26. Perasaan yang Tidak Seharusnya

215 35 6
                                    

Cinta tak mungkin berhenti
Secepat saat aku jatuh hati
Jatuhkan hatiku kepadamu
Sehingga hidupku pun berarti
Cinta tak mungkin berganti
Tak mudah berganti jadi benci
Walau kini aku harus pergi
Tuk sembuhkan hati

Tangga - cinta tak mungkin berhenti

INCREDIBLE THINGS

"DAR, yang lo liat itu nggak seperti yang lo pikir. Dia tiba-tiba meluk gue.." kata Davin yang berusaha meyakinkan Radar.

Radar menggeleng sambil tersenyum lirih. "Dav, hubungan kita cuman sebatas taruhan aja, 'kan? toh, kalo lo mau peluk Karin ataupun semua cewek di dunia ini. Itu nggak masalah." kata Radar seakan-akan menekankan kata hubungan.

"Gue minta maaf, Dar." kata Davin dengan nada bersalah sambil menggenggam erat kedua tangan Radar, berusaha meyakinkan.

"Nggak apa-apa, Dav." balas Radar sambil menatap sorot kedua mata cokelat Davin yang terpapar sinar matahari sore. Radar menarik nafas melepas genggaman Davin.

"Serius, gue minta maaf."

"Gue serius Vin, nggak apa-apa." jelas Radar.

Gibran menepuk pundak Davin, hal itu membuat Davin refleks menoleh sekaligus memecah keheningan sesaat. "Dav, ayo kumpulin kayu bakar."

"Eh..iya.. nyantai bang." balas Davin sambil melirik Radar sesaat sebelum akhirnya ia menatap Gibran lalu berbalik mengikuti langkah Gibran.

Ketika Gibran dan Davin melangkah 60cm menjauh dari Radar, Gibran berbalik lalu membuka suara. "Gue pinjem 'cowok' lo dulu, ya." sebelum akhirnya lelaki itu berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Radar tersenyum.

"Dav, itu cewek lo 'kan?" bisik Gibran. "Cantik juga ya."

"Lo baru tau?" kata Davin sambil menatap langit, bola matanya lalu kembali menatap Gibran yang berada di sebelahnya. "Kemana aja dah, lo."

"Gue kan sibuk futsal juga, sama kaya lo."

"Dulunya sih emang jutek, tapi lama-lama asik juga." ucap Davin dengan senyum santainya.

INCREDIBLE THINGS

Sore perlahan berganti malam, matahari tak lagi memancarkan sinarnya. Yang ada hanyalah sinar dari cahaya rembulan dan hembusan angin malam.
Salah satu sumber cahaya disini adalah api unggun, sekaligus sebagai penghangat tubuh mereka dari dinginnya hembusan angin malam.

"Dar, lo kenapa?" tanya Keyza yang sejak tadi melihat Radar murung sambil menatapi api unggun yang berada di hadapannya.

"Karin." satu jawaban Radar yang cukup membuat Keyza cemas. Sementara Radar hanya mengangkat bahu dan cuek. "Nggak penting juga."

"Lo di apain sama dia?"

Radar menghembuskan nafas. "Aneh gitu, nggak seharusnya gue cemburu liat Karin meluk Davin."

INCREDIBLE THINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang