Rahel dan Abel semakin serius mendengar curhatan Bella. Mereka semakin tertarik dengan topiknya hari ini; anak baru.
"Ya ampunnn gue terpesona sama dia", ucap Bella mengakhiri curhatannya.
"Emang lo udah yakin dia anak baru?", Rahel meyakinkan Bella lagi. Bella mengangguk dengan seribu kemantapan hati."Bisa aja dia pertukaran pelajar. Soalnya gue liat mukanya agak kebulean gitu", sangkal Abel. Bella terlihat berpikir sejenak.
"Gue ga bego kali bel. Orang dia tadi nanyain gue pake bahasa Indonesia dengan fasih.", bantah Bella. Rahel dan Abel kembali terbahak karena tingkah salah satu sahabatnya ini.
"Awalnya sih gue liat emang ganteng, pake banget malah. Tapi, pas gue ngerasa dia cuek gitu, ya gue pikir bukan tipe gue banget lah", ucap Rahel yang setelah itu langsung meneguk kembali airnya.
"Kalo gitu gue kebalikan lo hel. Dia itu tipe gue banget. Gue suka cowok yang cuek-cuek cool gitu", kata Bella sambil tertawa kecil. Abel hanya bisa tersenyum dan menambahkan,
"Tipe gue mah pokoknya yang seiman dan dia tanggung jawab, baik, pengertian, sabar, pinter, bisa jadi imam yang baik", tiba-tiba saja Rahel memotong.
"Elah! Sebutin aja semua bel sampe puas", celetuk Rahel. Abel nyengir kuda.
Kini, bel masuk sekolah telah berbunyi. Artinya, semua siswa harus masuk ke kelas masing-masing dan siap mengikuti pelajaran. Alias siap tidak siap harus belajar.
Namun, hari ini adalah hari Senin. Jadi, bukan harus masuk kelas. Tetapi, harus ke lapangan upacara untuk melaksanakan rutinitas pelajar dihari Senin.
Abel dan ketiga sahabatnya itu berlari. Memang sengaja agar mendapat tempat yang cukup teduh. Namun, mereka terlambat. Kini tempat yang diharapkan itu telah ditempati oleh seseorang. Mereka pun mengeluh sangat jengah. Terpaksa mereka tetap harus mengikuti upacara dengan khidmat. Walaupun cuacanya sangatlah terik.
Para siswa dan siswi telah berbaris rapi. Upacara juga sudah dimulai. Hanya tinggal menunggu bendera dinaikkan ke atas oleh sang petugas. Tim paduan suara telah menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan amat merdu. Bahkan beberapa siswa juga ada yang ikut bernyanyi, termasuk Rahel. Mungkin jiwa nasionalisme mereka bangkit.
Setelah cukup lama upacara berlangsung, akhirnya usai juga. Semua siswa berhamburan memasuki gedung sekolah. Mereka kembali ke kelas mereka tercinta. Tak terkecuali Abel, Bella, dan Rahel.
Hawa kelas pun menyambut mereka. Semua siswa duduk rapi di bangkunya masing-masing, menyiapkan diri untuk jam pelajaran pertama. Sesekali Bella curi-curi pandang ke arah cowok yang bertanya padanya tadi.
Berbeda dengan kelas Abel yang tenang, kelas Gilang masih ricuh tak karuan. Semua siswanya masih bermain-main. Ada yang mengobrol, berlarian, duduk di atas meja, namun masih ada tersisa beberapa anak rajin yang membaca buku. Gilang sendiri, ia sedang mengobrol dengan teman sebangkunya yang kebetulan rekan tim basket sekolah. Namanya adalah Rangga.
"Lo nanti bisa nggak latian?", tanya Rangga. Gilang terlihat sedikit gusar.
"Gimana ya ngga. Gue nanti udah janji mau nganter Abel pulang", jawab Gilang. Rangga pun juga terlihat berpikir untuk mengatasi masalah Gilang.
