33

1K 63 26
                                    

Maaf baru update yaa. Aku agak terlena sama Long Weekend ini..

____________________________________

"Feral aku mau nanya sesuatu." Ucapan Forlin menjadi pembukaan setelah satu jam berlalu di dalam mobil Feral tanpa mengobrol satu sama lain.

Feral menoleh ke arah Forlin sekilas lalu menatap jalan di depan lagi. "Oke."

"Tolong ceritakan tentang aku waktu aku belum kecelakaan,"

"Tentang yang mana? Persahabatan,kisah cinta, di sekolah, kan banyak." Senyum Feral.

"Kisah cinta aku."

Feral terdiam beberapa detik.Sorry lin, itu terlalu menyakitkan buat diri kamu sendiri. Ucap Feral dalam hati.

"Feral ayo ceritain."

Feral tersenyum. Mengambil tangan Forlin dengan tangan sebelah kirinya. Sedangkan tangan yang satunya menyetir. Feral meletakkan tangan Forlin di dekat dadanya.

Forlin merasakan detak jantung Feral yang sangat berdetak kencang.

"Forlin, please jangan tanya masa lalu kamu." Feral memohon.

Tentu saja ia tidak ingin Forlin lebih bersedih karena kisah cinta mengejar sahabatnya. Belum lagi ketika dirinya disakiti Ruri dan sepupunya.

"Feral, aku nggak mau pulang. Boleh aku nginep di apart kamu? Kalau aku pulang pasti Aditya nemuin aku di rumah." Forlin tampak bersedih.

"Iya, nanti aku bilang sama om Tio." Senyum Feral. Tangan Forlin masih ia genggam.

Mereka telah sampai di kamar apartemen Feral. Forlin masuk dan duduk di sofa. Sedangkan Feral menelepon Tio untuk meminta izin agar Forlin menginap di Apartemennya. Feral tersenyum ketika pria paruh baya di seberang sana mengizinkan putrinya untuk tinggal sementara di apartemennya. Pasalnya Tio dan Endah juga tidak bisa pulang ke rumah malam ini.

Feral duduk di samping Forlin. Mengusap kepala gadis itu. "Forlin, sana istirahat. Tidur di atas ranjang aku."

"Trus kamu tidur dimana?" Tanya Forlin.

"Gampang, nanti tidur di sofa." Senyum Feral.

Forlin tersenyum. Bersandar di pundak Feral. "Seharusnya pas aku bangun dari koma itu, aku nganggep kamu pacar aku aja. Kan enak kamu bahagia aku ikut bahagia."

Feral berdehem. "Ada-ada aja nih. Ngawurnya udah kelewat batas." Kekehnya.

Forlin memperbaiki posisi duduknya. "Ih, bukan ngawur tapi pengen aja gitu. Masalahnya, Didit sekarang udah gitu."

"Gitu kenapa?"

"Yaaa,gitu." Forlin terkekeh.

Di sela obrolan singkat itu ponsel Feral berdering. Seseorang meneleponnya dan terlihat disana ada nama Aditya. Feral menatap layar ponselnya sekilas.

"Halo,Feral."

"Ya."

"Forlin kabur dari rumah. Gue butuh bantuan lo buat nyariin dia. Bisa nggak?" Tanya Aditya. Terdengar ada suara kecemasan disana.

Feral diam sejenak.

"Halo, Feral. Lo masih disana?" Tanya Aditya yang beberapa detik tidak mendapatkan jawaban.

"Uhm, Forlin ada di Apart gue."

"Seriusan?"

"Iya."

"Yaudah gue kasitu sekarang."

Telepon terputus. Forlin menatap mata Feral sambil tersenyum. "Dari siapa?"

CINTA DIAM-DIAM TERLUKA DIAM-DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang