23. Does not make sense

2.5K 177 11
                                    


Hai maaf ya apdetnya lama bingitz... hohoo... baru muncul ide ceritanya pas lgi nonton drama thailand xoxo😆

Itu dimulmed Anaya with Pranata ya...

Oke selamat membaca & jangan lupa tinggalin tanda bintangnya...

___________

"Kita mau kemana sih?! atau jangan-jangan elo mau nyulik gue, ya? dari tadi lama banget nggak nyampe-nyampe." sungutnya kesal sambil menyedekapkan kedua tangannya di depan dada. Anaya sengaja mengalihkan pandangannya pada kaca mobil yang sedang terbuka.

Sebal, kesal, ngilu menjadi satu.

Sudah sejam lebih Anaya berada satu mobil dengan Prana, dan sudah 1 jam itu pula mereka hanya berputar-putar mengelilingi jalanan yang hampir 5 kali mereka lewati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah sejam lebih Anaya berada satu mobil dengan Prana, dan sudah 1 jam itu pula mereka hanya berputar-putar mengelilingi jalanan yang hampir 5 kali mereka lewati.

Sebenarnya mereka mau kemana sih? tanya gadis itu dalam hati penuh emosi.

"Ke rumah Mamaku." jawabnya enteng tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan di depannya.

Anaya seketika menoleh bingung, "What? lo gila, ya?!" semburnya sambil melotot tajam. Kesesalannya kini bertambah menjadi berkali-kali lipat pada pria disampingnya.

"Sangat sehat. Kamu lupa dengan janji kamu sendiri, hm? apa perlu aku ingatkan lagi?"

Kalau sudah begitu, Anaya bisa apa sekarang. Dia hanya bisa pasrah dan mengikuti semua kehendak pria itu. Dasar pemaksa!

**

Dua puluh menit kemudian...

"Turun." gumamnya datar pada gadis yang tengah memejamkan matanya di samping kemudinya.

Jangankan mendengarkan perintah dari Prana, menuruti perintahnya saja Anaya tidak mau. Gadis itu memilih pura-pura memejamkan matanya dan mengabaikan seseorang di sampingnya.

"Milih turun sendiri atau ... mau aku yang gendong?" bisiknya yang lagi-lagi membuat Anaya mau membuka kedua mata indahnya.

Prana tersenyum tipis melihat tingkah aneh Anaya-nya. Dari awal Prana sudah tau kalau gadis itu hanya pura-pura tidur saja. Gadis yang pintar, gumamnya seraya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Dalam mimpimu!" ketusnya langsung keluar dari dalam mobil dan berjalan cepat mendahuluinya. Anaya lupa kalau kaki kanannya masih sedikit nyeri untuk berjalan.

"Kenapa lagi?" tanya Prana menaikan sebelah alisnya saat melihat Anaya kembali menghampirinya dengan bibir mengerucut sebal.

"Gue lupa kalau ini lagi di depan rumah lo," ujarnya sambil menahan nyeri di pergelangan kakinya yang terkilir. "Gue ngikut dibelakang lo aja deh." sambungnya ketus.

Ini dia mau ketemu sama Mamanya Prana lho, kok rasanya Anaya seperti mau ketemu sama si raja hutan aja, ya? deg-degan gimana gitu perasaannya. Kayak mau diterkam aja, astaga pikirannya.

ENTANGLED HEARTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang