4. Guys Sucks!

4.1K 276 5
                                    

"Eh Mbak! Gue mau ketemu sama cowok yang kemaren buat gue malu di sini dong. Pasti lo tau kan dimana ruangannya!?" ujar Anaya dengan gaya preman menyilangkan kedua tangannya di depan dada sambil berdiri angkuh didepan meja sang reseptionis yang ternganga dibuatnya. Kaget karena tiba-tiba ada gadis cantik yang menggebrak meja kerjanya dengan tidak sopan. Dasar wanita aneh, gumam sang receprionis menahan kesal.

"Ma-maaf Mbak, ma-maksud anda Tuan muda Efraim? atau Tuan muda Prana?" tanya reseptionis dengan gagap. Ia berusaha menelan air liurnya yang tiba-tiba menyangkut di tenggorokan dengan susah.

"Eh Mbak! mana gue tau yang mana Efraim mana yang Prana! emang gue kenal apa sama mereka! pokoknya gue gak mau tau ya, sekarang juga tunjukin ke gue dimana ruangan cowok kurang ajar yang kemarin bikin gue malu di sini pas ada acara interview."

"Maaf Mbak, saya bener-bener tidak tahu-" bela sang reseptionis karena dirinya benar-benar tidak tahu dengan apa yang dibicarakan oleh gadis berkacamata bulat itu. Kemarin kan dirinya izin tidak masuk kerja perkara Ayahnya masuk rumah sakit. Wajar saja dia tidak tahu menahu soal cowok yang mempermalukan wanita asing didepannya ini.

"Tidak tahu? emang lo kemana aja kemaren, huh? lo jangan berlagak pura-pura gak tau deh, Mbak. Lo mau gue-" belum sempat Anaya melanjutkan kata-katanya sang reseptionis menggunakan kesempatan emasnya untuk menyapa bos besarnya yang kini tengah berjalan di belakang wanita itu. Lumayan untuk menyelamatkan diri.

"Pagi Pak Efra," katanya dengan gaya sok ramah dan melirik Anaya dengan sedikit sombong. Pria itu kini sudah berdiri tepat di belakang Anaya.

Anaya yang merasa terganggu dengan kedatangan seseorang dibelakangnya kemudian ia segera menoleh dan menatap pria itu dengan garang. "Apa?" katanya dengan galak.

Pria yang dipanggil Efra itu menaikan sebelah alisnya tinggi dan berkata, "Ada apa?" tanya pria itu datar tanpa menatap Anaya dan bertanya kepada Refa, sang reseptionis yang menyapa dirinya.

"Ini lho Pak, Mbak ini pagi-pagi sudah membuat keributan. Saya sudah bilang kalau saya tidak tahu masalahnya, eh Mbaknya ini malah marahin saya." jelasnya sambil melirik Anaya dengan senyum mengejek.

Setelah mendengar penjelasan langsung dari petugas reseptionis kantornya barulah pria yang dipanggil Efra itu menoleh pada Anaya.

"Anda siapa?" tanyanya dengan aura dingin yang terpancar jelas di wajahnya. Kalau disamakan dengan film the Vampire diaries, pria bernama Efra itu lebih cocok berperan sebagai Demon. Itu lho cowok ganteng yang gayanya kayak iblis. Tapi cakepnya kagak ketulungan.

Pria itu menatap Anaya seperti ingin memakannya hidup-hidup. Ah tidak, sepertinya itu terdengar sangat berlebihan. Oke abaikan.

Gadis berkacamata bulat itu menahan nafas sejenak saat ia mendapati sosok pria tampan bak dewa yunani yang tengah menatapnya dengan tatapan datar tanpa ekspresi. Masih ada gitu laki-laki tampan tampan seperti dirinya? datar tanpa ekspresi. No way! gerutunya dalam hati.

"Kenapa diam, Nona?" bisiknya yang tiba-tiba sudah menundukan kepalanya berbisik di telinga Anaya. Pria itu sengaja ingin bermain-main dengan gadis berkacamata didepannya. Terlihat polos tapi ternyata punya bakat preman. Itulah kesan pertama yang tertangkap di mata Efra. Unik batinnya dalam hati.

"Aku-" entah kenapa hanya mendengar suara pria itu didekatnya, tubuh Anaya mendadak kaku dan sama sekali tidak bisa untuk digerakan. Ck. berlebihan sekali kan' gerutunya dengan sebal.

Melihat gadis berkacamata itu tengah melamun bebas, secara perlahan Efra mulai mendekatkan wajahnya pada Anaya, nafas beraroma mint milik Efra mulai menerpa wajah gadis itu.

Sesaat Anaya semakin terlarut pada lamunannya yang entah kemana karena aroma mint yang semakin menyebar pada wajahnya. Tapi aroma ini ... aroma ini kan? hanya seorang pria yang memilikinya? dan ...

"Aaaaaaa . . . dasar mesum!!" teriaknya histeris seraya mendorong kuat tubuh besar Efra. Lalu gadis itu berlari kencang meninggalkan pria itu sambil terus mengomel dengan raut wajah kesal. Argh! dasar semua pria yang ada di sini sama aja. Mesum gak tau diri! untung aja gue gak sempet diciumnya, coba aja gue diciumnya tadi, errr ... gue bakal bikin dia jadi pergedel!!! gerutunya dengan emosi.

###

ENTANGLED HEARTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang