33

98.5K 5.7K 201
                                    

Jacob dan Diba sudah sampai duluan di waterpark tempat mereka sudah janjian.

Raina dan Aiden sedang dalam perjalanan. Azzam dan Naomi sudah hampir sampai. Sementara Rafa dan Ghyta masih tidak diketahui keberadaannya.

Mereka masuk ke sebuah tempat untuk bersantai, bisa dibilang sebuah gazebo, tapi memiliki kamar mandi, yang sudah Jacob booking dari kemarin. Diba masuk kedalam kamar mandi untuk mengganti bajunya. Jacob hanya melepas hoodie-nya menyisakan kaos tanpa lengan. Dia sudah memakai celana pendeknya sejak mau pergi.

Diba keluar sambil menenteng baju yang dipakainya tadi. Kemudian kembali memasukkan pakaiannya kedalam tas.

"Ini yang lain mana, kak? Kenapa cuma kita berdua?" tanya Diba keheranan.

Jacob mengangkat kedus bahunya.

Taklama Azzam dan Naomi datang, Naomi melemparkan tasnya, membuat Diba melotot tajam kearahnya.

"Baik-baik kek!" seru Diba, dibalas cengiran Naomi.

"Loh, yang lain mana? Kok cuma lo berdua?" tanya Azzam.

"Tau tuh, ngaret bener. Tapi Aiden sama Raina udah jalan tadi. Rafa doang gak tau dimana," kata Jacob. Azzam menganggukkan kepalanya paham.

Taklama Raina dan Aiden datang, wajah Aiden kelihatan kusut. Tapi dia tetap tersenyum untuk sekedar menyapa. Selang beberapa detik disusul dengan Rafa dan Ghyta yang senyum manis menghiasi wajah mereka berdua.

Setelah selesai mengganti pakaian, mereka akhirnya berjalan meninggalkan tempat mereka berkumpul. Masing-masing berpasangan. Hanya saja Raina dan Ghyta terlihat sangat canggung, membuat Diba tidak nyaman melihatnya. Diba melepaskan genggaman tangan Naomi, kemudian menarik Ghyta dan Raina agar mereka bertiga berjalan beriringan.

Mereka memilih untuk tidak berpencar dulu, mereka masuk kedalam kolam dengan kedalam sedang. Diba menatap masing-masing sahabatnya yang lebih memilih diam dan sibuk dengan aktifitas masing-masing. Ia menghela napasnya kesal, "Lo semua tahan kayak gini lama-lama?" Tanya Diba, angkat bicara. Semuanya sontak menoleh kearahnya.

"Lo juga kak, jadi cowok seharusnya gak kayak gitu ... satu, ya satu. Sekarang aja lo udah begini, gimana nanti lo kalau jadi suami? Mau nambah istri tiap bulan?!" bentak Diba.

"Heh! Ngomong lo!" tegur Azzam.

Diba memutar bola matanya, ia benar-benar kesal.

"Wajar gue ngomong kayak gitu. Gue kesel, Karena masalah cowok Ghyta sama Raina jadi canggung kayak gitu, itu seharusnya gak kejadian kalau kak Rafa gak menel ke Ghyta," kata Diba. Gadis itu kelewat kesal, sampai memilih untuk berenang menjauhi teman-temannya. Naomi mengikutinya karena disuruh Azzam.

"Yang Diba bilang emang bener, lo seharusnya diem disatu cewek aja. Kalau lo suka sama Ghyta, ngapain lo deketin Raina duluan? Gue juga kalau jadi cewek pasti sakit hati. Lo juga Den, seharusnya kalau suka sama Raina yaudah lo bilang aja langsung. Perlu banget lo nutupin?" semprot Azzam.

"Gue ada alasan, gue diem karena gue tahu kemarin Rafa deketin Raina. Sorry, gue bukan temen yang suka nikung. Gue milih nyari aman."

Rafa menghela napasnya, "Gue yang salah. Gue dari awal emang suka sama Ghyta, Raina jug ague deketin karena pengen tahu tentang Ghyta. Gue gak mikir kalau sikap gue malah bikin Raina kebawa perasaan, gue udah bicarain sama Ghyta tadi malem ... kita bedua sempat hampir putus, dan gue janji bakal perbaiki semuanya," ucap Rafa menjelaskan kalau ia mengaku salah.

Ghyta dan Raina sedari tadi hanya diam. Mereka mendengarkan, tapi masih tidak saling mneyapa.

Rafa berjalan mendekati Raina, membuat Aiden dengan sigap menahannya. "Gak usah deket-deket!" serunya galak. Raina ingin tertawa melihat Rafa Aiden yang posesif, tapi ia tahan.

Fake Nerd ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang