Aku berada di kaca jendela rumahmu...
Menunggu balasanmu..
Disini di tengah hujan lebat..
Hanya mendengar nafasku sendiri..Gemgam tanganku...
Bawa aku ke atas menuju ratusan bintang
Bersama perasaan yang aku rasakan padamuNamun, itu tak akan terjadi
Aku hanya bisa berharap
Kamu pun tak pernah sadar kehadiranku
Aku hanya bisa menyayangimu dalam diam-Incredible things-
INCREDIBLE THINGS
RADAR dengan seragam yang dimasukkan, dasi yang tertata rapi, rok span pendeknya dan rambut yang dikuncir kuda. Terlihat gugup, ia memandangi tulisan di luar pagar sekolah. Yang akan menjadi sekolah barunya sekarang.
SMA BHINEKA BANGSA
Namanya Radara Andaragita, murid pindahan dari Bandung. Hari ini adalah hari pertamanya menginjakkan kaki di SMA Bhineka Bangsa. Radar merasa dirinya asing, mengingat ia tak punya teman lama atau orang yang ia kenal di Jakarta, ia harap ia bisa ketemu teman yang baik.
Radar melangkah dengan langkah yang sedikit ragu, mengeluarkan secarik kertas kecil yang tersimpan di saku seragamnya bertuliskan,
X IPA 1
Kepalanya terus memutar, melihat dari atas, kanan, kiri seisi koridor untuk menemukan kelas IPA 1. Sampai suatu ketika, bel sekolah berbunyi.
Radar mendengus kesal, karena di hari pertamanya ia sudah terlambat masuk kelas.
"Lo cari siapa?" tanya seorang lelaki yang memakai tas ransel jansport hitam mendekati langkahnya ke arah Radar, sepertinya lelaki itu terlambat juga.
Kepala Radar yang tadinya tertunduk, menjadi menoleh ke depan. Lelaki itu lumayan tinggi, tingginya selisih 10cm lebih tinggi dari dirinya. Alisnya tebal dengan kumis tipisnya dan, menurut Radar, lelaki ini lumayan.
"Kelas X IPA-1 di mana, ya?" tanya Radar dengan raut wajah bingung. Menurutnya, bertemu lelaki ini adalah kesempatan baginya karena ia sangat bingung dengan gedung sekolah yang lumayan besar.
"Lo anak baru?" tanya lelaki itu mengangkat alis.
Radar merengguk, "Iya."
Seketika lelaki itu menarik tangan Radar, seperti menuntun Radar untuk mengikutinya. Lantas, hal itu membuat Radar bingung.
"Eh tunggu.. kamu mau bawa aku ke mana?" ucap Radar menghentikan langkahnya dan berusaha bersikap sopan, dengan memanggil aku kamu.
"Kelas lo di IPA 1 'kan? nah, itu kelas gue juga. Kita sekelas." jawab lelaki itu santai.
"Oh...," Radar merengguk mengerti, sampai matanya tertuju pada tangan lelaki itu yang masih menggemgam tangannya.
Menyadari lelaki itu menggemgam tangan Radar, lelaki itu melepas gemgamannya. Mustahil memang jika lelaki itu menggemgam tangan Radar padahal mereka belum saling kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCREDIBLE THINGS
Ficção Adolescente[Revisi setelah tamat] "Semua berubah semenjak aku bersamanya." -Radara Andaragita- "Aku cinta kamu, hanya tiga kata itu yang selalu ada dipikiranku untuk kamu. Aku akan mengutuk diriku sendiri jika aku menyakiti kamu." -Davin Anugerah- "Seandainya...