari dalam sakunya.Diba menatapnya sedikit takut. Ah, gadis ini memang sudah benar-benar gila.
Tanpa memperdulikan keran yang masih hidup, Diba langsung berlari keluar. Dia sudah menduga kalau ada Farah dan Sabrina diluar. Ia mengumpulkan keberaniannya. Lalu menendang tulang kering keduanya, membuat Farah dan Sabrina tersungkur sambil memekik.
Diba berlari menjauhi toilet, ia berlari kearah kelasnya.
Bugh!
Sialnya ia harus terbentur atau lebih tepatnya menabrak seseorang. Khaila dibelakangnya sedang mengerjarnya.
Diba menatap orang yang ditabraknya.Jacob.
Beruntung kali ini. Diba bersembunyi dibalik badan Jacob, membuat lelaki itu keheranan.
"Lo kenapa lagi?" tanya Jacob berusaha menarik Diba untuk pindah kedepannya. Diba awalnya menolak, akhirnya berpindah karena ia yakin Khaila tidak akan berani mendekat kalau ia bersama salah satu teman Azzam."Dia bawa gunting!" kata Diba, ia masih sedikit panik dan dibelakangnya Khaila sudah semakin dekat.
"Oh, mainnya ngadu ya?! Cupu banget sih?!" seru Khaila. Apapun itu, sekarang semua orang menatap mereka bertiga.
"Lo gak ada kapok-kapoknya ya?!" bentak Jacob.
"Jac, lo gak usah ikut campur ... Ini urusan gue, lo mendingan jauh-jauh aja dari bakteri ini!" kata Khaila. Jacob geram merampas gunting yang Khaila pegang.
"Lo gila hah?! Gak waras?! Ngapain lo ngancam anak orang pakai gunting?! Lo bosen hidup? Mau gue laporin polisi?!" suara Jacob terdengar hingga kejauhan tempat Raina yang sedang berjalan dengan Azzam dan Rafa. Juga Ghyta yang dibelakangnya ada Iqbaal.
Mereka semua tiba-tiba mendekat dan buru-buru menerobos kerumunan murid-murid.
"What the- .... "
Khaila masih terdiam. Banyak yang mengambil fotonya. Ia menatap Jacob sinis dan juga Diba.
"Awas aja lo besok! Bi*ch!" umpatnya, lalu pergi. Beruntung Sabrina dan Farah tidak ada, mereka jadi tidak kena masalah seperti Khaila.Semua bubar, menyisakan Diba, Jacob, Azzam, Rafa, Raina, Ghyta dan Iqbaal yang ikut-ikutan.
"Lo aman kan?" tanya Jacob. Diba mengangguk.
"Makasih ... Kak?"
"Santai, yang penting lo baik-baik aja," jawab Jacob tulus.
Huhu, kalau gini bisa suka juga gue sama dia ㅠㅠ, batin Diba.
"Besok kita urus, gue udah gak tahan liat lo diginiin." Azzam buru-buru menarik Diba dan membawanya keruangan kepala sekolah.
"Wait ... Itu tadi Di--" belum sempat Iqbaal melanjutkan perkataannya, Ghyta sudah duluan menutup mulutnya dan membawa lelaki itu kembali ke kelas.
"Lo jangan sampai bilang keorang-orang kalau dia adiknya kak Azzam! Dia sengaja kayak gitu karna ada alasannya! Awas kalau lo sampai berani ngungkapin ini!" ancam Ghyta. Iqbaal menghela nafasnya saat Ghyta pergi.
"Demi dia apa yang enggak," gumam Iqbaal.
ΔΔΔ
Ciee
Beda banget woy hahahahaha
Suka gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd ✔️
Fiksi PenggemarHighest rank #13 in Teenfiction #14 in remaja #1 in fanfiction Ini cerita yang akan menceritakan tentang gadis yang berubah menjadi seorang nerd, demi mendapatkan teman yang benar-benar real dan tidak ha...