Enjoy.
______"Halo Eyang, ada apa?"
"Bisa nanti malam kamu datang ke rumah Eyang sebentar? Ada yang ingin Eyang bicarain sama kamu." Ujar seseorang diseberang sana. Dari nadanya sih terdengar santai tapi entah kenapa di telinga Anaya nadanya terdengar sedikit menakutkan.
Anaya yang baru saja ingin keluar dari dalam toilet mengurungkan niatnya seketika. Dahinya mengernyit bingung, kok tumben banget sang Eyang menghubunginya setelah sekian lama menghilang. Pasti ada sesuatu, pikirnya berubah masam. Disandarkan tubuhnya pada dinding kamar mandi. Pikirann mendadak kalut seketika. Tidak mungkin 'kan Eyangnya...
"Halo Nay? Kamu denger 'kan Eyang bicara tadi?"
Mendengar suara Eyangnya yang naik satu oktaf, Anaya langsung gelagapan, "Iya Eyang. Naya denger kok. Naya akan usahain supaya bisa datang nanti malam," jawabnya sedikit ragu. Pasalnya nanti malam dia sudah ada rencana ingin menemui seseorang. Jadi, apakah nanti malam ia bisa datang sesuai perintah sang Eyang putri?
Aduh bagaimana ini?
"Dibisain dong. Pokoknya awas kalau sampai kamu gak bisa datang nanti malam. Eyang akan suruh anak buah Eyang untuk cari kamu sampai dapat! Dan kamu tau itu artinya apa 'kan, Nay?"
IYA. Jelas Anaya sangat tau. Dan itu artinya kebebasan Anaya sedang berada diujung tanduk. Setelah itu, sang Eyang tidak akan membiarkan Anaya sang cucu kesayangannya tidak bisa lagi menikmati indahnya udara kebebasan di luar sana dengan sesuka hati.
"I-iya Eyang. Naya pasti datang kok. Eyang tenang aja." Fiuh! Rasanya sudah seperti kehabisan oksigen saja. Bernapas saja sedikit sulit. Argh!
"Yasudah kalau begitu. Eyang tutup dulu ya." Dan panggilan akhirnya selesai.
Anaya kembali menghela napas lelah, Ya Tuhan... cobaan apa lagi ini? Satu masalah belum selesai dan ini sudah datang masalah baru lagi.
Anaya bukannya tidak mengerti apa maksud dari arah pembicaraannya dengan Eyangnya tadi. Itu semua pasti tidak lain masih menjurus pada masalah perjodohan sialan itu. Memangnya apa lagi selain itu, huh? Tidak mungkin 'kan Eyangnya tiba-tiba akan mengembalikan semua fasilitas yang sudah beliau sita dari tangan Anaya.
Heiii, Eyang Anaya tidak sebaik itu ya? Anaya berani bertaruh jika apa yang tengah dia pikirkan sekarang tidak lama akan menjadi kenyataan, lihat saja nanti. Karena Anaya tau betul bagaimana sifat buruk sang Eyang kesayangannya satu itu jika sedang menginginkan sesuatu. Poor you Anaya!
##
"Mamaaa..."
Lagi-lagi Anaya harus mengerutkan dahinya tidak mengerti menatap sederet nomor tidak dikenal yang sedang terpampang di layar ponselnya. Nomor asing, lagi? pikirnya tidak suka. Tapi dari nada-nada suaranya sepertinya Anaya mengenalnya.
Tunggu! Bukannya itu suara...
"Mamaaa An?" Ujar suara bocah kecil di seberang sana terdengar tidak sabar. Karena Anaya yang masih diam, akhirnya gadis kecil itu menangis histeris. "Mama An udah gak sayang lagi sama Felicia... hiks.." sambungnya sambil menangis sesegukan.
"Felicia?" Gumam Anaya setengah tidak percaya. Dia pikir setelah beberapa bulan tidak bertemu dengannya, gadis kecil itu sudah melupakannya. Tapi ternyata tidak, Felicia malah masih saja mengingatnya. Dan betapa rindunya Felicia pada Anaya. Sesorang yang dianggapnya sebagai pengganti ibunya yang telah tiada.
Ohmaygod! Jedotkan saja kepala Anaya pada tiang kayu. Bisa-bisanya Anaya melupakan gadis kecilnya satu itu!
"Mamaaa j-jahat...." Rengeknya sesegukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/93736088-288-k874355.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTANGLED HEARTS
Chick-LitWarning! About content 21+ Lelah karena terus-terusan dijodohkan oleh eyangnya, Anaya memilih untuk pergi dari rumahnya dan tinggal sendiri di apartemen yang diberikan oleh ayahnya tanpa sepengetahuan sang eyang. Semua fasilitas yang Anaya punya ter...