Teng..teng.. bel masuk kelas berdenting, menandakan jam istirahat telah usai. Tak lama Willa masuk kelas bareng dengan guru bahasa jepang.
"Konnichiwa minna-san," sapa Pak Gani.
"Konnichiwa, sensei," jawab Willa.
"Loh kamu ngapain di samping bapak. Cepat duduk!," perintah Pak Gani.
"Hehe iya pak," Willa terkekeh sambil berjalan menuju bangku sebelahku.
Setelah pelajaran Bahasa Jepang usai, dilanjutkan dengan pelajaran IPS sejarah dan IPS sosial.
Teng..teng.. bel berdenting lagi, siswa-siswi mulai merapikan buku dan alat tulis mereka, begitupun aku dan Willa.
"Je, Will, kita pulang duluan ya!" Nika dan Zike melambaikan tangan ke arah kita.
"Iya sampe ketemu besok ya girls," jawabku.
"Je, emang lo kenal mereka?" tanya Willa heran.
"Ya masa gue gak kenal, kan mereka juga sekelas sama kita."
"Iya tapi gue aja belum kenal sama murid-murid yang sekelas sama kita."
"Ah lo gaul nya sama kakak kelas mulu sih." aku memasukkan hape ke sakuku.
Aku dan Willa berjalan keluar kelas. Aku pun memberitahukan informasi tentang lima kakak senior yang memperhatikanku saat ke kantin tadi kepada Willa.
"Lo tau darimana Je?" tanya Willa terlalu curious.
"Dari Nika dan Zike, Will."
"Wah itu anak dua bisa jadi intel buat kita, Je HAHAHA," Willa tertawa seperti tokoh-tokoh jahat dalam film.
"Yeee, lo gimana sih. Lo jangan manfaatin orang, Will," ujarku sambil menoyor pundaknya.
Saat melintasi lapangan basket, aku melihat Yugo sedang shooting bola basketnya.
"Je, Kak Yugo tuh!," goda Willa sambil membalas menoyorku kembali.
"Sssstt.. iya gue tau. Yuk ah jalannya dipercepat. Gue lagi males berurusan dengan kakak-kakak senior." Aku mempercepat langkah kakiku.
"Je?" panggil Yugo.
"Ampun deh dia ngeliat gue!" aku menepak jidatku keras-keras.
"Eh Kak Yugo. Ada apa ya?" sambil memaksa untuk tersenyum.
"Mmm engga, gue kira hari ini gak bakal ketemu sama lo," jawabnya sambil mengacak-acak rambutnya.
"Je, gue balik duluan ya. Supir gue udah nunggu di parkiran."
"Mmm okay deh, hati-hati ya.."
"Sip.." Willa mengangkat jempolnya kepadaku, Lalu ia berjalan menuju gerbang sekolah.
"Je, tunggu sebentar ya! Gue mau ganti baju dulu," perintah Yugo.
"Okay deh kak."
10 menit kemudian, Yugo datang membawa ransel nya yang berwarna biru tua dan banyak corak dengan kesan warna luntur pada ranselnya. Tergantung satu gantungan yang membentuk namanya JYJ.
"Yuk Je..," ajaknya.
"Lah emang kita mau kemana?" tanyaku heran.
"Ke café tempat kita pertama hangout aja yuk!" Aku mengikuti langkah kakinya di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Him
RomantizmBerawal dari siswa-siswi yang tak saling mengenal, antara lain Jefanka dan Yugo. Mereka bertemu secara tak sengaja di sebuah waktu yang tak terduga. Kejadian demi kejadian membuat mereka dekat dan sesuatu hal yang tak diharapkan terjadi, tumbuh...