45. WE ARE, ONLY A PART OF THE STORY

216 17 3
                                    

MAAPKEUN KARENA TAIPO BERTEBARAN, GREGET Q NULISNYA. BTW, BACA PESAN TERAKHIRKU YAA😊😊

INCREDIBLE THINGS

SUDAH dua mingu semenjak Davin berada di rumah sakit, sekarang adalah hari dimana Davin sudah mulai pulih. Davin diperbolehkan pulang karena kondisinya mulai membaik.

Hari ini adalah saat bagi Radar untuk memberanikan diri untuk mendatangi Davin ke rumah sakit, dengan satu bunga bouqiet yang berada di tangannya sekarang. Yang sempat ia beli di toko florist khusus untuk Davin lengkap dengan kartu ucapan. Karena sudah seminggu ini, Radar tidak menjenguk Davin sama sekali.

Radar mengatur nafasnya, memasukki ruangan rumah sakit dengan langkah yang pelan dan sedikit ragu. Ia mendapatkan ibu tiri Davin dan ayah Davin sedang terududuk di kursi yang berada di dekat jendela rumah sakit. Daniel sedang terduduk santai sembari membaca koran, sedangkan Gita dan Fanny yang sedang terduduk di sebelah ranjang Davin.

Davin tampak menatap Radar seperti menyambut perempuan itu hangat. Davin tersenyum simpul, lelaki yang memakai kaus putih yang dibalut kemeja jeans tersebut tampak melupakan apa yang telah terjadi.

Gita dan Fanny refleks beranjak dari kursi tersebut, Lalu Radar menarik satu kursi yang diduduki oleh Gita. Radar menaruh bunga bouqiet tersebut di meja pasien.

"Sudah baikan?" tanya Radar sedikit ragu.

Radar ingat sekali beberapa hari yang lalu, ia berbicara pada Gibran dan Gibran memintanya untuk membantunya agar bertemu dengan Davin. Namun, Radar tidak bisa. Waktu itu, Radar belum siap untuk bertemu bahkan menjenguk Davin. Radar hanya menemani Gibran ke rumah sakit dan menunggu di luar kamar rumah sakit.

Gibran mengatakan padanya, bahwa Davin sudah memaafinya. Davin tidak ingin ambil pusing dan tidak ingin memperpanjang masalah. Apalagi, Gibran adalah sahabatnya sejak lama. Radar saja sudah lega mendengarnya bahwa mereka baikan.

Davin mengangguk. "Udah,"

"Soal kejadian waktu itu, aku-"

"Salah gue juga sih, sebenarnya waktu itu. Gue kesannya kaya cowok cemburuan di acara kata*an pu**s, masa iya gue cemburu temen anterin pacar gue sendiri." jawabnya dengan santai.

"Iih.. serius-"

"Beneran nggak apa-apa, kesannya waktu itu gue kaya nge-gep istri gue lagi di hotel sama selingkuhannya." Davin terkekeh. "Tapi kalo lo jadi istri gue nanti, jangan gitu yaa.."

Radar yang mendengarnya, langsung tertawa kecil. Tawanya memudar seketika dikala perempuan itu ingin mengatakan sesuatu, "Gue nggak tahu apakah Tuhan akan mempertemukan kita lagi atau nggak."

"Kalau Tuhan sayang sama lo, 'Dia' pasti akan terus datengin gue dalam hidup lo." Davin melanjutkan perkataan Radar.

Radar tersenyum, lalu menyentuh lembut jemari lelaki itu.

INCREDIBLE THINGS

"KAK!!" panggil Radar ketika Radit sedang mengangguk-anggukan kepalanya karena mendengarkan musik dari head-phone nya.

Radit yang sadar akan panggilan itu, langsung melepas head-phone nya. Dan menatap Radar dengan berdecak sebal. "Apaan sih?!"

Emmang semenjak sesudah Ujian Nasional, Radit hanya menghabiskan waktu dirumah.

"Kak, tadi gue lihat Kak Karin nge-snapgram di Bandara. Pas gue tanya, katanya dia mau tinggal ke Sydney kak!" ucap Radar sedikit heboh.

Ups, Radar bilang apa tadi? Radar sedikit berbohong dan melebih-lebihkan sebuah fakta.

INCREDIBLE THINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang