"Ini malah barusan datang ngoceh ga karuan. Udah pokoknya kalian berdua pulang aja sana. Kalau mau balik nanti jam 12 tapi kalian ke ruang BK dulu", terang pak satpam. Abel mendengus kesal. Sebaliknya Gilang tanpa buang waktu langsung pergi tanpa sekata pun.
"Eh tunggu", teriak Abel. Abel berusaha menyamakan langkahnya dengan Gilang. "Kenapa kok tiba-tiba pergi? Kesel ya sama pak satpam?", tanya Abel masih berusaha menyamakan langkahnya. "Nggak sih, cuma buang-buang tenaga aja debat tapi hasil ga ada", jawab Gilang datar.
'Nih bocah ga mau nanya nama gue?' Batin Abel. Gilang mengehentikan langkahnya dan berbalik menatap Abel. 'Ini nih waktunya, pasti dia nanya nama gue' batin Abel sambil tersenyum penuh arti.
"Sampe kapan mau ngikutin?", senyum Abel hilang begitu Gilang bertanya. Semangat dan harapan Adel pupus begitu saja. "Emang siapa yang mau ngikutin?! gue mau belok kok", Abel langsung belok untuk menutupi rasa malu karena gagal mengikuti Gilang.
Namun, Abel tidak melanjutkan langkahnya. Ia bersembunyi dibalik pohon untuk melihat Gilang. "ga usah sembunyi gue udah tau", celetuk Gilang. Abel merasa sangat sangat sangat malu karena perbuatan anehnya ketahuan. Dengan langkah pelan Abel keluar dari persembunyiannya.
"Kok ngerti sih gue sembunyi disitu?", kata Abel sambil menundukkan kepala. Gilang tersenyum masam sambil melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital (Completed)
Teen FictionMungkin pertemuan ini sangat sederhana. Namun, siapa sangka lada akhirnya kedua insan ini harus terjerat perasaan yang keduanya tidak bisa bayangkan.