35. Need A Haze

179 24 10
                                    

INCREDIBLE THINGS

TEPAT sekali, Radar tiba di sekolah saat bel masuk berbunyi. Itupun, Radar berlari sekencang-kencangnya untuk sampai ke kelas.

Sesampainya di kelas, Radar mendapati warga kelas sedang sibuk berbaris. Sementara Findo, sedang berdiri tegap mempersiapkan diri untuk mengatur barisan. Untung saja, guru belum datang.

                         Ketika ia berbaris di belakang, perhatiannya teralih kepada Gibran dengan seragam olahraganya memperhatikannya dari jarak jauh sambil tersenyum. Hal itu membuat pipi Radar sedikit memerah, dan berusaha tidak melihat kearah Gibran juga.

Hanya berselang beberapa detik, setelah Radar terdiam sambil memainkan jari-jarinya, sosok itu tiba-tiba menghilang. Menghilang maksudnya, kembali mengikuti kegiatan pemanasan bersama teman sekelasnya. Termasuk Davin.

INCREDIBLE THINGS

Karin membuka pintu kelas perlahan, di sana sudah terlihat semua siswa kelas XII-6 sedang memperhatikan Bu Tari sedang menerangkan pelajaran. Yap, Karin terlambat sekarang.

Sebenarnya, ia lupa untuk mengetuk pintu. Tidak sopan memang, dengan langkah yang sedukit ragu. Karin menghampiri Bu Tari meskipun semua mata mengarah kepadanya sekarang.

"Maaf bu, saya telat."

"Kenapa kamu bisa terlambat?" tanya Bu Tari pelan.

"Tadi macet, bu. Di jalan."

"Oh..," Bu Tari mengangguk paham. "Yaudah, kamu duduk lagi sana. Lain kali, berangkat lebih pagi. Biar nggak macet di jalan."

Karin mengangguk. "Iya, bu makasih."

Untung saja, hari ini Karin terlambat ketika pelajaran Bu Tari, guru fisika khusus kelas XII. Bu Tari bisa di bilang, guru 'kalem' karena jarang sekali marah-marah kepada muridnya. Jika ada muridnya yang berbuat salah, mungkin Bu Tari hanya menegurnya, tidak memarahinya.

"Ra," panggil Karin sambil duduk lalu mengeluarkan buku cetak serta perlatan tulisnya. "ada PR, nggak?"

Aira menggeleng. "Nggak ada, Rin."

Karin menarik nafas lega. "Syukurlah." mata biru Karin yang terpapar sinar matahari pagi menatap lurus menghadap ke depan, tangannya menopang dagunya dan tatapannya termangu.

"Tapi ada yang lebih serem dari nggak ada PR, Rin.." pekik Aira pelan, dari nada bicaranya, tampak perempuan itu seperti ketakutan.

"Ada apaan?" Karin kembali menatap Aira yang berada di sebelahnya, lalu mengerutkan dahi.

Aira meneguk air ludahnya kasar. "Habis ini, hasil ulangan fisika kita minggu kemarin dibagiin. Gue takut, Rin."

Karin terkekeh, lalu memutar kedua bola matanya. "Yaelah, Ra. Sama adek kelas aja lo berani, giliran sama hasil ulangan takut lo." ledek Karin begitu saja, ia tahu persis karakter teman sebangkunya ini dari SMP.

" ledek Karin begitu saja, ia tahu persis karakter teman sebangkunya ini dari SMP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INCREDIBLE THINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang