BAB 7

54 5 1
                                        

"Gimana dok? Saya udah bisa pulang?", tanya Kelvin. Dokter menggeleng kecewa. Suster mengganti perban Kelvin.

Abel: halo kak lagi apa?

Kelvin: lho Abel? Kamu ga sekolah?

Abel: sekolah kok kak tapi Abel telat

Kelvin: lho kok bisa telat?

Abel: panjang kak ceritanya. Perban kakak udah diganti?

Kelvin: ini lagi diganti

Abel: udah dulu ya kak Abel mau lanjut dulu dah kakkk

Tuttt... Abel mematikan telponnya.

"Katanya lo ga mau ngomong kakak lo", sahut Gilang. Abel menghembuskan napas panjang. Ia merasa bersalah telah mengecewakan kakaknya.

"Udahlah yok balik ke sekolah keburu kelewat jam 12 nya", ajak Abel. Gilang pasrah dan ikut ajakan Abel. Tapi, tiba-tiba gerimis turun.

Gilang dan Abel panik mencari tempat berteduh. Tapi, apa boleh buat disana sepi karena jalan buntu. Merekapun berlari sekencang-kencangnya. Walaupun mereka sangat capek, tapi rasa itu hilang karena hujan sudah mulai deras.

Akhirnya yang dicari-cari telah ada. Terdapat mini market yang buka di pinggir jalan. Gilang menarik tangan Abel ke mini market tersebut. Napas mereka terputus-putus.

"Padahal langitnya cerah kok ujan ya?", tanya Abel dengan napas terputus-putusnya.

"Wah kalau basah gini ga bisa sekolah deh", lanjut Abel.

Gilang masuk ke dalam mini market. Abel masih berdiri di luar dan menatap langit yang berganti gelap.

"Nih minum biar ga kedinginan", tangan Gilang menjulurkan kopi panas yang dibelinya. Abel terenyuh kembali ternyata masih ada cowok ganteng yang baik.

Hospital (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang