FA- 25

634 62 11
                                    

Percayalah, balapan kemarin entah kenapa badmoodnya sampe sekarang. Padahal sebelum si ayang berangkat balapan aku udah mandiin dia kembang tujuh rupa, kukasih jamu telor jawa dan madu tawon mangga. Sudah kuoles2 minyak lintah. Setiap tikungan aku selalu merapal doa2 buat dia. Tapi kenapaa????

Kenapa motornya rusakkk????
Padahal tanggal udah semakin tua Mas Kes.

(Baca lagi ya... pake dialog rada lebay gitu sambil nangis)

Warning lagi. Kalau yang ga ngerti sama part ini, baca ulang part sebelumnya yaaaa. Aku nyoba main alur. Kalau ternyata belom berhasil, ya maklumin ya.

***

"Auntie, bangunlah!" Madelynn menggoyangkan badan Kristen yang masih tidur di jam sepuluh pagi. Dengan sedikit merasa kesal karena bibinya tidak juga bangun, Madelynn mengangkat satu headphone yang menempel di telinga bibinya.

"Auntieeeeee." teriaknya kesal.

Kristen menggeliat dengan wajah tak bersalah sedikitpun.

"Lynn, ini hari sabtu. Jangan bangunkan aku sepagi ini." bisiknya serak dengan masih tetap memejamkan mata.

"Pria tampanmu datang, Auntie." Sontak Kristen membelalak lebar dan melihat keponakan tercintanya mengerjap lucu.

"Kau serius?"

"Tidak."

"Eugh, Lynn. Pergilah dan jangan ganggu tidurku."
Kristen menutup matanya lagi. Kali ini menggunakan bantal untuk menutup telinganya.

"Bukankah kau ada janji dengan pria tampan bernama Alex Marquez?"

Kristen menegakkan punggungnya mengingat bahwa beberapa hari yang lalu ketika ia pergi mengantar Emma ke kantor penerbit. Sementara dirinya dan Lynn pergi ke toko kaset dan tak sengaja bertemu Alex.

Ya, Alex Marquez. Adik dari mantan kakak iparnya yang brengsek itu. Lama tak bertemu membuat Kristen pangling saat bertemu Alex. Jika saja pria itu bukan adik kakak iparnya, mumgkin Kristen akan jatuh cinta pada pandangan pertama.

***

"Auntie, kita kesana yuk." Tunjuk Lynn ke arah rak-rak kaset dvd berwarna pink. Tentu saja gadis kecil itu merasa tertarik karena poster besar yang menjadi background nya adalah Barbie cantik yang menjadi idolanya.

"Aku ingin Barbie."

"Di sini bukan toko Barbie, sayang. Ini toko kaset."

"Tapi ada gambar Barbie di sana. Pasti mereka menjualnya. Ayolah, Auntie."

"Tidak ada. Hanya ada kaset dvd Barbie. Kalau kau mau kasetnya, akan kubelikan."

"Tidak mau. Aku mau Barbie." Kristen menepuk dahinya kala Lynn merengek seperti ini.

"Lihatlah," Tiba-tiba seorang lelaki mengulurkan sebuah DVD Barbie di depannya. Lelaki jangkung dengan dandanan kasual yang tampan.

"Nanti di sini kau akan bisa bermain dengan Barbie selama yang kau suka. Hanya jalankan ponsel pintarmu dan scan kode yang ada di setiap episodenya." Lelaki itu menjelaskan. Dan tampaknya gadis kecil menyebalkan ini tertarik.

"Bagaimana bisa?" Tanya Lynn.

"Namanya 3 dimensi, nona cantik yang kecil. Kau mau?" Lynn merekah dan mengangguk senang. Tangan kecilnya meraih dvd itu dan sibuk mengamatinya.

"Dia sudah besar, ya." Lanjutnya. Kali ini berbicara pada Kristen.

Kristen yang gugup dengan rasa terkejutnya hanya mengangguk samar. Matanya mencuri pandang pada lelaki itu ketika ia sedang sibuk memperhatikan Lynn. Ada bulir airmata yang ingin meluncur dari tatapan rindunya.

FAR AWAY (Ketika Berpisah Menjadi Jalan Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang