Cemburu ini membunuhku!

2.3K 130 19
                                    

Abi POV

"Brengsekkk kamu Bi!!!! Dasar pengecutttt!!!"

Bugggg!!!

Aku meringis merasakan tonjokan Alan yang tepat mengenai wajahku. Darah segar pun mengalir dari bibirku yang pecah.

"Kalo aku brengsek lalu kamu apa Lan??!!"

Bugggg!!!

Aku membalas tonjokan Alan tepat mengenai dadanya. Alan pun jatuh tersungkur menabrak sofa ruang tengah.

"Ternyata selain brengsek dan pengecut, kamu juga bodoh Bi!", umpat Alan yang membuatku naik pitam.

Aku berjalan menuju sofa dan menarik kerah baju Alan serta membangunkannya paksa. Tanganku sudah menggenggam dan siap mendarat di pipi Alan, saudara, sahabat, teman kecil atau apalah dulu aku menganggapnya. Dan sekarang aku menganggapnya pengkhianat.

Buggg!!! Bugggg!!!

Dua tonjokan keras kepalan tangan kananku mendarat tepat di wajah Alan. Darah segar juga mengalir dari hidung dan mulutnya.

"Apa-apaan ini? Cukup!!! Kalian bukan anak kecil!!! Abi!!! Lepaskan Alan!!!", tiba-tiba Papah datang dan menarik badan Alan serta melindunginya dari sasaran amarahku. Aku mendengus kesal namun mataku tetap menatap lekat Alan dengan penuh kebencian.

"Abi... Dengarkan Papah... Coba dengarkan dulu Papah bicara. Kasih kesempatan Alan untuk menjelaskan semuanya...", ujar Papah sambil memegang bahuku.

"Menjelaskan apa??! Menjelaskan bahwa sebenarnya dia adalah pacarnya Vika? Menjelaskan kalo dia adalah yang berkuasa atas segalanya? Semua dapat dimilikinya??! Perusahaan, rumah, uang semua memang bisa dia miliki. Dan dia pikir istriku juga bisa dia miliki juga? Oke!!! Ambil!!! Aku nggak butuh perempuan seperti dia! Kalian berdua memang pantas! Kalian berdua pembohong!!!", umpatku tepat di depan wajah Alan.

Plakkk!!

Aku terkejut bukan kepalang. Karena yang mendarat di pipiku adalah tangan seseorang yang selama ini sangat mengasihiku.

Tangan Papah.

"Papah!!! Apa-apaan ini??!", Mamah datang dan menarikku menjauhi Papah.

"Dia pantas mendapatkannya!", ucap Papah.

"Papah sadar nggak sih?! Papah membela orang lain dan menyakiti anak Papah sendiri??! Tidak cukupkah Papah melihat penderitaan Abi? Dia dikhianati oleh saudara dan istrinya sendiri? Dan sekarang Papah juga menyakitinya? Cukup Abi, jangan pedulikan omongan mereka. Kamu sudah lihat sendiri kan bagaimana biadabnya istrimu. Bagaimana kelakuan perempuan jalang itu..."

"Cukup Mamah!!!", ucapan Mamah terputus olehku.

"Aku nggak butuh penjelasan dari kalian semua. Semua orang disini udah nggak bisa aku percaya lagi!!!", ujarku sambil berlalu meninggalkan semua orang di ruang tengah.

Emosiku memuncak.

"Aaaarrrggggghhh...!!!"

Aku berteriak sekencang-kencangnya hingga memenuhi seluruh ruangan.

Blakkkk!!!

Ku banting pintu kamarku dengan keras.

Duggg!!!!

Aku melayangkan kepalan tanganku di tembok kamarku. Tak ku pedulikan rasa sakit dan lebam di buku-buku tanganku. Karena rasanya tak sesakit hati ini ketika aku melihat perempuan yang namanya selalu ada dalam setiap denyut nadiku itu berada dalam gendongan, dekapan, ciuman dan pelukan laki-laki selain aku.

Tolong [jangan] Ceraikan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang