Gilang membuka pintu perlahan. Gilang sangat takut mamanya marah, karena mama Gilang sedang sakit. Gilang tidak ingin mamanya banyak pikiran.
"Gilang? Itu kamu kan?", Gilang ketahuan.
"Iya ma, Gilang tadi telat jadi ga bisa masuk", jawab Gilang singkat sambil meletakkan tasnya dan mengambil handuk.
"Kok basah? Habis main hujan? Kayak bocah aja deh kamu", kata mama. Gilang tertawa kecil seraya berjalan menuju kamar mandi.
Setelah mandi dan berganti baju, Gilang meminta uang kepada mamanya.
"Kamu kan tadi ga sekolah terus uang sakunya kemana?", tanya mama Gilang. Gilang bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin Gilang mengaku. Tapi, jika tidak mengaku apa alasannya?. Akhirnya Gilang tidak jadi meminta uang kepada mamanya.
"Ga jadi deh ma, masih ada kok uang tabungan Gilang", jawab Gilang padahal sebenarnya tabungannya berada di rumah.
"Udah ga usa ambil uang tabungan. Ini deh buat makan", mama Gilang pun tidak tega melihat wajah tampan anaknya kusut karena kelaparan. Senyum Gilang merekah dengan indahnya. Wajah melas Gilang hilang dengan cepatnya. Tingkah Gilang pun berubah menjadi seperti Gilang kecil di depan mamanya.
"Maacihhh mamaaa, cepet sembuh ya", kata Gilang seraya mencium pipi mamanya.
Gilang pergi keluar rumah sakit untuk membeli makan, padahal mamanya menyuruhnya membeli di kantin rumah sakit. Tapi, Gilang menolak karena harga makanan di kanting rumah sakit jauh lebih mahal daripada di luar.
Gilangpun berjalan dengan santainya sampai ia menabrak orang yang berjalan di depannya.
"Eh sorry gue ga sengaja, sorry ya", tapi Gilang heran karena cewek yang ditabraknya hanya melihatinya sambil tersenyum.
'nih cewek sehat kan ya?', batin Gilang. Gilang pun tidak ingin membuang waktu, ia melanjutkan langkahnya menuju warung makan.
~~~~~~~~~~~
Pintu kamar Kelvin terbuka. Ada seorang cewek masuk. Ternyata dia adalah sahabat Abel yang ingin menjenguk Kelvin. Memang sahabat Abel itu sudah sangat mengenal keluarga Abel. Jadi, tidak heran kalau sahabat Abel akrab sekali dengan Kelvin."Kak Kelvin udah mendingan?", tanya Rahel sahabat Abel.
"Iya udah agak mendingan kok, kamu kesini sama siapa?", tanya Kelvin.
"Naik taksi kak. Oh ya by the way kenapa ga masuk?", tanya Rahel.
"Bukannya ga masuk tapi telat, terus kehujanan deh", jawab Abel yang sebenarnya tidak ingin mengingat kejadian itu.
"Tadi PRnya banyak banget bel gue aja sampe kewalahan", kata Rahel. Abel tertawa karena PR banyak dufah menjadi makanan sehari-hari tapi Rahel baru menyadarinya sekarang. Memang Rahel anak terajin, terpandai, terdisiplin, dan terjujur dikelas. Tidak heran kalau dari awal masuk sampai sekarang tidak pernah ketinggalan ranking 1. Sampai-sampai julukan Rahel di kelas adalah Einstein Junior.
"Oiya ini kak aku bawa buah aja. Maaf ya kak kalo ga bawa yang dipinginin kakak", kata Rahel seraya meletakkan buahnya di atas meja.
"Nggak usa repot-repot hel, disini udah banyak makanan kok", kata Kelvin.
"Eh hel, udah makan belum? Makan yok gue laper", ajak Abel. Memang makan Abel tidak sedikit bisa dibilang banyak😂. Rahel pun tidak menolak ajakan Abel karena kebetulan dirinya belum makan.
![](https://img.wattpad.com/cover/95421672-288-k664705.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital (Completed)
Teen FictionMungkin pertemuan ini sangat sederhana. Namun, siapa sangka lada akhirnya kedua insan ini harus terjerat perasaan yang keduanya tidak bisa bayangkan.