INCREDIBLE THINGS
SESAMPAINYA di kelas, ponsel Radar tiba-tiba berbunyi. Ternyata ada dua notifikasi pesan.
"Ada SMS, dar?" tanya Findo ketika jemari Radar menggeser aplikasi pesan.
Uknown : Kamu, Eh... Qmuh gx Ush sok K3c4ntIk4n d3chhh jd cw3!!! gx ush d3ktin Davin cwo qhh! loe th ank bru gx ush belaguk yhh!! L14t ap yg bak4l gw lakuin ke loe kLo Loe deketin Davin!!!"
(Eh kamu gak usah sok kecantikan deh jadi cewek, gak usah deketin Davin cowo gue, lo itu anak baru gak usah belagu ya. Liat apa yang bakal gue lakuin ke lo kalo lo deketin Davin.)
Lah, nih orang siapa? alay amat. Tau dari mana nomor gue?
Melihat wajah Radar yang kebingungan, Findo meraih ponsel Radar dan melihat pesan yang dianggap Radar 'teror' itu.
Findo tertawa terbahak-bahak melihat pesan itu, hal itu semakin membuat Radar bingung.
"Ih..., apanya yang lucu?" pekik Radar.
"Nggak apa-apa. Sumpah... orang yang teror lo ini alay atau pura-pura alay, sih?" Findo menyengir.
"Mana gue tau, gue telfon aja kali ya." Radar mengenyit.
"Jangan, telfon aja pake nomor gue. Trust me, kalo lo nelfon pake nomor lo, nggak akan diangkat." Findo mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Findo yakin seratus persen, orang yang membuar surat ini melakukannya dengan sengaja.
Findo menekan tombol angka persis dengan nomor yang berada di ponsel Radar.
Nihil, dua detik setelah ia menrmpelkan ponsel. Suara operator muncul, "Maaf, nomor yang ada tuju sedang tidak aktif atau diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi."
"Yaelah, nggak aktif lagi." keluh Findo. "Coba lo tanya Davin pulang sekolah nanti, gue curiga sama dia."
"Ngga bisa gitu juga sih, Dav. Jangan asal tuduh dulu."
Lantas, Adel dan Keyza datang secara tiba-tiba. "Ada apa sih guys, tegang amat." Keyza bersuara.
"Ini nih, ada yang teror gue." Radar bernada kesal.
"Teror? teror lewat surat?" tanya Adel mengenyit.
"Nggak, terornya itu lewat SMS. Mana bahasanya alay banget lagi." pekik Radar.
"Hah, bahasa alay? coba gue liat sini." Keyza menyodorkan tangannya, meminta Radar untuk menyerahkan ponselnya karena ingin melihat pesan teror itu.
Adel yang juga ikut kepo juga melihat pesan teror tersebut. Keduanya bersitatap lalu tertawa terbahak-bahak. Menurut mereka, di jaman era modern ini masih ada saja orang yang menggunakkan bahasa alay seperti ini.
Tawa Keyza perlahan terhenti, "Gila dar.., masih ada aja ya orang yang kirim pesan kaya gini." Keyza mengembalikkan ponsel Radar. "Gue yakin, pasti orang teror lo ini, sengaja pake bahasa alay biar kelihatan misterius, dan pelakunya pasti nggak terduga."
"Gue juga sepemikiran sama lo sih, Key." ucap Adel setuju.
"Kenapa begitu?" Radar menaikkan sebelah alis.
"Ada orang yang ngerasa lo curigain gak?" ujar Keyza.
Radar menggeleng, ia tak merasa mencurigai atau memusuhi siapapun. Lagipula, tak banyak orang yang ia kenal. Karena, ia murid pindahan.
Keyza menarik nafas sebelum bersuara. "Duh...susah juga kalo gitu, dar." Keyza menjeda perkataannya sebelum ia bersuara lagi. "Apa jangan-jangan Salma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INCREDIBLE THINGS
Teen Fiction[Revisi setelah tamat] "Semua berubah semenjak aku bersamanya." -Radara Andaragita- "Aku cinta kamu, hanya tiga kata itu yang selalu ada dipikiranku untuk kamu. Aku akan mengutuk diriku sendiri jika aku menyakiti kamu." -Davin Anugerah- "Seandainya...