INCREDIBLE THINGS
ALUNAN lagu Ed-sheeran - Shape of you itu terdengar jelas di telinga Radar. Ia memutar lagu itu berulang-ulang dan menyanyikannya sampai menggema ke ruang tamu.
Terlalu sulit bagi Radar menyesuaikan suaranya dengan suara Ed-sheeran.
Tok...tok...tok
"WOY BERISIK LO, TIDUR SANA! SUARA UDAH KAYA KEBO TIDUR AJA BELAGAK." protes Radit yang berada di luar pintu.
Radar mendengus kesal, "IYA..IYA, UDAH BALIK TUH KE KAMAR LO."
Radar merasa kakaknya harus cepat-cepat lulus dan tinggal di kost dekat kampus agar tidak ada lagi yang bisa menggangunya.
Begitulah Kak Radit, cowok 18 tahun yang sekolah sekaligus ketua OSIS di SMA Taruna Jaya. Meskipun beda sekolah dengan Radar, Radit sudah 3 tahun tinggal di Jakarta bersama neneknya. Karena kepindahan Radar, Radit sekarang tinggal bersama Ralina dan Radar.
Menurut Radar, Kak Radit itu kadang ngeselin kadang baik. Kadang cuek kadang peduli. Tapi... Radit paling nggak suka, kalo ada seorang lelaki yang menyakiti Radar.
Radit bisa dibilang, cowok The most wanted guy di sekolahnya. Karena tampangnya yang cool, senyumnya yang menawan. Tapi nggak banyak yang tahu, bahwa Radit nggak bisa berenang.
INCREDIBLE THINGS
Radar yang masih memakai tas ranselnya , meraih kunci loker yang berada di saku seragamnya, ia memutar kunci loker yang dihiasi gantungan kunci berbentuk pokemon itu.
Bingo!
"Aaaa...!!" Radar berteriak, teriakannya membuat seisi koridor mentapnya dengan bingung. Ia dikejutkan dengan adanya bangkai cicak yang berada di dalam lokernya. Radar memang takut dengan apapun yang berbau dengan 'serangga' atau 'cicak'.
"Apaan sih, dar? teriak kenceng amat." tanya Keyza yang datang bersama Adel dengan raut wajah bingung.
"ADA YANG MASUKIN BANGKE CICAK DI LOKER GUE, GUE TAKUT. PLIS, BUANGIN DONG." pekik Radar ketakutan. Sayangnya, Adel dan Keyza juga ketakutan. Namanya juga perempuan.
Findo melihat raut wajah Radar yang ketakutan dari dalam kelas. Sontak, ia berjalan cepat dan kemudian membuang bangkai cicak tersebut.
"Nggak ada lagi yang perlu lo takutin, 'kan?"
"Gue yakin seratus persen, ini pasti ulah cewek peneror itu." Radar bersikeras. Lagipula, siapa orang jenius yang nggak punya kerjaan mana yang bisa membuka lokee Radar yang terkunci?
Radar berbalik memasukkan tangannya kedalam loker, jemarinya meraba-raba mencari buku catatan hitam kecilnya.
But wait a minute...
Bukunya...
NGGAK ADA!!
"B...buku gue nggak ada!" pekik Radar panik. Radar membuka resleting ras ranselnya, mencari buku catatan hitam kecilnya siapa tahu terselip. Tetapi hasilnya nihil. Bagaimana bisa, seingat dirinya terakhir kali ia menaruh buku catatan itu di dalam lokernya. "Mampus gue...mampus."
"Tadi ngeluh masalah cicak, sekarang buku catetan." Findo menggelenggeleng miris. "Dasar cewek."
Radar menghembuskan nafas kasar. "Buku itu berharga banget bagi gue, walaupun cuman barang dari souvenir."
Sebenarnya yang gue takutin, isi di buku itu curahan hati gue tentang lo, Fin. Perasaan gue yang sebenarnya sama lo, gue cuman nggak mau liat reaksi lo kalo sampe lo nemu dan liat isi buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCREDIBLE THINGS
Fiksi Remaja[Revisi setelah tamat] "Semua berubah semenjak aku bersamanya." -Radara Andaragita- "Aku cinta kamu, hanya tiga kata itu yang selalu ada dipikiranku untuk kamu. Aku akan mengutuk diriku sendiri jika aku menyakiti kamu." -Davin Anugerah- "Seandainya...