Aku melihat ke arah langit-langit kamarku terus-menerus. Entah apa yang sedang aku pikirkan. Tiba-tiba keluar nama Yugo dari mulutku tanpa sengaja, aku langsung menggambarkan siluet wajah dia di udara dengan menggunakan jari telunjukku.
"Apa aku kangen ya? Kan baru kemarin ketemu."
Pertanyaan dan jawaban yang aku sendiri ucapkan.
Tok.. tok.. tok..
"Non, ini bibi bawain bubur, air mineral, dan susu coklat buat non," kata bibi.
"Iya bi, masuk aja."
Masuklah seorang wanita pauh baya yang sudah menjadi asisten rumah tangga semenjak aku kecil. Ia tidak punya anak, maka dari itulah ia pernah bilang kepada Mama bahwa ingin mengabdikan dirinya untuk bekerja di rumah ini sampai ia benar-benar tidak bisa bekerja lagi.
"Gimana non keadaannya?" Tanya Bibi.
"Udah agak baikkan bi." Aku tersenyum kepadanya.
"Ini bibi bawain juga obatnya," sambil menyodorkan obat demam.
"Iya bi makasih."
Sesaat bibi keluar kamar tiba-tiba Yugo menelpon.
"Halo Je, gimana kabarnya?" tanya Yugo.
"Hmm.. ahh.. baaik" jawabku.
"Gak ketemu lo sehari kok rasanya sepi ya? Padahal kita kan gak sekelas," dia berkata sambil terkekeh. Aku terlalu shock dengan pernyataan dia.
*Terjadi keheningan*
"Je, lo gak apa-apa? lo gak pingsan kan?"
Pertanyaannya cukup membuatku ingin membungkan sepenuhnya mulut itu.
"Hah? Gak kok,"
kataku dengan menyembunyikan bunyi debar jantungku yang tidak santai.
"Okay deh kalo gitu see ya, guru matematika gue udah dateng nih."
"Okay bye.."
Setelah menutup teleponnya, aku masih terngiang-ngiang perkataan dia tadi.
"Tadi itu apaaaa?" teriakku.
Tiba-tiba bibi teriak juga
"Ada apa non? Ada masalah?" tanya bibi panik.
"Aaa gak bi, gak ada apa-apa kok," jawabku.
"Mungkin teriakanku terlalu kencang," kataku dalam batin.
Untuk membunuh waktu, ku paksa tangan ini untuk meneruskan cerita fiksi yang ku buat. 5 cerita pendek dan dua cerita untuk novel, untuk yang novel masih dalam progress. Aku selalu gugup untuk mengririmkan hasil karya cerita pendekku ke majalah, website for teenanger, atau semacamnya, jadi semua hasil karyaku hanya aku sendiri yang tau.
Tok.. tok.. tok..
"Non ini ada 'nak Yugo," kata bibi.
"Whaaat?! Yugo udah dateng? Ini masih jam berapa?"
Belum sempat menutup akses Ms. Word ku, Yugo sudah masuk duluan dan langsung duduk di pinggir tempat tidurku.
"Hayoloh lagi ngapain?! Udah gue bilang istirahat, malah main laptop."
"Siapa juga yang main laptop," jawabku ketus.
Dia hanya tertawa memandangku. Aku pun segera menutup Ms. Word.
"Kak Yugo, kok lo jam segini udah ke rumah gue? wah lo bolos ya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/77057022-288-k500618.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Him
RomansaBerawal dari siswa-siswi yang tak saling mengenal, antara lain Jefanka dan Yugo. Mereka bertemu secara tak sengaja di sebuah waktu yang tak terduga. Kejadian demi kejadian membuat mereka dekat dan sesuatu hal yang tak diharapkan terjadi, tumbuh...