43

889 53 9
                                    

"Mau di tembak pas prom night,nggak?" Tanya Aditya sambil tersenyum.

Spontan Forlin membangunkan kepalanya yang bersender di tubuh Aditya. Awalnya Forlin tersenyun lebar. Namun kembali ke wajah datarnya. Ia berdecit. "Yang surprise dong, jangan di kasi tau kayak gini. Nggak seru!"

"Yaudah. Suatu saat nanti." Aditya tertawa kecil.

"Didit, kalau kita jadian, terus udah berkepala dua, kita nikah nggak?" Tanya Forlin sambil tertawa kecil.

Aditya tertawa. Ia memukul pelan kepala Forlin. "Jauh banget mikirnya. Jalani aja dulu. Kalo kita jodoh, yaaa~ pasti kita nikah."

"Seriusan?" Tanya Forlin sambil memekik.

"Kalau jodoh." Jawab datar Aditya. "Kalau enggak? Ya siapa tau jodoh lo si Feral?atau Rasya? Ruri?" Aditya tertawa ketika menyebut nama Ruri.

"Ruri nggak mungkin. Udah gue coret namanya. Rasya apalagi, nanti kalo dia jodoh gue, gimana jadinya anak-anak gue nanti. Nanti dia bikinin nama FB yang aneh-aneh lagi." Forlin cemberut.

"Lo inget nggak sih? Dulu pas kelas dua SMP dia ganti nama FB gue di handphone gue? Udah namanya alay banget lagi. Forlin Doremi Doraemon Dorayaki. Apaan itu." Forlin meringis.

Aditya tertawa. Ia ingat betul kasus itu. Mau tidak mau Rasya harus menerima hukuman dari Forlin. Hukumannya gendong Forlin dari taman tempat Forlin dan Aditya sering kunjungi sampai gerbang rumahnya . Beruntungnya tubuh Forlin kurus pada masa itu. Sekarang agak berisi.

"Jadi, besok ikut Prom Night?" Tanya Aditya di sela tawanya.

"Iya. Tapi jagain gue dari makhluk-makhluk yang terkutuk,ya."Forlin tersenyum.

"Maksudnya?"

"Orang-orang yang terkutuk hatinya. Orang jahat yang mau mencelakakan gue." Jelas Forlin. Aditya mengangguk antusias.

"Berduaan mulu." Samber Daniel yang baru datang. Ia duduk di sofa yang satunya lagi.

"Bertiga sekarang." Aditya mendengus.

"Baru bangun tuh,Dit. Udah jam dua siang padahal. Lo ngapain semalam?" Tanya Forlin sambil mengambil bantal sofa. Ia melemparkan bantal sofa ke arah Daniel. Daniel menangkapnya dengan sempurna.

"Romantis-romantisan sama cewek gue lah." Daniel membela dirinya yang mulai di interogasi.

"Lo nggak pulang kampung?" Tanya Aditya. Maksud Aditya itu Daniel nggak pulang ke New York?

Daniel terkekeh dengan bahasa Aditya. Memang, Aditya sengaja mengucapkan kalimat itu. "Lagi summer."

"Summer aja setahun biar libur setahun juga."

"Maunya sih gitu." Daniel tertawa.

Setelah berbincang-bincang ringan, ponsel Aditya berbunyi. Ia berdiri lalu menerima panggilan itu.

"Ya,Halo."

"...."

"Yaudah,gue kesana."

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang