Hari selanjutnya aku belajar seperti biasa, namun hari ini adalah hari pertama di mulainya latihan untuk perlombaan nanti. Aku tak segirang seperti teman-temanku yang lolos ke babak penyelisihan, karena percuma saja kalau partnernya tak peduli?! Ketika bel istirahat tiba, aku segera ke kelas Kak Nico yang berada di lantai dua. Detik-detik ketika aku akan sampai ke kelasnya, jantungku langsung berdebar dengan keras.
"Kenapa juga dia harus sekelas dengan Kak Yugo!" gemerutuku dalam hati.
Ketika aku melihat ada siswa yang keluar dari kelas XI IPA 1, aku langsung menghampirinya.
"Kak, di dalem ada Kak Nico gak kak?"
"Ada kok. Dia lagi ngobrol sama Yugo dan Oka," jawab senior ini yang memakai kacamata berwarna putih dan berbentuk persegi.
"Bisa dipanggilin gak kak? Please.. maaf ngerepotin ya." Aku memohon dengan mengatupkan kedua tepalak tanganku.
"Okay, bentar ya."
Dia pun berjalan ke dalam kelas dengan langkah kaki yang cepat.
Aku melihat dari luar jendela, ia langsung menghampiri mereka bertiga dan berbicara pada Nico. Dan tiba-tiba pandangan mereka langsung tertuju padaku yang sedang berdiri mematung diluar.
"Sial! Kan gue suruh panggilin Nico. Kenapa juga kayak ngasih pengumuman ke dua orang lainnya?!" Aku menahan geregetan dengan tersenyum ke arah mereka.
Tak kusangka mereka bertiga menghampiriku dengan berjalan perlahan. Semakin mereka dekat, semakin membuatku tegang.
"Hi Je?" sapa Kak Yugo.
"Hi juga Kak." Aku memberikan senyum terbaikku kepadanya.
"Oh ini yang namanya Jefanka? Kenalin gue Oka anak basket. Kalo lo ada perlu, tinggal panggil gue aja ya." Oka mengulurkan tangannya dengan sigap.
Aku pun langsung menjabatnya.
"Gini nih ngeliat cewe cantik langsung gak bisa diem!" protes Nico.
"Lo udah ada banyak, jangan sembarangan tambah lagi!" tambah Nico.
Seketika pernyataan Nico dan Yugo langsung buat gue melayang.
"Apa gue dibilang cantik? Demi apa? Gue gak salah denger kan?"
Puk.. tepukan tangan Nico di bahuku langsung menyadarkanku dari lamunan.
"Lo mau nanyain latihan badminton kan?"
"I..iya Kak Nico. Kak Nico bisanya kapan aja?" tanyaku gugup.
Entah kenapa Yugo melihatku dengan meruncingkan penglihatannya, setelah aku berkata seperti itu.
"Nanti gue atur lagi. Gue bakal hubungi lo deh," jawab Nico singkat.
"Mulai!"
"Oh gitu, okay deh. Bye kakak-kakak!" Aku melambaikan tangan ke arah mereka.
Ketika aku menengok ke belakang dan melihat mereka masih melambaikan tangan, yang paling bersemangat melambaikan tangan adalah Oka. Dia cukup narsis, ya sepadan dengan wajahnya yang terbilang tampan. Dan yang terpenting adalah dia anak basket sama seperti Yugo, entah mengapa menurut cewek-cewek SMA kebanyakan, cowok-cowok yang ikut ekskul basket tuh tingkat kharismanya bertambah.
"Bentar deh.. kenapa anak kelas XI IPA 1 tuh banyak banget yang ganteng ya?" gumamku sendiri sambil berjalan ke arah kelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Him
RomantikBerawal dari siswa-siswi yang tak saling mengenal, antara lain Jefanka dan Yugo. Mereka bertemu secara tak sengaja di sebuah waktu yang tak terduga. Kejadian demi kejadian membuat mereka dekat dan sesuatu hal yang tak diharapkan terjadi, tumbuh...