"Lo bilang aja sama dia kalo lo ada latian basket mendadak", saran Rangga. Gilang menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal.
"Iya deh nanti gue bilang ke dia", kata Gilang sekaligus mengakhiri percakapan mereka karena guru yang mengajar pelajaran dijam pertama sudah datang. Suasana yang tadinya ricuh, sekarang menjadi lebih senyap.
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Ibu Guru yang ada di kelas Abel mempersilahkan murid baru untuk memperkenalkan diri. Murid baru itu menuruti perintah guru yang ada di depan. Ia berjalan sambil mengeluarkan auranya yang begitu kuat. Ia memperkenalkan dirinya selayaknya murid baru yang lain.
"Perkenalkan nama saya Dabryan Theo Rizaldi. Panggil aja Bryan", itulah perkenalan yang singkat.
"Cuma itu aja? ga ada lagi?", tanya Ibu Guru. Bryan hanya menggeleng yang artinya sudah cukup sampai disitu perkenalannya. Akhirnya, Bryan dipersilahkan duduk di tempatnya kembali. Kegiatan belajar mengajar pun dimulai.
Waktu semakin cepat berlalu. Sekarang bel istirahat berbuyi nyaring yang disambut bahagia oleh para siswa dimanapun berada. Di kelas Abel, semua langsung pergi menuju kantin. Kecuali Abel, Bella, dan Rahel. Tak lupa satu lagi, yaitu Bryan.
Bella yang menyadari keberadaan Bryan itu pun menyikut pelan perut Rahel. Gadis yang disikut Bella itu langsung mengerti maksudnya.
"Bel Bryan ada disini bel", bisik Bella. Pandangan Abel langsung teralihkan ke Bryan.
"Udah, lo samperin sana. Kenalan kek", timpal Rahel. Bella membayangkan, saat dirinya mengenalkan diri ke si Bryan malah cuek dan tidak melirik ke arahnya sedikitpun. Itu sangat mengerikan dan memalukan. Bella yang membayangkan itu tiba-tiba bergidik ngeri.
"Masa cewek dulu yang mulai", sangkal Bella.
"Elah, gengsian banget jadi cewek lo bel!", maki Rahel. Abel langsung berdiri dari duduknya sambil mengatakan, "gue punya ide!".
Abel berjalan menuju Bryan yang sedang membaca buku sambil mengenakan headsetnya. Rahel dan Bella pun mengekor di belakang Abel. Saat terhenti langkahnya, tiba-tiba Abel mengeluarkan suaranya.
"Eh anak baru!", namun ketika Abel berkata seperti itu Bryan malah tidak berkutik sedikit pun. Melihat tingkah Bryan yang seperti orang sombong, Abel langsung uring-uringan.
"Sombong banget sih ni anak! Woi!", bentak Abel. Bryan yang menyadari ada beberapa cewek di dekatnya langsung melepaskan headsetnya.
"Lo ngomong sama gue?", ujar Bryan seraya menaikkan satu alisnya. Sekarang Abel benar-benar geram. rasanya ia ingin menerkam manusia yang ada di hadapannya saat ini. Namun ia ingat bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan untuk menerkam.
"Ish sombong banget sih lo!", bentak Abel sambil sedikit mendorong kasar meja Bryan. Lalu, Abel berlari dan disusul oleh Rahel.
"Maafin temen gue ya. Mungkin dia lagi capek", kata Bella sedikit menengahi.
"Bilang ya sama temen lo itu, gausa aneh jadi orang.", setelah itu Bryan memasang headsetnya dan kembali fokus ke bukunya. Bella mengangguk canggung. Lalu, dirinya pergi berniat menyusul Abel dan Rahel.
***
"Masa cewek dulu yang mulai"
-Bella
*Bryan peka woi!😂🔫
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital (Completed)
Teen FictionMungkin pertemuan ini sangat sederhana. Namun, siapa sangka lada akhirnya kedua insan ini harus terjerat perasaan yang keduanya tidak bisa bayangkan.