BAB 15

52 4 2
                                        

"Nangis? Haha enggak lah gue mana pernah nangis", bantah Abel sambil tertawa kecil. Namun, sayangnya kata Abel itu bohong. Gilang tersenyum sinis.

"Ga usa bohong, gue tau mana bedanya habis nangis apa enggak", jawab Gilang seraya berdiri dan mengembalikan obat mata.

"Lo kenapa nangis? Uang lo ilang?", sambung Gilang sambil tertawa.

"Diem lo! Nggak usa sok tau gitu", jawab Abel kesal. Gilang pun mengajak Abel keluar. Gilang mengajak Abel menuju kantin karena dirinya belum makan siang. Sesampainya di kantin, Gilang meyuruh Abel menunggunya.

"Lama banget sih nih bocah", gerutu Abel. Tak lama setelah Abel menggerutu, Gilang pun datang membawa mie ayamnya.

"Lo yakin ga mau makan?", goda Gilang. Abel menggeleng karena dia sudah makan tadi walaupun tidak habis. Gilang pun makan dengan sangat lahap.

"Nanti lo pulang naik apa?", tanya Gilang disela-sela makannya.

"Ojek lah, apa lagi", jawab Abel.

"Gue anter", kata Gilang tiba-tiba. Abel terkejut. Sebenarnya dia mau, karena lumayan karena tidak perlu membayar. Tapi, jika Rahel melihatnya, apa yang akan dirasakan oleh sabahabatnya itu. Abel pun menolak walaupun hatinya ingin.

"Kenapa? Lo takut sama gue? lagian tujuan kita sama", paksa Gilang. Tapi jawaban Abel tetap sama. Akhirnya Gilang pun mengalah karena sudah merasa ditolak. Kini Abel takut menyesal dengan pilihannya, karena dia sudah melawan hatinya sendiri.

Akhirnya, Gilang telah selesai makan. Mereka berdua pun meninggalkan kantin. Gilang berniat mengantar Abel kembali ke kelasnya. Tapi, lagi-lagi Abel menolak tanpa alasan. Karena malas berdebat, Gilang menurut dengan perintah Abel.

Abel pun melanjutkan berdiri di depan kelas. Tapi, Bella memanggilnya dan menyuruh masuk.

"Emang bu Bety kemana?", tanya Abel.

"Tadi dipanggil kepala sekolah. Lo tadi habis kemana? Kok ga ada?", tanya Rahel yang ingin mengintrogasi Abel. Abel berpikir keras mencari jawaban. Karena tidak mungkin dia bercerita kalau dia pergi bersama Gilang.

"Gue habis dari UKS, nih ngobatin mata", Abel mengelak seraya menunjuk matanya yang bengkak.

"Eh iya, mata lo bengkak bel, ga sakit?", tanya Bella. Abel menggeleng dan mengeluarkan handphonenya. Bella dan Rahel masih bertanya-tanya ada apa dengan Abel?.

Hospital (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang