15. Forced to love

283 50 15
                                    

Note : Author minta maaf kalo cerita ini banyak typo atau kadang ceritanya rada ngawur. Toh author juga manusia ehee. Tapi makasih juga yang udah vote+comment cerita ngaco ini yaah...😂
Salam author👌✌

INCREDIBLE THINGS

KEPALANYA terangguk-angguk mendengarkan lagu The Chainsmokers yang ia dengarkan melalui ear-phone miliknya, sambil mencatat rangkuman catatan fisika di buku cetak. Sebenarnya, buat apa juga capek-capek merangkum satu bab hanya untuk dapat tanda tangan guru. Melihat bangku di depannya kosong, hanya ada Adel saja, tidak ada Keyza.

Sebenarnya fisika adalah suatu hal yang tidak disukai Radar. Awalnya, masuk IPA ingin mengambil jurusan IPS, tapi dari kecil ia ingin jadi dokter. Bola matanya seketika mengarah kearah jam dinding kelas, tepat sekali! Satu menit lagi istirahat.

Enam puluh detik kemudian, bel istirahat berbunyi. Para siswa dengan semangat jiwa raga, melangkah keluar untuk pergi ke kantin. Radar mengajak untuk pergi ke kantin bareng.

"Dar, apa alasan Keyza gak masuk gara-gara kejadian tadi malem ya?" tanya Adel.

Radar mengangkat bahu, "Nggak tau juga, del. Awalnya juga dia kan yang salah. Kalo gue yang salah, pulang sekolah nanti juga gue akan dateng ke rumahnya trus minta maaf sama dia."

"Iya juga, sih."

Sesampainya di kantin, suasananya begitu ramai, tiba-tiba Davin menarik tangan Radar dan berlutut. Lelaki itu mengeluarkan tatapan memohon dan menyodorkan sebuah bunga bouqiet. "Dar, lo mau nggak jadi pacar gue?"

Radar menelan ludahnya, entah jantungnya berdegup secepat apa sekarang. Seisi kantin menatapnya dengan Davin sekarang. Seharusnya ia tak menyetujui kesepakatan itu, jika saja ia lebih dulu sudah tau siapa pelakunya.

Radar mengambil bunga bouqiet itu dan mulai bersuar. "Gue mau."

Davin berdiri dan merangkul Radar sebagai seorang kekasih sekarang. Suara tepuk tangan dan sorakan itu terdengar, sepasang couple baru kini telah ada.

Entah kenapa hati Radar hancur sekarang, apalagi Findo juga melihat insiden itu. Seandainya saja Findo tahu bahwa hati Radar hanya untuknya.

INCREDIBLE THINGS

Radar pergi ke rooftop sekolah, karena guru kesenian sedang tidak hadir. Ia pergi ke rooftop sekolah hanya untuk merefleksikan diri. Sambil mendengarkan earphone dengan lagu The overtunes - sayap pelindungmu. Melihat sekeliling, Radar memilih jongkok, karena posisi jongkok jauh lebih menyenangkan.

"Woy, cewek kuncir kepang!" panggilan itu membuat Radar menoleh, mengingat ia sekarang sedang dikuncir kepang, ternyata Findo. "Ngapain lo?"

Melihat Findo, Radar terburu-buru untuk berdiri. Dan mencabut earphone nya. "Lagi santai aja, males gue dikelas."

Findo melangkah menatap gedung-gedung tinggi pencakar langit Jakarta. Seakan matanya sedikit menyipit karena terpapar sinar matahari yang terik, mengigat ini jam setengah satu siang.

"Jadi lo serius nerima dia? lo cinta sama dia?" tanya Findo tanpa menatap Radar.

Radar menggeleng. "Sebenarnya, cuman karena dia berhasil nemu pelaku teror yang sebenarnya. Gue buat perjanjian sama dia, dan ternyata pelaku itu Keyza." Radar menatap Findo yang berada disebelahnya. "Kata almarhum bokap gue, gue dan kakak gue nggak boleh yang namanya ingkar janji. Itu nggak sopan."

"Masa?" balas Findo meremehkan. "Gue nggak nanya itu, dar."

Mereka bersitatatap, Radar menghembuskan nafas dalam. "Ya bukannya gue udah pernah ngomong sama lo, gue nggak pernah suka sama dia!"

Sedang sigap, jemari Findo meraih tangan Radar dan seketika memeluknya dengan erat, seperti di drama korea. "Lo ngga ngerasa ya, ada orang yang sayang sama lo?"

Deg

"WOY!" teriak Davin tiba-tiba datang dengan kaos olahraganya. Seketika ia menarik tangan Radar, melepas Radar dari pelukan Findo. "Ngapain lo peluk-peluk dia?"

Sementara itu, Radar melihat Davin dengan pandangan tidak suka. "Dav, udah deh. Gue nggak mau lo tiba-tiba nonjok dia, trus nanti malah lo masuk BK." sebenarnya, yang Radar nggak mau, Findo kena pukul Davin hanya karena dirinya.

"Dadar," tegur Davin.

Radar mendengus kesal. "Dav udahlah, ke kantin aja yuk?"

Davin merengguk, mengiyakan.

INCREDIBLE THINGS

"Bude, pesen mie ayam nya dua ya." Davin memesan. "Punya saya nggak pake micin."

Radar mendengus. "Ih, gue juga gak pake micin, emang lo kira lo doang yang nggak suka micin."

"Bude, mie ayam nya dua-duanya nggak pake micin." gumam Davin.

"Yah dek, tapi ini 1 mangkoknya bumbunya udah terlanjur saya campur." balas Bude kantin.

"Yaudah bu, satunya nggak usah pake micin. Soalnya pacar saya nggak suka micin." sahutnya ringan.

Radar menatap Davin dengan pandangan menggoda. "Jadi ceritanya, lo rela makan micin demi gue?"

"Ya iyalah, cukup otak gue yang kebanyakan micin. Hatinya jangan.."

Radar tersenyum lebar dan mengacak-acak rambut Davin. "Bisa aja lo, nyet."

Sebenarnya, Radar fikir Davin dan Findo itu sama-sama romantis. Tapi entah kenapa hatinya selalu memilih Findo dibanding Davin.

Satu menit kemudian, Bude kantin membawa nampan berisi dua mangkok mie ayam yang mengandung micin dan tidak. Ditambah lagi dengan dua gelas es teh.

"Ini yang pake micin." Bude menaruh semangkok mie ayam kepada Davin. "Ini yang nggak pake micin." Bude menaruh semangkok mie ayam kepada Radar.

"Makasih bude!" seru Davin.

"Jadi, lo rela bolos pelajaran olahraga demi gue?" Radar menatap Davin sambil mengaduk es teh manis yang berada di depannya.

"Kalo dipikir-pikir, ya juga. Sebenarnya gue cuman ambil nilai basket terus niatnya tadi gue ke rooftop cuman buat liat pemandangan. Eh, tau-taunya ada lo." jelas Davin membuat Radar menganga.

"Demi apa?" seru Radar. Nada bicaranya sedikit naik. "Kalo gitu ngapain juga gue ke rooftop tadi."

Davin tersenyum menatapi wajah kekasihnya di depannya yang cemberut. "Kalo lo nggak ke rooftop, sekarang lo nggak bakal kenyang terus nggak dapet traktiran" Davin melahap mie ayam di depannya.

"Nggak usah mulai deh," sergah Radar. "Gue juga bisa bayar sendiri."

"Nah, jangan gitu dong sayang.." Davin mencubit-cubit pipi Radar. "Gue tau lo nggak bawa duit, kalo nggak ada gue juga lo udah disuruh nyuci piring sama bude."

"EH! duit gue ada di tas ya!" Radar bersikeras.

"Duit receh aja." ejek Davin.

"BODO-AMAT." balas Radar ketus.

Nih orang kadang ngeselin, kadang romantis, kadang baik juga ckck, untung ganteng.

INCREDIBLE THINGS

Vote+comment ya tq

INCREDIBLE THINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang