FA- 14

803 78 42
                                    

Wekekekekejekekekek

Update coy

Akhirnyaaaa

Cekidot dah

***

"Jadi kau sungguh-sungguh tidak ingin menemaniku berbelanja?"
Kulihat dengan jelas Marc mengangguk mantap sesampainya kami di depan supermarket.

"Aku harus menemui klien penting, sayang."

"Huh? Yasudah kalau begitu. Baru saja semalam kita berbaikan dan kau sudah mengingkari janjimu."

"Hey, kapan aku berjanji?"

Marc memang tidak berjanji. Tapi ini alasanku saja untuk merajuk padanya.

"Yasudah berangkat sana. Aku akan pulang setelah membelikan es krim dan donat untuk Lynn." Kupasang raut muka masam agar ia tahu bahwa aku sedang kecewa.
Kali ini kedua sudut bibirnya terangkat.

Oh...tidak tahukah pria menyebalkan ini bahwa istrinya berpura-pura marah dan kecewa?

"Kau cantik sekali, Darl."

"Jangan merayu saja. Mana kartu kredit dan debitmu."

"Apa?"

"Jangan pura-pura tuli sayang."
Tanganku menengadah sementara wajahku berpaling ingin tertawa. Pasti wajah Marc sedang cengo saat ini.

"Jadi kau memaksaku ikut hanya agar aku membayar belanjaanmu?"

"Apalagi sayang? Ayo berikan."

Dengan terpaksa rupanya Marc memberikan satu kartu debitnya yang dengan penuh penyesalan.

"Thanks, hubby. Ayo Lynn kita habiskan isi kartu ini."

"Yeaayyy... ayo Mom!"
dengan semangat Lynn beranjak turun dari mobil dengan senang.

Tak perlu kulihat lagi raut wajah Marc yang sedang melihat istri dan anaknya terlampau semangat hari ini. Kupastikan wajahnya yang tampan berubah kecut saat menyadari bahwa kartu debit yang ia berikan akan tandas hari ini juga.

***

Supermarket tampaknya tak terlalu ramai pada pagi di musim dingin seperti sekarang. Hanya ada beberapa pengunjung dengan troli penuh masih mengamati setiap rak pajang. Untuk memastikan apa lagi barang yang terlewat dari daftar belanjaan mereka.

Aku dan Lynn yang kududukkan di troli meluncur ke rak daging segar. Mengambil beberapa kantong daging sapi has dalam dan beberapa kantong daging ayam.

"Mommy, i want a ice cream." ucap Lynn dengan memasang wajah konyolnya.

"Nanti ya. Kita beli bahan makanan dulu untuk Daddy."

"Now, Mommy."

"Lynn... jangan rewel."

Aku kalah! Medengar jurus andalan menangis Lynn.

"Ini musim dingin, kau malah meminta ice cream. Siapa yang mengajarimu?"

"Uncle Alex."

Bocah itu lagi.

Bicara tentang Alex, aku tak tahu bagaimana kabarnya setelah aku pergi ke London. Dia tak lagi pernah datang ke rumah kami. Atau sekedar menelpon dan menanyakan kabar Lynn.

"Silahkan."

Semangkuk ice cream vanilla dan strawberry dengan topping tutti fruity serta pasta coklat terhidang menggoda di depan Lynn. Dengan sigap tangan mungil itu mulai menyendok dan memasukkan ke dalam mulutnya.

FAR AWAY (Ketika Berpisah Menjadi Jalan Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang