FA- 12

818 73 37
                                    

HAIIIII JUMPAA LAGI DENGAN DIRIKU...
IYA INI MO UPDATE KOK.
GEGARA KERJAAN BIKIN ENVY, MOODNYA SUKA REINKARNASI MULU DAH.

***

Jika saja tangan kekar Robbie tak menarik badan Judith dari bathup penuh air, mungkin saat ini di Barcelona; tepatnya di rumah mewah keluarga Justice,  pasti akan diadakan upacara kematian paling memalukan. Seandainya Jason Justice tahu Marc Marquez yang menyebabkan putrinya kehilangan nyawa, ia bisa saja menuntut Marc Marquez dengan penjara seumur hidup. Tentu saja dengan pengacara andalan mereka yang mampu membuat tuduhan palsu.

Beruntung seorang lelaki yang tidak pernah lagi melintasi mimpi Judith datang tepat waktu. Beberapa saat yang lalu sebelum ia memutuskan mengikuti mobil Marc, Robbie berniat untuk sekedar mampir ke kantor Marc sembari melihat beberapa koleksi otomotif yang dipamerkan. Namun melihat Marc dan seorang rekannya pergi, entah firasat darimana membuat Robbie ingin mengikuti kemana mereka pergi.

Sebuah apartemen. Untuk apa Marc masuk ke sebuah apartemen di pinggiran kota? Pertanyaan tersebut melintas begitu saja di benak Robbie hingga membuatnya nekat membuntuti bekas tetangganya itu.

Hatinya semakin gusar ketika melihat seorang wanita keluar dari sebuah kamar dan menyambut Marc dengan senyum merekah dan gayanya yang manja. Ada yang ngilu saat adegan itu berlangsung di depan matanya. Wanita yang lama tak ada kabar sejak putusnya ikatan pertunangan mereka. Judith Stoviella Justice. Parahnya lagi, wanita itu tengah berada dalam pelukan lelaki suami tetangga sebelah rumah yang ia beli untuk Judith.

Robbie memutuskan menunggu hingga Marc keluar. Beberapa saat menunggu, akhirnya Robbie berhasil masuk ke dalam apartemen Judith. Namun pemandangan yang tengah disaksikannya nampak begitu menyedihkan. Judith membiarkan tubuhnya berkubang dalam bathup penuh air hingga menyisakan kepalanya. Lama kelamaan kepalanya merosot, ikut tenggelam bersamaan dengan tubuhnya. Dengan segera Robbie menarik tubuh Judith dari dalam air.

"Ada apa dengan dirimu, Ju?"

Secepat kilat di sambarnya selembar handuk untuk menutupi tubuh polos Judith.

"Kenapa kau di sini?"

"Jawab aku. Jangan balas pertanyaan dengan pertanyaan. Ada apa denganmu sampai kau ingin bunuh diri?"

Masih dengan mata sembab dan rambut basah Judith tetap diam. Tidak mungkin mengakui bahwa ia tengah hamil anak Marc Marquez karena ia tak ingin Robbie kecewa.

Robbie mendekat memperlihatkan strip kehamilannya. "Dan jelaskan apa ini? Kau hamil? Dengan Marc Marquez? Lalu dia tak ingin tanggung jawab kemudian kau memilih bunuh diri, benar begitu?"

Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Judith. Hanya matanya yang seolah ingin menjawab tidak. Namun Robbie lebih dulu menebaknya.

"Jadi ini alasanmu memutuskan pertunangan kita?" Judith menangkap suara rendah namun penuh penekanan pada suara bariton mantan tunangannya.

"Kau memilih menjadi pelacur untuknya. Padahal aku mampu memberimu segalanya, Ju."

Air mata Judith menetes. Memang tak ada bentakan keras atau sikap menghakimi dari Robbie. Tapi setiap kata yang dilontarkan padanya cukup membuat Judith terpojok.

"Tapi kau tak bisa membuatku jatuh cinta, Robbie. Maafkan aku jika harus memilih menjadi pelacur untuk lelaki masa laluku." Mata tajam Robbie menatap lekat bola mata cokelat pekat milik wanita itu.

"Setidaknya aku mencintaimu tulus dan tak pernah sekalipun menginjak harga dirimu selama kau menjadi pasanganku. Aku tak pernah menuntutmu untuk melakukan hubungan fisik atau memaksamu untuk berciuman. Dan ternyata itulah letak kesalahanku."

FAR AWAY (Ketika Berpisah Menjadi Jalan Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang