18. If Ain't Got You

246 42 28
                                    


"LO ngapain bawa gue ke pasar malem?" ucap Radar heran ketika Davin memarkirkan mobilnya di pasar malam. Jadi, inikah suprise dari Davin?

"Iya, lo mau kita berdua main mancing ikan yang ada disana?" Findo menunjuk kearah anak-anak kecil yang asik bermain
memancing ikan.
Permainannya sederhana, hanya perlu menangkap ikan  mainan yang terbuat dari plastik yang ditempelkan mahnet dengan pancingan yang umpan mainan yang berupa plastik yang ditempelkan mahnet.

     "To be honest, sebenarnya gue cuman pengen ngasih Radar sesuatu." seketika Davin merangkul Radar yang berada di sampingnya. "Tapi karena ada lo, jadi nggak asik."

"Jadi posisi gue disini sebagai serangga?" ucap Findo.

"Lebih tepatnya nyamuk." jawab Davin singkat. "Mending lo hibur diri lo sendiri aja deh, naik tuh komedi puter. Biar lo bisa liat gue sama Radar dari atas."

Plakk!!!

Radar menjitak kepala Davin, dan melepas tangan Davin yang masih merangkulnya. "Gue nggak mau tau, pokoknya kita jalan bertiga."

"Eh, nggak bisa!"

"Dia bener," Findo menarik nafas dan mengulurkan tangannya kearah Davin. Hal itu membuat Davin bingung. "Kita damai aja lah, Dav. Toh, kita berdua udah gede. Bener kata Radar, kalo kita berantem terus, yang ada kita malah kaya anak kecil. Lo yakin, cuman karena orangtua, kita kaya gini terus?"

                               Davin terdiam membeku, sebenarnya jika ibu Findo tidak merayu ayahnya. Mungkin saja ibunya masih ada. Walau sekarang ia tak pernah tahu ibunya ada dimana, tapi ia selalu ingat kata ibunya. Jika sesama manusia harus saling memaafkan.

Davin melirik Findo yang masih menatapnya seakan-akan masih menunggu sebuah jawaban. Dengan hati dan jiwa raga yang bersih Findo menyodorkan tangannya balik, menerima permintaan lelaki itu untuk berdamai. Walau di dalam dirinya ada sedikit noda-noda kebencian.

                Davin merengguk. "Gue maafin lo."

Radar tersenyum, Ia sama sekali tidak menyangka dua lelaki di depannya sudah bisa berdamai. "Nah, gitu dong." Radar meraih tangan Findo. "Oh iya, vin. Katanya lo mau kasih gue suprise, jadi apa?"

                                                  Davin melihat tangan Radar yang menggemgam tangan Findo, lalu ia berdehem, "Tangannya tolong ya..."

Mendengar ucapan Davin, Radar melepas gemgamannya. Lalu, seketika Davin meraih tangannya. Seperti mengajaknya pergi ke suatu tempat.

Ternyata Davin mengajak Radar ke permainan panah-panahan yang beradiah souvenir boneka.

"Doain aja ya, dar. Semoga lancar, Bismillah..." Davin meraih anak panah yang disediakan di toko tersebut, lalu melemparnya dan...

Pusshhh....

Tepat sekali, panahan tersebut mengenai target. Hal tersebut membuat Davin tersenyum puas. "Gue hebat, 'kan? namanya juga anak futsal, gue kan sering ngegolin bola."

Radar menjitak kepala Davin. "Sombong amat sih lo, tempe." ucap Radar dengan nada meremehkan.

          "Yang penting kan ini semua buat lo." kata Davin yang membuat Radar terdiam membeku.         "Jadi, lo mau boneka yang mana?"

Radar bingung ingin memilih boneka yang mana, sampai bola matanya tertuju pada boneka spongebob berukuran cukup besar. "Gue mau boneka spongebob itu, yang gede." pekik Radar sambil menunjuk boneka itu.

                                      "Iya sayang.." Davin mengelus-elus lengan Radar. Lalu, bola matanya mengarah kearah penjaga toko. "Pak, boneka spongebob yang gede itu ya buat pacar saya."

INCREDIBLE THINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang