32. Different Choice

173 23 10
                                    

Budayakan vote+comment😊
-author

INCREDIBLE THINGS

BEL pulang sekolah berbunyi, melihat lagit cuaca mendung mungkin sebentar lagi akan hujan. Langkahnya menderap sempurna melangkahi koridor, sampai suatu ketika takdir mempertemuinya dengan Davin tepat di koridor tersebut. Kebetulan sekali.

Davin berjalan melangkah berlawanan arah dengannya, entah apa yang ada di fikran
Radar, ia harus berbalik atau berjalan tanpa menegur Davin, ia tidak tahu.

Melihat langkah Davin yang semakin cepat melangkah kearahnya, tampak ingin ada yang dibicarakan Davin.

"Dar, aku mau ngomong." sahut Davin tiba-tiba. Hal itu membuat Radar bingung karena Davin memanggilnya dengan 'aku' 'kamu'.

"Ngomong apa?" jawabnya berpura-pura bingung.

"Karin bilang sama aku, dia bilang tadi pagi kamu makan di kantin berdua sama Gibran. Itu bener, 'kan?" tanya Davin serius kepada perempuan yang berada di hadapannya itu. Ternyata dugaan Radar benar, bahwa Davin akan menanyakan soal Gibran. "Tapi aku bilang sama Karin, kamu nggak mungkin ngelakuin hal yang 'berlebihan' kan?"


Radar mengangguk pelan, tanpa menatap mata lelaki yang berada dihadapannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Radar mengangguk pelan, tanpa menatap mata lelaki yang berada dihadapannya itu. "Iya, ternyata Karin itu baik banget ya. Ngasih tau kamu informasi menyakitkan kaya gini, tanpa kamu tau saking dia nggak mau ada sampah yang nyakitin kamu. Dia menginjak-injak sampah itu sampe hancur." ucap Radar sembari tersenyum lirih. "Intinya, dia sayang banget sama kamu sampe nggak tega kalo ada perempuan sampah yang nyakitin kamu."

"Sampah? maksud kamu, kamu diapain sama dia?" tanya Davin bingung. "Jadi, kamu kenapa tiba-tiba ke kantin sama Gibran?"

Radar menggeleng pelan. "Aku nggak ada waktu buat jelasin, besok aja, ya?"

Radar mendengus lalu melangkah menjauhi Davin, namun Davin menahan tangannya. Seakan-akan harus menerima jawaban dari kekasihnya itu.

Radar mendecih. "Aku nggak bisa jelasin sekarang, aku mau pulang."

Radar berusaha melepas tangannya, namun tangan Davin terus menahan tangannya.

"Aku nggak mau lepasin kamu sampe kamu bilang ke aku kamu diapain sama Karin dan kenapa kamu tiba-tiba bisa di kantin sama Gibran?"

"Tadi aku dihukum karena telat, dia tiba-tiba dateng buat bantuin aku. Dan pas udah selesai dihukum, tiba-tiba dia ngajak aku ke kantin, dia bilang dia mau traktir aku dengan alasan biar aku nggak di ceramahin guru di kelas. Eh, malah pas aku makan di kantin berdua sama Gibran malah dilabrak sama Karin dan dia kira gue selingkuh. Dan tamat..." jelasnya.

Tiga detik setelah Radar melontarkan kata-kata itu, tubuhnya langsung menghindar dari Davin dan berniat pergi menjauh.

"Dar," tegur Davin pelan sambil menyentuh pundak Radar.

INCREDIBLE THINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang