Waktu berlalu dengan cepatnya, secepat aku membalikkan lembaran demi lembaran novel yang aku baca. Pagi ini dirasa cukup menyenangkan bagiku, karena aku mendapatkan novel baru dari Papah. Papah memberikannya padaku dengan dibungkus oleh sampul cokelat dan diberi pita berwarna pink. Papah bilang aku boleh membukanya kalau aku merasa bosan dan memang tak ada lagi novel yang bisa aku baca. Dikarenakan masih banyak novel yang belum ku baca, aku menyimpan pemberian dari Papah itu di rak buku paling atas.
Selesai sarapan aku berangkat diantar Papah karena Papah memaksaku untuk bareng dengannya pagi ini. Jadi aku iyakan saja tanpa adanya perdebatan yang panjang. Sesampainya di sekolah, aku langsung berjalan menuju lorong loker baru untuk mengambil satu novelku karangan dari Suzanne Collins. Aku kembali berjalan menuju kelas. Setibanya di kelas, aku melihat secarik kertas yang menempel di bangkuku.
Jangan sok ngedeketin Yugo, atau lo bakal tau akibatnya!!
Jadi sekarang aku tau mengapa jarang ada cewek yang berani mendekati Yugo, mungkin karena kelima cewek tersebut melarang mereka semua bahkan tak segan-segan untuk mengancam mereka supaya untuk tidak dekat-dekat lagi dengan Yugo. Aku sama sekali tidak takut dengan kelima cewek itu, aku cuma malas kalau harus berurusan dengan mereka di lingkungan sekolah. Yang aku inginkan adalah menikmati masa SMA-ku dengan tenang dan damai. Tapi kalau mereka yang mulai, siapa takut! Tanpa berpikir panjang aku langsung meremas kertas itu dan membuangnya di tong sampah.
Bel masuk berbunyi nyaring. Willa berlari ke arahku dengan panik.
"Je! Coba ikut gue ke papan mading sekarang!"
"Ada apa sih Je?" tanyaku jadi ikutan panik.
Willa mengajakku ke area papan mading dan mendapati ada 3 buah potoku bersama Yugo di café beberapa hari yang lalu.
"Sssstt ini toh cewek yang sok kecantikan yang ngedeketin Yugo?" tanya seorang cewek dibelakangku.
"Iya ini! Dia pikir dia siapa? Masih anak baru aja berani-beraninya ngajak Yugo jalan!" jawab cewek disampingnya .
"What ngajak Yugo jalan?" Aku kesal setengah mati mendengar pernyataan mereka yang 100% tidak benar.
Mereka sama sekali tak tau bahwa Yugo lah mengajakku untuk pergi ke café itu. Kalau aku sendiri sih sudah sadar dari lahir, mana mungkin seorang Jefanka, siswi baru sekolah yang tak popular berani-beraninya mengajak Yugo jalan?!
"Kita aja yang udah kelas 12, masih gak bisa ngajak Yugo main bareng. Bahkan Yugo selalu mengelak!" 3 cewek ikutan berbicara.
"Hah! Gue tau ini kerjaan siapa!" Aku langsung mencopoti 3 poto tersebut dan kembali ke kelas bersama Willa.
"Je, lo tau siapa yang ngelakuin itu semua?" tanya Willa kepo.
"Iya gue tau, Will. Pasti ini kerjaan si lima cewek yang namanya FiveK itu!" Aku memasukkan poto-poto itu ke tasku.
"Kok lo bisa tau?" tanya Willa lagi.
"Iya ternyata kemarin yang kirim surat kaleng itu mereka. Dan alasan mereka kirim itu karena mereka gak suka kalo gue deket banget sama Kak Yugo," jawabku kesal.
"Ya ampun Je, kenapa lo gak bilang sama gue sih? Tapi lo gak apa-apa kan?"
"Maaf ya Will, gak ada maksud buat bohongin lo. Gue cuma gak mau lo jadi khawatir. Iya gue gak apa-apa kok." Aku duduk dengan tegap dan menaruh tas di meja.
"Pokoknya kalo ada apa-apa, lo harus bilang gue. Harus!" Willa mengancam dengan memelukku erat.
"Aduh iya Will." Aku membalas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of Him
RomanceBerawal dari siswa-siswi yang tak saling mengenal, antara lain Jefanka dan Yugo. Mereka bertemu secara tak sengaja di sebuah waktu yang tak terduga. Kejadian demi kejadian membuat mereka dekat dan sesuatu hal yang tak diharapkan terjadi, tumbuh...