FA- 2

1.4K 103 54
                                    

HOLAAAAA!!!

INI UPDATE SPECIAL KARENA ANE LAGI ULANG TAUN... hahaha gak ada yang nanya jugak.
Ucapin donk ucapin donk (maksaaaaahhh)

Gak tau dimana specialnya, yang jelas ada harapan kalian suka dengan cerita ini.

***

Masih pukul 06.00 waktu setempat ketika Emma sibuk mempersiapkan keberangkatan Marc ke Philadelphia untuk urusan bisnis. Sudah hampir satu jam ia berkutat di dapur agar Marc bisa sarapan di rumah dan juga menyertakan bekal untuk makan siangnya.

Sebenarnya Marc tidak perlu bekal, karena di pesawat sudah ada layanan khusus untuk itu. Namun ketika Emma memaksa dengan dalih lebih sehat masakan rumah, maka Marc tidak menolak. Bagaimanapun ia terlalu tergila-gila dengan masakan Emma.

Marc turun dengan setelan jas abu-abu dan dasi silver sambil menenteng beberapa berkas yang akan dibawa serta.

"Aku lupa menaruh kaus kaki abu-abuku."

"Aku yang menyimpan. Akan kuambilkan. Sarapan dan bekalmu sudah kusiapkan. Jangan lupa membawanya." Emma berlari mengambil kaus kaki yang telah ia cuci bersih di belakang. Dan kembali menemani Marc sarapan di meja counter dapur.

"Ayo, Darl. Kau sudah sangat terlambat."

Emma membiarkan suaminya memghabiskan sarapannya dan meraih kaki Marc untuk membantu memasang kaus kaki dan sepatunya.

Marc terhenyak melihat Emma melakukan hal itu. Dipandangnya Emma dari atas tanpa ia tahu.

"Darl, aku bisa memakainya sendiri."

"Tidak masalah. Dulu ibuku juga melakukan ini pada ayahku." Marc tersenyum. Dalam hati ia merasa beruntung memiliki istri seperti Emma. Bukan hanya sebagai istri, tapi Emma mampu melakoni peran sebagai ibu dan sahabatnya.

"Terima kasih. Aku mencintaimu."

"Cepat kembali."

Marc mengusap pipi Emma dengan telunjuknya, memciumnya dalam-dalam lalu berangsur pergi.

Emma melambai ketika mobil Marc keluar dari rumah. Pelan ia berbisik,

"I love you more, Darling."

***

Cuaca mulai menghangat di pukul sepuluh pagi. Emma mengajak Lynn bermain di taman depan bersama kelinci peliharaannya. Tak ada lagi yang bisa membuat Emma bahagia selain suara tawa khas dari putrinya yang kini menginjak usia 9 bulan.

Melihat Lynn merangkak ingin mengejar kelinci-kelinci lucu membuat Emma tak hentinya bersorak. Sudah tiga hari ini Marc belum kembali. Ia sangat merindukan suaminya. Terlebih ketika Lynn sudah berhasil menyebut kata Dad dengan benar. Ingin rasanya Emma menceritakan pada Marc kehebohan apa saja yang dilakukan Lynn selama Marc tak dirumah.

Tin tin.

Kepala Emma terangkat. Matanya menangkap mobil pengangkut barang menepi, lalu mundur masuk ke dalam rumah kosong sebelah.

Mungkin ada yang menyewanya.
Pikir Emma sambil lalu.

"Mom...ma." Emma mengalihkan pandangannya pada Lynn yang kini merangkak mencoba berdiri dengan memegang lutut Emma.

"Sayang, kau belajar berdiri? Oh Ya Tuhan, Dad pasti akan senang mendengarnya. Ayo kita makan siang dulu dan mengganti popokmu." Tangan Emma mengulur menyelipkannya di kedua ketiak tembam Lynn.

"Halo, Selamat siang."

Baru saja Emma akan mengajak masuk Lynn ke dalam rumahnya hingga sapaan seseorang menghentikan langkahnya.

FAR AWAY (Ketika Berpisah Menjadi Jalan Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang