"Saat seseorang pergi, kau akan menyadari kehadiran seseorang dalam hidupmu."
-(Strong Woman Do Bong-Soon)-
INCREDBLE THINGS
BUDAYAKAN VOMMENTS AND HAPPY READING!!
"KITA PUTUS," ucap Findo menarik nafas. "gue mau kalo kita pura-pura kaya gini terus."
Salma meneguk air ludahnya kasar tanpa menatap lelaki itu sebelum akhirnya perempuan itu mengangguk. "Iya, Fin. Makasih, lo udah jadiin gue cinta pertama lo. Walaupun hanya 'pura-pura'."
"Yang perlu lo inget," Findo berkata. "kalo dulu seandainya Radar nggak bilang sama gue kalo dia suka beneran sama Davin, gue nggak akan pacaran sama lo."
"Lo masih suka sama dia?" tanya Salma.
"Menurut lo?"
"Gue ngerti," Salma menarik nafas. "Lo nggak mau hibur dia dulu? dia kayanya butuh lo, Fin. Cuman lo orang yang enak dia ajak curhat."
Findo menarik nafas. "Seandainya gue nggak 'nyuri' dan baca the black diary-nya dia. Gue nggak akan berharap lebih sama dia sampe sekarang. Dan pura-pura pacaran sama lo kaya gini, bikin dia tambah sakit."
"Jangan nyalahin diri lo sendiri gitu," ucap Salma menepuk-nepuk pundak Findo. "udah bagus lo ngorbanin perasaan lo kaya gitu. Lo ngerelain dia bahagia sama Davin dengan pacaran sama gue, walaupun itu cuman pura-pura."
"Apa menurut lo, gue harus jujur sama dia?" ucap Findo dengan ragu.
Salma mengangguk lalu tersenyum penuh makna. "Lo harus ngomong jujur sama dia. Semuanya."
"Thanks ya, Sal. Lo memang baik banget, gue minta maaf kalo dari dulu gue selalu buat lo sakit hati dan nggak pernah ngasih lo kepastian." ucap Findo tersenyum sambil menatapi Radar dari kejauhan. Perempuan itu tampak masih termenung sembari menatapi Davin dari luar jendela ICU.
Sedangkan ibu Davin, Gita. Tampak duduk di kursi ruang tunggu, wanita itu tampak sedang menangis, tangsinya tampak terisak dan begitu memilukan.
"Lo masih belum jawab pertanyaan gue, Fin." Salma tersenyum menggoda. "Lo masih sayang, 'kan sama dia?"
Findo menarik nafas. "Kalo iya kenapa? menurut lo, kesannya gue mainin perasaan dia atau gimana sih, Sal?"
Salma mendesah. "Gue kan udah bilang sama lo, tujuan lo itu baik Fin. Lo pura-pura pacaran sama gue karena lo pengen Radar nguburin perasaan dia ke lo dalem-dalem, 'kan? gue tahu, lo cuman pengen dia bahagia."
Findo menganguk. "Ya, gue cuman pengen liat dia dan 'sodara' tiri gue bahagia."
Pandangan Findo kini mengarah kepada Fanny. Ah, apa pedulinya. Sekarang Findo berada disini, apa Fanny menyapanya? tidak sama sekali, apa Fanny sudah menganggap Findo seakan-akan tidak ada? entahlah, Findo tidak akan pernah tahu.
Tanpa semua orang tahu, setiap hari Findo selalu menginginkan orangtuanya untuk damai. Apalagi, Findo selalu bungkam jika membahas masa lalunya dengan ibunya. Ia tidak ingin terlalu banyak mengingatnya.
(Btw tentang masa lalu keluarga Findo udh author ceritain yaa hehe di part2 sebelumnya. Khusus buat readers yang lupa aja ttg masa lalu Findo dan ibunya. Btw, ngungkit2 dikit lah wkwkwk.)
Perlahan, kaki Findo melangkah mendekati Radar, lelaki itu lalu berniat ingin menepuk pundak Radar dan sedikit merangkulnya. Namun Findo tak berani.
"Dar," Findo hanya bisa menegur.
"Hm?" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INCREDIBLE THINGS
Teen Fiction[Revisi setelah tamat] "Semua berubah semenjak aku bersamanya." -Radara Andaragita- "Aku cinta kamu, hanya tiga kata itu yang selalu ada dipikiranku untuk kamu. Aku akan mengutuk diriku sendiri jika aku menyakiti kamu." -Davin Anugerah- "Seandainya...