Emma menunggu lebih dari lima jam setelah terakhir mendapat telepon dari Tom, bahwa ia akan datang sekitar pukul delapan malam. Malam sudah larut, tapi pria pirang tak tahu diri itu tidak juga menampakkan batang hidungnya.
Bukan tanpa usaha Emma menunggu Tom. Sudah tidak terhitung berapa kali Emma menelpon dengan jawaban operator seluler.
Lynn sendiri sudah sejak pukul enam sore tidur karena menangis tidak ingin pulang dari rumah sakit. Mengingat kejadian tadi, rasa-rasanya Emma ingin sekali kembali seperti dulu pada keluarga Marquez yang menyayanginya. Tapi sekarang hati Emma tertutup untuk Marc. Baginya, Marc adalah serpihan yang tak ingin disusunnya kembali.
Ada perasaan yang menggebu pada seorang Roser saat melihat Lynn. Ia tergesa menggendong Lynn dan menciuminya ketika baru saja datang. Emma adalah seorang ibu, meski belum menjadi seorang nenek tapi Emma tahu bagaimana rasanya bertemu dengan seorang nenek.
Mencoba lagi, Emma mendial nomor Tom lalu melengos kemudian karena tetap dengan jawaban yang sama. Tidak aktif!
"Sebenarnya kau kemana, sih?"
Kristen yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya bingung. Meski matanya fokus dengan pertandingan bola di televisi, bukan tidak mungkin Emma yang mondar-mandir kesal terlihat sangat mengganggu.
"Ini sudah larut, sis. Tom tidak akan datang."
"Tapi dia sudah berjanji. Kau tahu, aku memiliki feeling tidak enak saat ini."
"Itu hanya perasaanmu saja, sis. Lihatlah dirimu, tingkahmu seperti anak SMU yang baru berkencan saja."
"Apa kau bilang?"
Emma sudah akan melepas sandal lantainya ke arah Kristen ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Sebuah nomor yang tak dikenal."Hola?"
"Emma, ini aku Alex."
Emma menarik nafasnya yang berat."Oh kau. Ada apa?"
"Aku hanya ingin memberitahu bahwa Marc akan dioperasi besok pagi. Bisakah kau ke rumah sakit besok?"
"Ya, tentu saja. Aku akan datang dengan Lynn."
"Perlu kujemput?"
"Tidak usah. Aku bisa naik taksi."
"Baiklah, sampai jumpa."
"Eh, Lex tunggu sebentar."
"Ya?"
"Apakah... apakah Tom Felton ada di rumah sakit?"
"Tom? Aku tidak melihatnya. Tapi dia sudah memberikan hati untuk Marc ke rumah sakit."
"Oh, baiklah. Sampai jumpa."
Donor hati untuk Marc sudah sampai dengan selamat di rumah sakit, dan itu berarti Tom juga sampai di Spanyol. Emma ingin rasanya menebak bahwa Tom sedang beristirahat.
Ya, mungkin Tom sedang beristirahat, atau tertidur dan membiarkan ponselnya mati.***
Emma tiba satu jam setelah Roser, Julia dan Alex tiba lebih dulu. Meski masih merasa canggung, tapi Emma dengan segenap hatinya menggenggam tangan Marc untuk memberinya kekuatan.
"Segeralah sembuh, Dad. Aku akan memberimu hadiah jika kau sembuh."
celetuk Lynn. Entah apa yang ia maksud hadiah itu."Aku akan sembuh, my beauty dan akan langsung meminta hadiahku. Kau bisa berdoa untuk Dad?"
Lynn mengangguk mantap membuat kedua kuncirnya berayun ke depan.
"Mom selalu mengajariku berdoa. Berdoa untuk Mom, untuk Nenek dan kakek, untuk paman dan bibi, juga untuk Daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
FAR AWAY (Ketika Berpisah Menjadi Jalan Terbaik)
FanfictionCOMPLETE STORY "Musim Gugur akan mengajarkan kita. Bahwa tanpanya, Musim Semi takkan nenjadi seindah ini." Tentang kisah cinta sejati. Yang harus melupakan dan dilupakan. Tentang besarnya arti kesetiaan dan pengorbanan. Tentang menunggu dan harus me...