5

2.1K 82 9
                                    

geser kekanan. Itu lagunya pas buat Forlin yang lagi hujan-hujanan dan duduk dikursi taman (Sedihh)😢

Pagi itu Forlin berjalan keluar dari kamarnya. Hari itu adalah hari libur. Aditya yang sedang dimeja makan dengan Endah melihat Forlin yang ingin begabung dengan mereka."Tuan Putri udah bangun tan," Aditya menengok ke Arah Endah.
Endah tersenyum ke arah Aditya.
"Eh, sejak kapan lo disini." Forlin berpura-pura seakan ia tidak tahu bahwa Aditya berada dirumahnya sejak semalaman. "Semalem. Gue gedor-gedor kamar lo. Gue teriak- teriak nama lo tapi lo nggak keluar-keluar. Ngapain sih lo?."
Ujar Aditya sambil mengangkat Alisnya."Sorry gue ketiduran." Forlin mengangkat bahunya dan duduk di samping Endah.

"Pagi,ma." Forlin mencium pipi Endah.Endah tersenyum meskipun ia sudah tau apa yang sebenarnya Forlin sembunyikan."Gue nggak di cium nih?.

''Sambung Aditya."Gue nggak punya hak lagi." Forlin memandang Aditya dengan tatapan melotot.

Saat mata Forlin memandang ke arah Aditya, Aditya melihat mata lebam milik Forlin. Ia mematung dan tidak berkutip.
Ada yang nggak beres sama Forlin. Gue pengen tahu semuanya. Liat aja nanti lo sendiri yang bongkar rahasia lo sama gue,lin. Batin Aditya.

"Udah,jangan berdebat Makan dulu sarapanya." Seru Endah.

Aditya berdiri dan menghampiri Forlin. Ia kembali duduk di samping Forlin.
"itu mata kenapa?." Ia melihat ke arah mata Forlin. Sangat dekat sehingga Forlin bisa merasakan desahan nafas Aditya.

"Enggak.. nggak tau. Mungkin digigit semut." Elas Forlin.

"Mau dong jadi semutnya." Aditya menyenggol Forlin yang ada disampingnya.

"Apaansih." Forlin tersenyum.

"Kirain gue lo punya masalah lagi sama gue." Ujar Aditya sambil mengelus rambut Forlin.

"Enggak." Kata Forlin singkat.

"Oke, mama ada kerjaan mendadak. Kalian berdua mama tinggal ya." Endah berjalan meninggalkan mereka berdua.

"om Tio belum pulang ya?." Tanya Aditya.

" iya. Papa lagi ngurus kerjaan yang diluar negeri. Gue pengen banget tau ketemu sama om wijaya.kapan ya lo ajak gue kerumah lo lagi. Seakan-akan kita seperti orang musuhankarena lo nggak pernah lagi ajak gue main kerumah lo."
Forlin berdiri dan berjalan menuju dapur.

Aditya mengikutinya dari belakang.
"Maaf, gue lagi nggak punya waktu."

"Karena waktu yang sebenarnya buat gue udah pindah ke Serli. I know it."
Forlin meneguk air putih yang ia ambil barusan.

"Kalo emang semuanya ini karena Serli, maaf aja ya lin. Gue emang sahabat lo. Gue tau kita sahabatan dari kecil. Tapi please, Gue bukan robot yang selalu nurut sama majikanya, kabulin apa yang majikanya mau.sekalii aja lo kasi gue kebebasan. Waktu sama temen-temen gue, waktu sama cewek gue lo berantakin gitu aja. Seakan-akan lo nggak mau liat gue bahagia."Aditya mengeluarkan semua uneg-unegnya. dan Itu adalah kata-kata terpanjang yang Aditya katakan kepada Forlin.

Forlin masih tidak percaya bahwa Aditya saat itu mengatakan sesuatu yang membuat hatinya sakit. Kakinya lemas dan tidak bisa menopang tubuhnya lagi. Ia memegang meja dapur yang ada disampingnya.Ia masih tidak bisa menerima perkataan sahabatnya itu.
"Jadi lo milih Serli yang baru kenal sehari itu trus jadian dari pada gue yang dari kecil?.

"Oke," Ia merendahkan suaranya. Ia menahan air matanya dan berbalik membelakangi Aditya.

"Maaf gue egois." Suaranya bergetar.

Aditya yang sedang marah saat itu secepatnya pergi meninggalkan Forlin dan berjalan menuju Pintu utama.Ditempat lain Serli yang ada di Ruang tengah sedang memainkan Ponselnya. Ia ingin menghubungi Forlin karena ia dan Forlin mempunyai tugas kelompok.

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang