Setelah membayar di kasir, Abel dan Gilang pulang karena hujan juga sudah reda. Gilang dan Abel pulang bersama naik motor. Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi mereka, selain lelah Abel dan Gilang juga tidak bersekolah. Takdir memang sulit ditebak.
"Entar kalo udah sampe rumah sakit gue bayar kok", kata Abel memulai percakapan di motor.
"Nggak perlu bayar", jawab Gilang singkat.
"Nggak bisa gitu dong kan itu...", Gilang memotong pembicaraan Abel, "udah nggak usa protes! Sekarang, dengerin gue", Abel terdiam dan mendengarkan kata Gilang selanjutnya.
"Pegang gue!", Abel terkejut mendengar kata Gilang.
"Kalo lo ga pegangan di atas motor, bisa jatuh. Entar kalo jatuh yg disalahin sapa?", sambung Gilang.Tanpa menjawab Abel langsung memegang baju Gilang. Gilang tertawa kecil karena tingkah Abel yang sepertinya sangat canggung.
Akhirnya mereka berdua sampai juga di rumah sakit. Abel dan Gilang masuk ke rumah sakit dan naik lift bersamaan. Abel dan Gilang saling diam karena mengingat kelakuan bodohnya tadi pagi.
Sampai juga mereka di lantai 3. Abel memberhentikan langkahnya.
"Makasih ya", kata Abel.
"Gue mau anter lo sampai kamar kakak lo, gimanapun juga lo harus aman sampai tujuan", Abel tertawa begitu mendengar kata Gilang yang sok bijak."Kenapa ketawa?", kata Gilang tak terima, "lo ngejek gue?", sambung Gilang.
"Udahlah ayo!", tanpa sadar Abel menggenggam tangan Gilang. Tapi, ada apa dengan Gilang? Kenapa dia membiarkan Abel menggenggam tangannya?.
Mereka berdua sampai di depan kamar kak Kelvin. Abel mengetuk pintu lalu membukanya. Mereka berdua menghampiri kak Kelvin.
"Kak, Abel pulang", kata Abel lirih. Kelvin melihat Gilang bingung. Gilang pun mengenalkan dirinya.
"Kak saya Gilang temennya Abel", kata Gilang lirih juga.
"Kok gue ga pernah liat Gilang dek?", tanya Kelvin membuat Abel guguo dan bingung.
"Em.. kak ini baju Gilang basah nanti takut masuk angin, jadi Gilang balik dulu ya kak", Abel sedikit ngeles tapi masih benar juga.
"Oh iya, yaudah pulang. Entar balik kesini ya temenin Abel", goda Kelvin sambil melirik Abel. Abel mencubit kakak usilnya itu.
"Hehe iya kak, pulang dulu", Gilang pamit dan langsung keluar diantar Abel.
Setelah mengantar Gilang, Abel menuju kakaknya dan bersiap protes. Saat Abel protes, Kelvin hanya tertawa melohat tingkah adiknya. Walaupun mendengar ocehan adiknya, Kelvin masih tetap menggoda adiknya.
"Tuh pipinya merah, apa emang bener dia pacar kamu? Kok ga kenalin kakak sih?", goda Kelvin.
"Au ah kak udah dibilangin juga dia itu temen. Abel ganti baju dulu", jawab Abel mulai kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/95421672-288-k664705.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital (Completed)
Teen FictionMungkin pertemuan ini sangat sederhana. Namun, siapa sangka lada akhirnya kedua insan ini harus terjerat perasaan yang keduanya tidak bisa bayangkan.