Rahel merasa sangat bosan hangout bersama teman-teman barunya. Rasanya hambar-hambar saja. Daritadi ia hanya berkeliling mencari baju, sepatu, tas, make up, dan hal-hal yang berbau kewanitaan. Semuanya itu bukan hal yang asik bagi remaja seusianya. Sekarang, Rahel sedang duduk di meja makan salah satu restoran cepat saji. Ia sedang menunggu Balqis yang sedang memesan makanan. Teman-temannya yang lain hanya selfie dari tadi dan bermain sosmed. Tidak bisa disembunyikan lagi kalau Rahel rindu dengan kedua sahabatnya, Abel dan Bella. Rahel merasa diperbudak disini. Sedari tadi ia disuruh membawa belanjaan dan kali ini, ia disuruh mentraktir mereka semua. Karena Rahel baru digenk ini, ia tidak bisa menolak.
"Ngelamun aja daritadi! Ga mau ikut selfie nih?", tanya Lisa menyadarkan lamunan Rahel. Rahel menggeleng seraya meletakkam dagunya di atas meja. Lisa pun melanjutkan selfie-nya bersama teman-temannya.
"Tadaaa, udah dateng makanannya", kata Balqis sambil meletakkan nampan makanannya ke meja. Rahel tampak tidak bersemangat. Rasanya perutnya masih menolak terisi makanan. Ia melihat makanannya dengan tatapan kosong.
"Nah cepet diambil nih makanan kalian!", perintah Balqis. Semua mengambil makanan mereka masing-masing, kecuali Rahel. Balqis yang melihat tingkah Rahel itu pun penasaran.
"Rahel, kok ga diambil?", tanya Balqis. Rahel langsung tersadar dan mencari alasan.
"Em.. itu anu kak.. aku mau ke toilet bentar", akhirnya Rahel menemukan alasannya.
"Jangan kabur ya! Lo harus bayar ini!", sahut Lisa dengan nada sangat sinis. Rahel mengangguk dan langsung pergi. Namun, ia mengendap-endap keluar. Rahel sudah tidak sanggup lagi bersama mereka. Genk yang diketua-i oleh balqis, kini sudah sangat keterlaluan. Rahel tidak menginginkan pertemanan seperti ini. Akhirnya, berhasil juga Rahel keluar dari 'neraka' itu. Segera Rahel memesan taksi online yang beralamatkan rumah Bella.
Rahel menunggu taksinya di depan pintu lobby mall. Tak terlalu lama menunggu, taksinya pun datang. Masuklah Rahel secepatnya karena takut ketahuan. Taksi pun melaju ke tujuan.
***
"Gimana? Dia boleh ikut ga bel?", tanya Abel kepada Bella. Abel terpaksa harus mengizinkan Gilang ke Bella. Dengan berat hati pula Bella mengizinkan Gilang ikut.
"Oiya, kita belum kenalan kan? Kenalin nama gue Gilang Adi Saputra gue kelas 11 IPA", Gilang memperkenalkan dirinya seraya menunjukkan wajah centilnya.
"Yaudah ayok berangkat, papa gue udah nunggu tuh", jawab Bella sangat jutek ke Gilang. Tapi, Gilang tidak masalah. Karena tujuan utamanya adalah pergi bersama Abel bukannya Bella.
Bella duduk di samping papanya, Gilang dan Abel duduk di tengah berdampingan. Mereka semua diam sampai akhirnya papa Bella membuka pembicaraan
"Jadi kamu namanya Gilang?", tanya papa Bella.
"I-iya om, saya Gilang", jawab Gilang.
Bella menyikut papanya, menandakan agar papanya tidak bertanya apa-apa lagi kepada Gilang.Akhirnya sampai juga di rumah besar milik Bella. Bella mempersilahkan Abel dan Gilang masuk. Terlihat ada tenda acara dan tumpeng yang tersusun rapi di atas meja. Gilang terenyuh, karena acara anniversary-nya terlihat meriah. Apalagi ada tumpeng yang terlihat lezat. Bella menyuruh Gilang dan Abel duduk di kursi yang disediakan, sedangkan dirinya harus berganti kostum dulu.
"Em.. bel, gue mau nanya nih sama lo", kata Gilang. Abel menaikkan kedua alisnya. "Bella itu adiknya kak Reza kan?", sambung Gilang. Abel mengangguk.
"Tapi, gimana lo bisa tau kalo Bella adik kak Reza?", tanya Abel balik.
"Ya jelaslah. Wajah mereka itu mirip banget!", jawab Gilang sambil tertawa kecil. Lagi-lagi Abel dibuat tertawa dengan tingkah Gilang.
Pandangan Abel teralihkan ke arah gadis remaja yang baru saja masuk. Wajahnya pun tidak asing lagi. Ya, dia adalah Rahel. Tamu yang telah menolak undangan Bella begitu saja. Rahel masuk dan berjalan ke arah Abel.
"Bella mana?", tanya Rahel. Abel berdiri dan memegang pipi Rahel yang sembab.
"Lo kenapa? Lo habis diapain sama mereka sampe lo nangis gini?", tanya Abel terkejut sekaligus prihatin. Rahel langsung memeluk Abel sambil meminta maaf.
"Maafin gue bel, gue nyesel udah tinggalin kalian demi temen-temen kayak mereka. Gue deketin mereka biar bisa dapetin Gilang", kata Rahel sambil terisak-isak. Gilang yang disebut namanya pun langsung berdiri kaget.
"Gilang? Gue maksudnya?", gilang bertanya sambil menunjuk dirinya. Rahel melepaskan pelukannya dan melihat ke arah suara itu, dan ternyata itu memang Gilang. Orang yang ia sukai.
"LHO?! G-GILANG? LO KOK ADA DISINI?!", tanya Rahel sangat sangat terkejut. Kini rahasianya telah terbongkar langsung. Orang yang disukainya telah mengetahui itu. Sekarang ini bukan lah rahasia lagi.
"Gue tanya sekali lagi. Gilang yang lo maksud itu gue?", tanya Gilang sekali lagi untuk memastikan kalau itu bukan dirinya. Tapi, Gilang salah besar. Ketika Rahel mengangguk dan artinya Gilang yang dimaksud adalah dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital (Completed)
Teen FictionMungkin pertemuan ini sangat sederhana. Namun, siapa sangka lada akhirnya kedua insan ini harus terjerat perasaan yang keduanya tidak bisa bayangkan.