Part 27 : Kamu tak lagi sedingin hujan

6K 223 9
                                        


Nico memberikan waktu jeda selama dua hari ini untuk libur dari latihan, karena lusa nya merupakan hari H yang sudah kami tunggu-tunggu. Akhirnya dua hari kedepan aku bisa bebas melakukan apa saja. Sebelumnya aku berniat untuk bersantai di rumah. Mungkin dengan membaca sebuah novel sambil mendengarkan musik di taman belakang, serta ditemani segelas orange juice super dingin akan menyegarkan tubuh dan otakku. 

Namun saat istirahat tadi, aku berhadapan dengan Nico saat sedang membeli ketoprak bersama Willa di kantin. Dia mengatakan bahwa ingin mengajakku ke suatu tempat. Aku tak bertanya di mana itu, tapi anehnya aku langsung mengangguk pelan. Willa yang peka dengan keanehanku itu langsung bertanya sebenarnya apa yang sudah terjadi sebelumnya. 

Akhirnya dengan desakan dari Willa itu, aku menceritakan semuanya yang sudah terjadi sekitar 5 hari yang lalu. Aku ceritakan semua soal perubahan Nico dan datangnya sosok perempuan secara tiba-tiba yang membuat jarakku dan Yugo semakin menjauh.


"Anak-anak sudah mengerti materi yang bapak kasih hari ini?" Suara Pak Ardan memecahkan lamunanku. 

"Kalau sudah mengerti, tolong baca lagi di rumah untuk halaman selanjutnya sampai halaman 56 ya," tambah Pak Ardan. 

Tak lama kemudian suara bel pulang pun terdengar nyaring menggema ke seluruh sekolah ini. Bukannya ikut membereskan buku-buku seperti teman-teman yang lain, aku malah membenamkan wajahku di atas meja. 

"Je, lo kenapa sih? Apa gara-gara ajakan Nico tadi ya?" tanya Willa dengan menggoyang-goyangkan bahuku. 

"Nah itu lo tau," jawabku singkat. 

"Sebenernya lo males ketemu Nico atau Yugo sih?" 

"Kak Yugo! Tapi kan kalau gue ketemu Kak Nico, pasti di situ juga ada Kak Yugo, jadi gue males ketemu dua-duanya." 

Tanganku merogoh ke dalam saku dan mengambil hapeku untuk melihat waktu sekarang. Tinggal 30 menit lagi waktu yang dijanjikan Nico untuk menjemput ke kelasku. 

"Mampus gue tinggal 30 menit lagi Will!" 

"Terus kenapa tadi lo langsung ngangguk kayak robot pas Nico ngajakin lo?!" 

Willa mulai membereskan buku-buku yang ada di atas mejanya. 

"Itu yang gue sebelin sekarang! Will lo mau ke mana?!" tanyaku dengan memgang tangan Willa untuk menahan Willa pergi. 

"Sorry Je, gue ada latihan karate nih. Nanti gue chat lo deh ya. Bye!" 

Dia memelukku erat sebelum pergi.


Aku kembali membenamkan wajahku di atas meja. Aku berharap hari ini segera berlalu tanpa ada aktivitas yang aku lakukan. 

"Je?" 

betapa kagetnya aku mendengar seseorang memanggil namaku di belakang. Aku kira itu Nico, ternyata itu adalah Genta. Entah sejak kapan dia berada di situ. Aku mengira dia sudah pulang dari tadi bersama Zike dan Nika. 

"Eh Ta! Lo bikin gue kaget aja." 

"Gimana latihan lo sama Nico?" tanya dia penasaran. 

"Hmm puji syukur semuanya lancar. Oh ya lo gak latihan?" 

Aku membenarkan posisi dudukku agar bisa berhadapan dengan Genta. 

"Gue dikasih libur dua hari ini, kan lusa tandingnya." 

Setelah aku pikir-pikir, tak ada yang berubah dari sosok Genta. Dia masih Genta yang sama, Genta yang selalu peduli sama aku. 

"Ahh gak nyangka lusa itu kompetisinya. Semoga aja kita sama-sama masuk babak final yaa!!" ucapku dengan penuh semangat. 

Because of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang