Flashback

93.8K 4.4K 42
                                    

Votenya makin lama makin dikit ㅠㅠ🙁


Ingat tidak, saat Mauren meminta tolong sesuatu kepada Iqbaal?
Ituloh, saat Diba tahu kalau Jacob mau tunangan. Lalu Iqbaal menggendongnya karena Diba tertidur dimobil. Setelah itu Mauren meminta bantuannya.

Jadi, waktu itu ...

ΔΔΔ

"Minta tolong apa, tan?" tanya Iqbaal.

Mauren tersenyum, "Iqbaal masih suka sama Adiba?" tanya Mauren terlebih dahulu.

Iqbaal seperti berpikir, kemudian menggelengkan kepalanya, "Sebenarnya juga Iqbaal udah punya sih ... Tapi, si Diba gak tahu, hehe." lelaki itu cengengesan menatap Mauren. Dia menggaruk tengkuknya.

Mauren mengangguk-anggukkan kepalanya, "Kamu tahu kan, kalau misalnya besok malem Jacob mau tunangan?" tanya Mauren.

Iqbaal mengangguk, "Hubungannya apa, tan?" tanyanya kebingungan.

"Jadi ... Sebenarnya calon Jacob itu Adiba, memang sih sebelumnya dia itu dijodohin, cuma karena dia gigih banget pengennya Adiba akhirnya kita kedua keluarga sepakat. Dengan syarat Jacob belajarnya harus bener-bener. Tante juga gak mau ngasih anak tante kesembarangan orang, mana ada orang tua begitu, kan?"

Mauren menarik napas sebelum melanjutkan, "Akhirnya Jacob setuju, dia juga udah janji. Setelah lulus dia bakal kerja diperusahaan papa-nya. Jadi, ya intinya mereka gak bakal nikah langsung gitu setelah acara besok malam itu ... Tante yang minta kok, biar nikahnya kalau keduanya udah sama-sama lulus sekolah, dan Jacob juga udah mapan untuk membangun sebuah keluarga. Keluarga Jacob juga setuju. Jadi ... Tante minta tolong ya sama kamu, tante tau pasti Diba bakalan ogah banget datang keacara besok malem. Tolong banget nih, Bal. Kamu yakinin dia gimanapun caranya, pokoknya dia harus datang besok dan juga kamu harus temenin dia beli gaun baru, oke?"

Iqbaal terdiam, jadi tugasnya adalah membawa calon istri orang yang mau dilamar. Oke.

"Oke, itu doang mah mudah, tan. Kalau gitu nanti malem Iqbaal bujuk Diba biar dia ikutan." Iqbaal membentuk 'ok' dengan jarinya.

Mauren menghela napas lega, "Makasih ya, untungnya ada kamu, pokoknya kalo kamu berhasil nanti tante traktir makan direstoran mahal deh," kata Mauren disertai kekehan.

Iqbaal ikut terkekeh, "Yaudah kalau gitu Iqbaal pamit dulu, tan." akhirnya setelah itu Iqbaal pulang.

ΔΔΔ

Malamnya ...

"Gak mau!"

"Harus mau dong, Dib!"

"Gila aja sih lo, gue gak mau!"

"Heh gini aja deh, lo itu mantannya. Apa yang bakal orang pikirin pas lo gak datang nanti? Lo mau dikira lo gagal move on?! Malu kali njir!"

Diba menghela napas. Yang dibilang Iqbaal ada benarnya, tapi tetap saja Diba tak mau datang. Dia tak mau melihat Jacob yang nantinya akan menjadi milik orang lain. Dia tak mau.

"Woi!"

"Iih! Lo berisik banget!"

Tut

Diba mematikan sambungan telepon mereka secara sepihak. Dia lelah sekali, ingin tidur tapi tidak bisa karena tadi siang dia sudah tidur. Matanya susah sekali untuk tertutup.

ΔΔΔ

Esoknya Iqbaal datang kerumahnya. Lelaki yang hari ini memakai celana jeans dipadukan kaos hitam dan jaket denim. Rambutnya dibiarkan berantakan karena dia sudah buru-buru kesini.

Diba menutup kepalanya dengan bantal, sialan memang temannya yang satu itu. Hari ini dia mau tidur sampai besok biar tak bertemu dengan malam minggu.

Tapi, sekarang Iqbaal menggedor pintu kamarnya. Hal itu dilakukannya sejak satu jam yang lalu. Bahkan sekarang pun dia belum beranjak dari tempatnya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampakkan Diba dengan baju tidur bermotif unicorn. Rambutnya dicepol asal. Wajahnya sinis menatap Iqbaal yang duduk dilantai. Apalagi anak itu tadi bersandar dipintu, otomatis saat Diba membuka pintu kamar, Iqbaal langsung terjatuh kebelakang.

"Pulang sana!" usirnya.

Iqbaal menggerutu, segini betul perjuangannya.

"Akhirnya lo bangun, buruan mandi! Kita beli baju dulu buat lo, lo harus cantik pokoknya!" Iqbaal kembali sewot. Dia mendorong Diba kedalam kamar mandi, kemudian menghidupkan shower yang berada tepat diatas Diba berdiri saat itu.

"IQBAL AN****, DINGIN ******!" segala sumpah serapah diucapkannya kepada Iqbaal yang sudah kabur. Cowok itu juga menguncinya dari luar. Hebat, hanya Iqbaal yang melakukan itu pertama kali kepadanya.

Dan ya, begitulah. Akhirnya dengan segara upaya, jerih payah Iqbaal sejak tadi malam berbuah hasil. Malam itu Diba dilamar didepan semua tamu yang diundang. Tak sedikit yang mengabdikan momen itu. Banyak tamu yang memegang ponsel mereka untuk merekam saat-saat Jacob melamar Diba.

Senyum Iqbaal merekah saat mendengar gadis yang tadi pagi masih diusilinya mengatakan ....

"Yes, i will."

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang