38. Because of you

1.9K 157 7
                                    

"Efraaa? K-kamu di sini?" Ujar Anaya membelalakan matanya karena terkejut mendapati pria pemaksa itu kini tengah berdiri dengan gaya tenangnya di depan pintu kamar di mana dia sedang disekap.

Disatu sisi, Anaya merasa sangat lega karena pria itu seperti malaikat penolongnya di saat wanita itu tengah membutuhkan bantuan. Di sisi lain, Anaya merasa cemas karena Efra hanya datang sendirian ke tempatnya. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada lelaki itu mengingat banyaknya bodyguard yang berjaga.

Kemudian Efra berjalan tenang mendekati Anaya yang sedang duduk di kursi. Kedua tangan dan kakinya terikat sehingga membuat gadis itu tidak bisa bergerak bebas. Hanya mulutnya saja yang sengaja tidak dibekap oleh Reykan.

Para penjaga bertubuh besar itu hanya diam dan sedikit waspada ketika menyaksikan interaksi kedua orang itu.

Efra tersenyum separo ketika akhirnya dia bisa melihat wanita yang sedari tadi berada dipikirannya baik-baik saja. Kemudian dia berkata, "Kamu... baik-baik saja An?" Tanyanya seraya berjongkok meraih lengan Anaya yang masih terikat. Efra tidak bisa membuka ikatan di tangan dan kaki Anaya karena membukanya harus dengan menggunakan kunci.

Anaya mengangguk pelan, "As you can see. Bohong, kalau aku bilang aku baik-baik saja." Jawabnya sambil tersenyum tipis. Memangnya siapa yang tidak takut ketika nyawanya sedang terancam, Reykan Bachtiar bukan musuh sembarangan. Jangan remehkan dia jika kalian tidak ingin berakhir buruk. Dia juga bukan seseorang yang pantas untuk diajak bermain-main.

"Maafkan saya, An?" Desahnya dengan nafas berat. "...kamu pasti sangat membenci saya..." ucapnya sambil menunduk karena rasa bersalahnya pada wanita didepannya. Sikapnya tadi siang sungguh sangat keterlaluan dan Anaya berhak marah padanya.

"Aku memang masih marah padamu. Tapi karena kondisiku yang tidak memungkinkan untuk marah, jadi untuk sementara waktu aku memaafkanmu dulu..."

"Sementara? Jadi kamu belum memaafkan saya sepenuhnya?" Tanya Efra tidak percaya. Nadanya sedikit heran.

"Tidak semudah itu aku memaafkanmu!" Gumamnya sambil memutar kedua bola matanya sebal.

"Wow! Sungguh pasangan yang serasi bukan?" terdengar suara mengejek seseorang di belakangnya. Reykan muncul bersama seorang pria berkacamata yang Anaya ketahui bernama Max ketika ia berada di mobilnya tadi, lalu Reykan dengan angkuhnya berkata. "Waktumu sudah habis Tuan Efraim Arsenio Aydan." Sindirnya menyeringai.

Anaya mengerutkan dahinya menatap Efra dan Reykan secara bergantian, lalu pandangannya jatuh menyorot pada pria kaku di depannya. "Waktumu sudah habis? Bisa jelaskan padaku Fra, apa maksudnya lelaki sombong itu?" Tanyanya tidak mengerti.

Reykan kembali menyeringai, "Dia akan menikah dengan tunangannya." Jelas Reykan tanpa diminta.

Dengan cepat Efra menimpali ucapan Reykan, "Ralat, mantan tunangan." Ujarnya dengan datar.

"Whatever. Tapi kau tetap akan menikah dengannya!" Desis Reykan geram.

"...."

Sekali lagi Anaya dibuat bingung dengan kedua pria yang ada di depannya, "Kamu mau menikah dengan Fiandra, Fra?" Tanya Anaya bingung karena setahunya mereka sudah lama tidak terikat. Lalu, bagaimana bisa mereka akan kembali menikah? Heii apa mereka berdua sudah baikan? Tanyanya dalam hati.

"Benar. Mereka akan segera menikah, besok."  Lagi-lagi Reykan yang menjawabnya. Entah kenapa hal itu membuat Anaya menjadi tersulut emosi dengan tiba-tiba.

ENTANGLED HEARTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang