Gilang dan Abel kembali menatap langit mendung. Mereka sama-sama berharap hujan akan berhenti sekarang juga. Tapi, sebaliknya hujan malah semakin deras. Abel sangat kesal hingga ia meletakkan tasnya dan bermain hujan.
"Lo udah gila ya? Nari-nari sama hujan?", teriak Gilang. Abel tidak menghiraukan kata Gilang. Sampai akhirnya Abel terpeleset. Gilang menertawakannya sekencang-kencangnya.
"Udah ketawa ga nolongin lagi!", keluh Abel. Abel berdiri lalu menghampiri Gilang.
"Ga lucu!", sambungnya.
"Emang ga lucu lebih lucu lagi kalau lo kesleo", Gilang masih tertawa terbahak-bahak. Sudut pandang Abel kepada Gilang kini berubah. Abel tidak lagi berpikir Gilang sempurna, ternyata sama saja. Ponsel Abel berbunyi dan dilihatnya ternyata kak Kelvin.
Abel: halo, kenapa kak?
Kelvin: kamu dimana? Sekarang hujan lho. Udah di sekolah kan?
Abel: belum kak
Kelvin: terus dimana?Tuttt...
"Ah sial pulsa gue abis", gerutu Kelvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital (Completed)
Teen FictionMungkin pertemuan ini sangat sederhana. Namun, siapa sangka lada akhirnya kedua insan ini harus terjerat perasaan yang keduanya tidak bisa bayangkan.