22. Weird Feeling

2.8K 172 9
                                    

Jangan lupa biasakan vote dulu ya sebelum membaca.... vote dan coment kalian sangat membantu untuk cerita ini....☺ ayoo jangan pelit-pelit kasih semangatnya untuk aku. Xoxo

Happy reading*
__________

Sedang asik-asiknya berbaring, ponsel yang Anaya geletakan di bawah bantal gulingnya bergetar. Dengan enggan dia mengambil ponsel itu tanpa melihat dulu siapa yang meneleponnya.

Pagi ini Anaya sengaja ijin tidak bisa masuk kerja karena kakinya yang terkilir masih belum bisa untuk berjalan lama. Padahal hari ini adalah hari pertamanya masuk kerja, dan di pertama masuk kerja Anaya sudah ijin tidak masuk kerja? oh great! karyawan macam apa dia ini?

Menggeser layar hijau lalu menempelkan benda pintar itu ke telinganya, "Dimana?!" ujar si penelpon terdengar tidak sabar.

Anaya terkejut lalu menurunkan ponselnya dan melihat nomer asing yang tertera di layar IPhonenya. Tidak salah lagi pasti pria songong satu itu, batinnya menggerutu.

"Siapa?" tanya Anaya polos pura-pura tidak tahu. Biar saja, walaupun dia sendiri sudah tau siapa yang menelponnya tapi sekali-kali mengerjai pria itu tidak ada salahnya, bukan?

"Jangan pura-pura bego, Anaya! saya tau kamu sedang berpura-pura!"  jawabnya dengan kesal.

Gadis itu refleks langsung menutup mulutnya, tersenyum aneh karena ketahuan berbohong. "Kamu sudah mengingkari janjimu untuk yang kedua kalinya, dasar pembohong!" tuduhnya emosi.

Pembohong? apa dia melupakan sesuatu, -lagi?

Seketika pikirannya melayang pada percakapannya terakhir dengan Prana beberapa hari yang lalu sebelum ia bertemu dengan wanita aneh tadi siang yang melabraknya.

'Mamaku ingin sekali bertemu denganmu, Nay." ujarnya tanpa mau menatap gadis di sampingnya.

Anaya mendongak lalu menatap Prana dari samping, "Ingin bertemu denganku? bagaimana bisa?" tanyanya tidak mengerti. Jelas tidak mengerti, kenal saja tidak dengan mamanya ini tiba-tiba main minta bertemu aja. Apa Prana sudah gila?

"Ya bisa. Mama bilang ingin sekali bertemu dengan gadis keturunan kucing besar yang berhasil menggigit tangan puteranya. Apa kau bersedia?" tanyanya dengan ekspresi datar. Ugh! pria tanpa ekspresi sungutnya sebal.

Apa katanya? kucing besar, ya? astaga, berarti dia disamakan dengan si penunggu hutan bernama raja harimau, Ck... tega sekali!

"Aku tidak mau!"  sahutnya dengan tegas.

Tapi entah bagaimana caranya Anaya malah mengiyakan permintaan Prana si manusia pemaksa. Padahal sebelumnya ia sudah menolak ajakannya dengan sangat tegas. Dan sekarang gadis itu malah melupakan janjinya? god job Anaya!

"Sorry." ujarnya pada akhirnya. Anaya merasa sungkan karena sudah 2 kali dirinya ketahuan ingkar janji pada pria di seberang sana. Sebenarnya bukan keinginannya sendiri untuk suka ingkar janji, salahkan saja otaknya yang suka lemot dan itu menyebabkan dia jadi sering pelupa "Gu-gue beneran lupa. Maafin gue ya?" katanya memohon.

"Terserah!"  lalu panggilan itu mendadak terputus.

Ya Tuhan, kenapa lagi sih dia?

**

"Ish, nomernya kenapa gak aktif sih? kemana ya dia?" sungutnya sambil bolak-balik mendial nomer lelaki yang tengah merajuk karena sikapnya yang suka sekali pelupa.

Tapi nomer pria itu masih tidak bisa dihubungi. Parahnya lagi diluar jangkauan.

Anaya janji mulai saat ini dia tidak akan menjadi gadis pelupa lagi. "Hmm... mungkin gak ya dia masih ada di apartemennya?" tanyanya dalam hati.

ENTANGLED HEARTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang