Part 23 : Dua kumbang bimbang (2)

6.7K 232 4
                                    

Special di part ini aku buat jadi super panjang yaitu lebih dari 2000 kata, karena apa? karena 3 Mei kemarin adalah 1 tahunnya aku nulis di wattpad ini yeaaay~ dan maaf harusnya part ini di update setiap hari senin, but thank you so much buat kalian para reader Because of Him yang masih setia membaca cerita ini. Okay, langsung aja baca ya^^



Ketika berharap untuk segera reda, air hujan malah turun lebih deras dari sebelumnya. Hujan ini seperti senang sekali untuk menahanku di sini. Menahanku untuk tidak beranjak keluar. Yugo yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara juga, membuatku tak nyaman dan berpikir untuk apa aku berlama-lama di sini.

Untuk beberapa saat, aku mencoba untuk mengambil tasku yang tergeletak di atas meja, tepat di samping jari Yugo yang sedang ia ketuk-ketukan ke meja. Tiba-tiba ia meraih tasku seperti sedang menghentikanku untuk mengambil tas itu. Mungkin dia tau bahwa aku sedang berpikir untuk segera pergi karena keheningan yang panjang ini sudah mulai membuatku tak nyaman.

"Tunggu Je!" serunya.

Aku tidak mengeluarkan satu patah katapun, aku hanya kembali memandanginya, dan menanti perkataan apa yang akan diucapkannya nanti.

"Sebelumnya gue minta maaf soal kemarin, karena gue udah bersikap dingin dan cuek ke lo. Hmm.."

Sempat ada jeda panjang dari perkataan Yugo itu, namun aku tak berniat untuk bilang "Apa? atau kenapa?"

Aku hanya ingin menunggu perkataannya selesai tanpa ada desakan dari diriku sendiri. Terlihat jelas, Yugo sedang menarik nafas dalam-dalam dan ia hembuskan dengan perlahan, kini tatapannya lebih tajam dari sebelumnya.

"Gue mau tanya cowok yang kemarin itu Genta kan?" Tanyanya dengan menaikan satu alis.

"Iya? Emangnya kenapa kak?"

"Gue cuma mau bilang, gue gak suka kalau lo terlalu deket sama dia. Apalagi berduaan kayak kemarin."

Sekarang mataku yang terbelalak, bukan sesuai dengan ekspektasiku bahwa dia akan bekata hal seperti itu padaku.

"Loh kenapa kak? Kan aku sama dia temen," jawabku dengan mengernyit.

"Walaupun dia temen, ya dia itu tetep cowok. Intinya jangan terlalu deket sama dia."

Aku bingung harus merespon apa dengan perkataan Yugo yang semakin lama aku pikirkan, semakin tak bisa dimengerti.

"Hujannya udah agak reda, mending pulang sekarang yuk!"

Setelah itu aku hanya bisa merespon dengan anggukan. Dia mengantarkanku pulang, dan benar saja selama di perjalanan kita sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hanya sekedar untuk berbasa-basi pun tak ada. Dengan mobil Yugo yang sudah parker di depan rumahku, maka berakhir juga keheningan yang panjang ini.

"Thanks ya kak."

Aku keluar dari mobil itu, tapi ada sesuatu yang menahanku untuk keluar dari sana. Ternyata tangan Yugo lah yang menahanku.

"Je, sorry kalau hari ini dan kemarin, gue udah bikin lo bete."

Entah ini respon yang jahat atau tidak, aku hanya memberikan senyuman terbaikku dan langsung membelakangi mobilnya. Sehabis itu, aku tidak lagi mendengarnya memanggil namaku.

Setelah satu hari berlalu, aku sampai melupakan hari Sabtu ini adalah hari libur nasional dan besok adalah hari minggu. Namun aku bersyukur dalam dua hari ini, aku tidak akan bertemu dengan dua kumbang bimbang yang membuatku bingung itu.

Seperti sebelumnya ketika aku dihadapi dengan hari libur dan tak pergi ke mana-mana, aku akan menghabiskan hariku dengan bersantai. Hanya membutuhkan novel atau buku tebal, segelas iced mocha, dan musik bergenre pop atau alternative rock, sudah membuat hariku luar biasa menyenangkan.

Because of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang